Tradisi Mekotek merupakan adat istiadat secara turun temurun dari umat Hindu di Bali yang terus dilestarikan hingga saat ini.
Seperti diketahui, Bali memang memiliki banyak daya tarik yang tak hanya sekedar tempat rekreasi dan objek wisata yang sangat indah, tapi juga memiliki tradisi unik yang memang warisan jaman dulu.
Banyak atraksi wisata yang justru diminati oleh wisatawan, seperti tradisi Nyepi, ngaben, upacara Melasti dan juga Mekotek.
Mekotek merupakan simbol kemenangan. Upacara ini juga sebagai upaya untuk menolak bala yang pernah menimpa desa puluhan tahun yang lalu.
Buat Parents yang belum mengetahui tradisi Mekotek, asal usul, sejarah, tata cara hingga maknanya, mari ketahui lewat artikel berikut!
Mengenal Lebih Dalam Tradisi Mekotek
Asal Mula Tradisi Mekotek
Asal Mula Mekotek (1001 Indonesia)
Tradisi Mekotek merupakan tradisi upacara yang dilakukan umat Hindu di Bali. Mekotek berasal dari kata tek tek dari bunyi kayu yang beradu satu sama lain dan menimbulkan bunyi tek tek.
Upacara Mekotek dilakukan masyarakat Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Mekotek merupakan adat istiadat secara turun temurun yang terus dilestarikan hingga saat ini.
Jika Parents sedang berkunjung ke Pulau Dewata, maka bisa mampir untuk menikmati tradisi Mekotek ini.
Artikel terkait: Metatah, Tradisi Jelang Dewasa Masyarakat Bali dengan Potong Gigi
Sejarah Tradisi Mekotek
Sejarah Mekotek (RRI.co.id)
Mekotek awalnya dilakukan untuk menyambut prajurit Kerajaan Mengwi yang telah memenangkan pertempuran saat melawan Kerajaan Blambangan di Jawa. Namun pada masa pemerintahan Belanda tahun 1915, Mekotek pernah dihentikan. Hal ini karena, Belanda sempat khawatir kalau terjadi pemberontakan.
Dalam menggelar upacara Mekotek, melibatkan banyak orang dengan membawa besi maupun kayu. Suatu ketika terjadi wabah penyakit, Mekotek yang sempat dihentikan dilakukan kembali dengan tujuan sebagai tolak bala.
Pada zaman dahulu, Mekotek dilaksanakan dengan menggunakan besi untuk membakar semangat juang ke medan perang atau dari medan perang.
Artikel terkait: Mengenal Ngaben, Upacara Kematian Adat Bali yang Penuh Makna Filosofis
Tata Cara
Tata Cara Mekotek (Kintamani.id)
Tradisi Mekotek merupakan warisan Bali kuno ini dikenal juga dengan Gerebek Mekotek. Tradisi ini digelar setiap 6 bulan sekali dalam kalender Hindu atau setiap 210 hari sekali berdasarkan kalender Hindu pada Sabtu Kliwon. Tepatnya saat perayaan hari raya Kuningan atau 10 hari setelah Hari Raya Galungan.
Selama pelaksanaan upacara ini, peserta wajib mengenakan pakaian adat madya, yaitu menggunakan kancut dan udeng batik. Para peserta akan berkumpul di Pura Dalem Munggu untuk melaksanakan sembahyang serta ucapan terima kasih atas hasil perkebunan.
Selesai proses sembahyang, peserta akan melakukan pawai menuju sumber air di kampung Munggu. Pawai ini diikuti oleh 2.000 peserta yang merupakan penduduk Munggu yang terdiri dari 15 banjar yang berusia 12 sampai 60 tahun.
Pada saat pawai berlangsung, para peserta akan dibagi menjadi beberapa kelompok, yang terdiri dari 50 orang. Lalu di setiap pertigaan yang dilewati kelompok tersebut, masing-masing kelompok akan membuat bentuk segitiga dengan menggabungkan kayu-kayu membentuk kerucut. Lalu, para peserta akan berputar dan berjingkrak dengan iringan gamelan.
Artikel terkait: 10 Alat Musik Khas Bali, Warisan Budaya Pulau Dewata
Makna Tradisi
(Balipost)
Mekotek memiliki berbagai macam makna yaitu sebagai bentuk penghormatan pahlawan, menolak bala, dan pemersatu warga. Makna pertama yaitu sebagai penghormatan atas jasa para pahlawan. Hal ini karena tradisi tersebut merupakan peringatan kemenangan perang Kerajaan Mengwi dalam hal perluasan wilayah pada saat jaman dahulu.
Makna kedua yaitu sebagai bentuk untuk menolak bala dan memberi keselamatan, serta kesuburan atau kemakmuran untuk sektor pertanian di Desa Adat Munggu. Makna terakhir yaitu sebagai pemersatu warga, terutama pemuda.
Hal ini disebabkan hanya dengan melaksanakannya, para pemuda akan berkegiatan positif dan menjauhi segala macam kegiatan negatif seperti narkoba, minuman keras, dan ugal-ugalan.
***
Itulah informasi mengenai tradisi Mekotek, semoga bermanfaat.
Baca juga:
Kenali Fungsi dan Filosofinya, Ini 9 Jenis Rumah Adat Bali
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.