Sebuah Sekolah Dasar di Philadelphia membagikan kisah mengharukan tentang siswa kelas tiga mereka di Facebook. Kelas ini mengajarkan kita semua pelajaran tentang kemurahan hati dan rasa setia kawan.
Ketika rumah Hunt Daniel, siswa kelas tiga di Philadelphia, terbakar, dia kehilangan segalanya – jadi guru dan teman sekelasnya merencanakan untuk mengumpulkan mainan tanpa sepengetahuan Daniel.
Kasih sayang mendorong anak-anak ini berbagi mainan kepada teman yang terkena musibah
“Anak-anak tidak sabar untuk melakukan ini buat Hunt,” kata penasihat Sekolah Dasar Philadelphia Kelly Jones kepada media Today.
“Sungguh menakjubkan menyaksikan kegembiraan anak-anak kelas tiga ini ketika menyusupkan mainan (tanpa sepengetahuan Daniel).”
Pada 21 September 2019, rumah keluarga Daniel mengalami kebakaran, sehingga ia kehilangan semua pakaian, mainan, bahkan alat tulis. Daniel selamat, namun ia kehilangan semua benda berharga.
Seminggu setelah kebakaran, ia masuk sekolah dan teman-temannya dengan senang hati berbagi alat tulis, dan memastikan Daniel ikut bermain ketika jam istirahat agar tak larut dalam kesedihan akibat musibah yang menimpa keluarganya.
Satu hal yang tidak mereka lakukan: menumpahkan semua mainan yang mereka siapkan untuknya.
“Mereka menyimpan rahasia terbaik,” kata Jones.
Pada hari Jumat, anak-anak kelas tiga bersemangat menunggu Daniel memasuki kelas kemudian berteriak “Kejutan!”
Daniel terkejut dan tidak mampu berkata-kata. Ketika dia akhirnya bisa bicara, dia meminta pelukan dari teman-temannya.
“Aku menyukainya! Semuanya ayo ke sini,” katanya sambil membuka tangan lebar-lebar.
“Semua orang dewasa dan bahkan beberapa siswa yang berada di ruangan menitikkan air mata demi menyaksikan ini,” kata Jones.
Hadiah mainan yang dikumpulkan teman-teman Daniel cukup banyak, hingga memenuhi empat meja bahkan sampai lantai di bawah. Ada mobil-mobilan, pikachu, bahkan bola baseball.
Dalam perjalanan pulang, Daniel dipenuhi dengan kebahagiaan, mengatakan kepada neneknya, Marsha Hunt, “Aku sangat bahagia.”
“Dia sudah melihat semua mainannya, besar dan kecil, dan dia menyukai semuanya. Terima kasih banyak,” tulis Marsha di Facebook.
“Saya merasa sangat diberkati telah menyaksikan cinta murni dan pemberian dari hati para siswa kelas tiga di sekolah saya,” kata Jones.
Video mengharukan tentang rasa setia kawan anak-anak SD kepada temannya yang terkena musibah
Pentingnya menanamkan rasa setia kawan pada anak sejak dini
1. Mulailah dengan harga diri anak
Sahabat terbaik adalah orang-orang yang sudah percaya diri, tidak mencari orang lain untuk mengisi kekosongan batin. Dengan menumbuhkan rasa harga diri dan kepercayaan diri pada anak (memuji kerja keras dan keberhasilan mereka, dll.), Parents akan mempersiapkan mereka untuk menjadi teman yang baik bagi orang lain.
2. Berikan contoh perilaku persahabatan yang baik dan rasa setia kawan seperti apa
Anak-anak mengamati semua yang kita lakukan. Jadi jika mereka melihat dan mendengar Parents sedang bersama teman-teman, pastikan Parents menunjukkan sikap yang positif dan suportif terhadap teman. Mereka cenderung akan melakukan hal yang sama. Seperti yang dilakukan oleh teman-teman Daniel.
3. Fokus pada karakteristik persahabatan yang baik
Kejujuran, kepercayaan, empati, dan menjadi pendengar yang baik adalah sifat-sifat penting dalam persahabatan. Mungkin hal-hal tersebut sudah Parents bicarakan dengan anak.
Teruskan pelajaran itu di rumah untuk memastikan mereka bersikap demikian dalam interaksi mereka dengan seluruh dunia.
4. Bicaralah dengan mereka tentang bakat istimewa mereka sendiri dan bagaimana mengenali bakat unik orang lain
Tentu saja, teman tidak harus sama persis, tetapi penting untuk memiliki beberapa kesamaan sambil menghormati perbedaan masing-masing. Dengan berbicara pada anak tentang selera humor, kecerdasan, atau perhatian mereka yang luar biasa, dia akan lebih cenderung menghargai dan mencari sifat-sifat itu pada orang lain.
Pada saat yang sama, ajari anak untuk menghargai orang lain karena keistimewaan yang mereka miliki.
Misalnya, “Kamu sangat hebat dalam bermain sepak bola, dan Maddie suka menari. Karena kalian berdua adalah penolong yang baik, mungkin kalian bisa saling membantu belajar tentang kegiatan favorit.”
5. Ajari cara memperlakukan orang lain
Ajari anak-anak supaya memperlakukan orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan. Sebaliknya, ajari mereka untuk mengenali ketika seorang teman tidak memperlakukan mereka sebaik mereka memperlakukan teman itu.
6. Bicara tentang espektasi dalam pertemanan
Salah satu pelajaran terbesar yang diajarkan ibu saya ketika saya masih kecil adalah bahwa saya harus menghargai teman-teman saya atas apa yang dapat mereka berikan, tanpa berharap lebih.
Mungkin satu teman adalah mitra yang hebat untuk bermain boneka, sementara teman lainnya suka membuat kerajinan, dan yang lain sangat menyenangkan di taman. Teman-teman kita tidak harus menjadi segalanya bagi kita, dan itu sebenarnya bagus.
7. Cari tahu apa itu teman yang buruk dan apa yang dia lakukan
Bicaralah dengan anak tentang apa yang mungkin dilakukan oleh teman buruk. Misalnya, tidak mendengarkan, tidak pernah mengajak bermain bersama, mengabaikan atau mengolok-olok orang lain. Selain itu, ajarkan anak untuk tidak melakukan hal-hal itu dan tidak mentolerir perilaku seperti itu.
8. Ajarkan resolusi konflik untuk memelihara rasa setia kawan
Teman tidak selalu sependapat atau rukun, itulah sebabnya penting mengajarkan anak tentang cara berbaikan setelah pertengkaran atau beradu argumen.
Menerima tanggung jawab atas kesalahan kita sendiri, meminta maaf, dan bergerak maju ke arah yang positif adalah keterampilan utama untuk persahabatan dan hubungan secara umum.
9. Diskusi tentang popularitas versus kualitas persahabatan
Khusus untuk anak-anak yang lebih besar, memiliki teman bisa lebih tentang popularitas daripada menciptakan ikatan mendalam yang sebenarnya. Jelaskan perbedaannya dan mengapa pertemanan yang tulus jauh lebih berharga.
***
Semoga apa yang dilakukan teman-teman Daniel bisa menginspirasi anak-anak lain untuk peduli pada teman yang terkena musibah.
Baca juga:
Mengenal Teknik Komunikasi 'I Message' untuk Cegah Konflik dalam Keluarga
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.