“Bingung, deh, anak saya maunya itu apa! Les musik, cepat bosan. Minat di olahraga juga tidak ada. Apa iya, saya harus melakukan tes minat dan bakat anak?” tanya Rania, ibu dua dari Diendra, 11 tahun.
Keresahan yang dirasakan Rania, mungkin akan dirasakan Parents lainnya. Dalam mendidik dan membesarkan anak, memang idealnya orangtua bisa memberikan kesempatan dan memberikan fasilitas untuk mendukung tumbuh kembang dan minat anak.
Harapannya, anak pun bisa mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan dalam hidup sesuai dengan minat dan bakatnya. Sayang, harapan memang sering kali tidak berbanding lurus dengan kenyataan.
Ada kalanya, saat segala upaya telah dilakukan, anak justru tidak memperlihatkan ketertarikan. Kondisi inilah yang kemudian memunculkan pertanyaan seberapa penting mengetahi minat dan bakat anak untuk mendukung masa depannya?
Diana Lie, M.Psi., Psikolog yang hadir sebagai pembicara dalam acara Media Gathering “Peluncuran Tes Minat Bakat AJT Untuk Membantu Penjurusan Siswa Indonesia” di Hotel Mercure Gatot Subroto pada Rabu, (5/2) membahas secara gamblang pentingnya mengenali minat dan bakat anak sejak dini.
Seberapa penting peran orangtua mengetahui minat dan bakat anak?
Hasil penelitian Indonesia Career Center Network (ICCN) pada 2017 menunjukkan fakta yang cukup mengejutkan. Sebanyak 87% mahasiswa di Indonesia mengambil studi pendidikan yang tidak sesuai dengan minatnya.
Menurut Abi Jabar, CTO dan Direktur R&D PT Melintas Cakrawala Indonesia menuturkan hal ini disebabkan beberapa faktor. Salah satunya, ambisi orangtua akan profesi tertentu membuat anak terpaksa mengesampingkan bakat terpendamnya.
“Hal ini akan membuat minat dan bakat tidak tersalurkan dengan optimal. Bisa juga anak menjadi apatis dan menganggap, ‘tidak apa-apa aku mengambil jurusan ini. Toh nanti saat bekerja, aku punya kesempatan lebih untuk mengeksplorasi apa yang aku mau’,” jelasnya.
Senada dengan Abi Jabar, Diana selaku psikolog menjelaskan pentingnya menyadari bakat dan minat anak sejak awal bahkan mengikuti tes minat dan bakat anak.
“Saat memasuki jenjang pendidikan, kala itu anak sering merasa bingung kelak akan menjadi apa nantinya. Selama ini, anak hanya dapat gambaran profesi hanya seputar dokter dan insinyur. Padahal, masih banyak pekerjaan lain yang menjanjikan.”
Menurutnya, dengan melakukan tes minat dan bakat anak setidaknya akan memberikan gambaran pada anak terkait kepribadiannya. Termasuk memperlihatkan minatnya.
“Jika dirangkum dengan kapasitas anak terkait bidang tertentu akan sangat membantu pengambilan keputusan yang matang saat anak mulai besar”, urai Diana.
Lebih luas lagi, mengikuti tes minat dan bakat bukan berarti anak belum memiliki pendirian untuk menentukan masa depan. Tes seperti ini berpengaruh kala anak memasuki dunia kerja. Effort anak akan semakin optimal dalam mengembangkan diri pada bidangnya.
Dongkrak bakat dan minat anak, PT Melintas Cakrawala Indonesia Luncurkan Tes Bakat Minat AJT
Dalam acara yang sama, Ari Kunwidodo selaku CEO PT Melintas Cakrawala Indonesia mengungkap fakta lain terkait pendidikan Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia, pada tahun ajaran 2018/2019, jumlah siswa SMP di Indonesia sebanyak 9,981,216 dan siswa SMA sebanyak 4,845,068.
Alangkah baiknya jika jumlah siswa yang cukup besar ini bisa mengikuti tes minat dan bakat terlebi dulu sebelum melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dengan demikian akan memperbesar peluang keberhasilan pendidikan dan mengurangi dampak salah pilih jurusan.
Berkaca dari fakta inilah yang mendorong PT Melintas Cakrawala Indonesia, perusahaan yang didirikan untuk meningkatkan pengalaman belajar dan memberdayakan potensi pelajar secara resmi meluncurkan Tes Bakat Minat AJT.
Tes bakat minat ini merupakan rangkaian tes dan analisa yang menggambarkan kemampuan kognitif, karakteristik minat serta kepribadian siswa terhadap suatu bidang atau jurusan tertentu.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui pilihan bidang studi atau jurusan bagi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang akan melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sederajat, maupun siswa SMA yang akan melanjutkan pendidikannya ke bangku universitas sesuai minat dan potensi yang dimiliki.
Tes ini akan menguji kapasitas kemampuan kognitif anak dilihat dari kemampuan verbal, logika berpikir, dan daya ingat anak. Sementara itu, tes minat akan mengukur kecenderungan atau minat anak pada suatu hal yang erat kaitannya dengan kepribadian anak.
Selain itu. hasil tes ini dilengkapi dengan strategi belajar yang direkomendasikan untuk anak, kesesuaian minat dengan kepribadian, rekomednasi jurusan atau profesi yang cocok untuk anak nantinya, bahkan alternatif yang akan membantu anak menentukan keputusan.
“Tes bakat ini relatif permanen, kalau berubah hanya akan bergeser sedikit saja. Kalau minat itu bisa berubah seiring proses dan berjalannya waktu,” ungkap Ari mengenai durasi keabsahan tes tersebut.
Bagaimana, Parents berniat untuk melakukan tes minat dan bakat anak ini?
Baca juga :
Pola asuh organik efektif jauhi anak dari gadget, begini cara memulainya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.