Anda pasti pernah dengar istilah tes huruf tokek, bukan? Meski nama populernya ‘huruf tokek’, sebenarnya tes ini disebut tes Ishihara, sebuah metode yang digunakan untuk mendeteksi kelainan buta warna.
Jika mendaftar sekolah atau pekerjaan tertentu, Anda mungkin diminta untuk melakukan tes Ishihara untuk memastikan Anda tidak buta warna.
Sejarah Tes Ishihara
Sumber: Wikipedia
Dari namanya, pasti bisa ditebak, kan, kalau penemu tes ini adalah orang Jepang? Yup, benar sekali. Tes Ishihara ditemukan oleh dr. Shinobu Ishihara pada tahun 1917. Wah, sudah lama sekali, ya? Hebatnya, tes Ishihara masih relevan dan banyak digunakan saat ini, lebih dari seratus tahun setelah penemuannya.
Dr. Shinobu Ishihara lahir pada tahun 1879 di Tokyo. Ia adalah seorang dokter mata yang sempat belajar di Eropa pada saat Perang Dunia I meletus. Di tengah tugas militernya, dr. Ishihara diminta mengembangkan tes buta warna yang akurat. Dari situ lahirlah tes Ishihara.
Artikel Terkait: Seorang Perempuan Tak Sengaja Menelan Alat Tes SWAB saat Lakukan Tes Mandiri
Piringan Ishihara
Sumber: Unsplash
Saat melakukan tes Ishihara, subjek yang dites melihat piringan-piringan Ishihara yang berbentuk lingkaran, di dalamnya terdapat titik-titik berbagai ukuran dengan warna berbeda. Perbedaan warna dan titik-titik ini membentuk angka atau bentuk tertentu.
Bagi Anda yang tidak memiliki kelainan buta warna, mudah untuk membaca angka atau sil pada piringan Ishihara. Namun, jika Anda menderita kelainan buta warna merah-hijau, angka dan simbol tersebut sulit atau justru tak terbaca sama sekali.
Piringan Ishihara memang sengaja didesain untuk mendeteksi buta warna merah-hijau.
Tes lengkap Ishihara terdiri dari 38 piringan. Tapi, biasanya, tak perlu melihat 38 piringan, buta warna bisa langsung terdeteksi karena subjek tidak dapat membaca piringan-piringan yang ditunjukkan di awal.
Selain itu, ada juga tes Ishihara yang terdiri dari 14 atau 24 piringan tes. Beberapa piringan juga lebih sulit. Anda harus menggambar atau memvisualisasikan garis pada piringan, jadi tak semudah membaca angka.
Jenis-Jenis Piringan Ishihara
Sumber: Unsplash
Ada enam jenis piringan Ishihara. Pertama, piringan demonstrasi. Piringan demonstrasi sangat mudah, sehingga bisa dibaca oleh siapapun, buta warna atau tidak. Piringan demonstrasi tidak dimasukkan skor final untuk diagnosis buta warna.
Kedua, piringan transformasi. Orang dengan kelainan warna akan melihat simbol yang berbeda dengan orang bermata normal.
Ketiga, piringan vanish. Hanya orang dengan penglihatan warna normal yang dapat membaca nomor atau simbol pada piringan ini. Seperti namanya, ‘vanish’ (menghilang), bagi orang dengan kelainan, maka seolah-olah tidak ada simbol atau angka pada piringan tersebut.
Keempat, piringan angka tersembunyi. Orang dengan kelainan warna akan melihat angka pada piringan. Padahal, orang yang penglihatan warnanya normal tidak.
Kelima, piringan diagnostik. Piringan ini didesain untuk mendeteksi buta warna jenis apa yang diderita, dan separah apa kelainannya. Ada dua jenis buta warna yang dapat didiagnosis piringan ini, yaitu protanopia dan deuteranopia.
Keenam, piringan pelacak. Pada piringan ini, subjek tidak diminta membaca nomor atau simbol, melainkan diminta untuk menggambar garis sesuai pola pada piringan.
Artikel Terkait: Cek! Ternyata Ini yang Menyebabkan Seseorang Alami Buta Warna
Apa itu protanopia dan deuteranopia?
Keduanya adalah jenis buta warna merah-hijau. Penderita protanopia kesulitan melihat atau mendeteksi warna merah. Sebaliknya, penderita deuteranopia kesulitan melihat atau mendeteksi warna hijau
Perlukah Melakukan Tes Ishihara?
Sumber: Unsplash
Tahukah Anda, mayoritas penderita kelainan buta warna tidak tahu jika mereka buta warna? Umumnya, mereka baru tahu bahwa mereka buta warna saat melakukan tes Ishihara. Itu pun biasanya karena diharuskan sebagai syarat pendidikan atau pekerjaan tertentu.
Sebenarnya, perlu tidaknya melakukan tes buta warna tergantung pada Anda sendiri. Namun, sebaiknya Anda melakukan tes Ishihara setidaknya sekali dalam hidup Anda.
Artikel Terkait: Sebelum Terlambat, Yuk Kenali Jenis Buta Warna pada Anak
Lalu, Bagaimana kalau Hasilnya Ternyata Anda Buta Warna?
Sumber: Unsplash
Tenang, tidak perlu khawatir. Pada umumnya, buta warna bukanlah kelainan medis yang dianggap parah. Artinya, kebanyakan orang tidak terganggu kehidupannya karena buta warna.
Buktinya, orang yang buta warna bisa hidup bertahun-tahun tanpa mengalami masalah serius akibat kelainan penglihatan warnanya.
Namun, pada keadaan tertentu, kelainan buta warna bisa mengganggu atau bahkan bahaya. Misalnya, seorang yang buta warna akan kesulitan memilih pakaian atau warna lipstik yang tepat.
Orang buta warna juga tidak bisa menjalani beberapa profesi seperti pilot atau electric engineer karena berbahaya untuk keamanan.
***
Baca Juga:
Penyakit Buta Warna Sering Tidak Disadari, Ini 6 Tes untuk Memastikannya
Lidah Bengkak dan Berubah Warna, Kenali Gejala dan Pengobatan Glositis
Anak Usia 10 Tahun ini Ajari Ibunya yang Buta Huruf dan Berprofesi Pemulung untuk Membaca
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.