Buta warna ternyata memiliki banyak jenis dan bisa menyerang anak-anak. Sebenarnya, buta warna adalah gangguan penglihatan yang bisa terjadi pada siapa saja, termasuk kepada anak-anak. Meskipun sering dianggap sebagai kondisi yang tidak serius, tetapi buta warna bisa membuat pengidapnya kesulitan melakukan aktivitas harian.
Kasus buta warna pada anak-anak sering kali ditemukan sangat terlambat. Padahal stimulasi warna kepada anak-anak sangat perlu diberikan sedini mungkin. Cara termudah untuk deteksi dini buta warna pada anak adalah mengamati kemampuannya saat membedakan warna lampu lalu lintas.
Apa Penyebab Buta Warna pada Anak?
Mata seorang pengidap buta warna tidak dapat mengenali dan membedakan warna seperti mata normal, karena adanya gangguan pigmen dalam reseptor penglihatan mata, yaitu sel kerucut di mata. Selain karena terjadi gangguan pigmen dalam reseptor penglihatan, buta warna pada anak dapat terjadi oleh beberapa faktor berikut ini.
1. Faktor genetik
Kondisi buta warna yang terjadi karena faktor genetik biasanya adalah warisan dari orangtua. Hal itu berkaitan dengan kondisi kromosom X, artinya laki-laki yang memiliki riwayat buta warna tidak akan menurunkan kondisi tersebut, kecuali pasangannya juga memiliki gen buta warna.
Peluang anak buta warna semakin tinggi, karena ibu atau wanita lebih berperan dalam proses penurunan gen ke anak. Hal itu yang menyebabkan anak laki-laki cenderung lebih berisiko mengidap buta warna dibandingkan anak perempuan.
Artikel terkait: Kenali Ciri-ciri Anak Mengalami Gangguan Sensorik Berikut Ini!
2. Kondisi medis
Buta warna bisa terjadi karena kondisi medis tertentu yang dialami anak, misalnya parkinson, diabetes, kanker darah atau yang biasa disebut leukemia, hingga anemia sel sabit.
Untuk mengetahui lebih lanjut, sebaiknya orangtua segera membawa anak untuk melakukan pemeriksaan. Buta warna yang terjadi karena penyakit yang tidak ditangani segera, bisa berdampak negatif.
3. Efek samping obat
Ternyata efek samping dari obat-obatan tertentu menjadi salah satu faktor penyebab buta warna. Namun jangan khawatir, Parents. Buta warna karena konsumsi obat biasanya akan sembuh setelah pengobatan dihentikan.
Apa Saja Jenis Buta Warna pada Si Kecil yang Perlu Diketahui?
Sekitar 1%-5% anak di usia prasekolah dan 25% anak usia sekolah, mengalami gangguan pada penglihatannya. Artinya, gangguan mata bukanlah monopoli orang dewasa atau lansia saja. Di samping itu, risiko gangguan mata pada anak ini juga akan meningkat ketika ada anggota keluarga yang memiliki masalah penglihatan.
Buta warna bukan hanya sekadar hitam dan putih semata saja, Parents. Bagi seseorang yang mengalami buta warna, mereka tidak bisa melihat atau akan sulit membedakan warna-warna seperti ungu, kuning yang terlihat kehijauan atau merah yang terlihat kuning kecoklatan.
Dilansir dari laman Alodokter, berikut ini adalah beberapa jenis buta warna berdasarkan jenis kelainan sel kerucut dan jenis sel kerucut yang terlibat.
Artikel terkait: Tampak sepele tapi hal ini bisa menandakan gejala buta warna pada anak, Parents sudah tahu?
1. Buta warna hijau-merah
Buta warna hijau merah adalah jenis buta warna yang paling sering ditemukan. Kondisi buta warna jenis ini disebabkan oleh hilangnya atau keterbatasan fungsi dari sel kerucut merah (protan) atau hijau (deutran). Ada beberapa jenis buta warna hijau, yaitu:
- Protanomaly : fotopigmen merah sel kerucut abnormal. Warna merah, jingga, dan kuning terlihat lebih hijau.
- Protanopia : fotopigmen merah sel kerucut tidak berfungsi total. Warna merah akan terlihat sebagai hitam, sedangkan warna seperti jingga, kuning, dan hijau tampak seperti kuning.
- Deuteranomaly : fotopigmen hijau sel kerucut abnormal. Warna hijau dan kuning tampak lebih merah, dan sulit membedakan warna ungu dan biru.
- Deuteranopia : fotopigmen hijau sel kerucut tidak berfungsi total. Warna merah terlihat kuning kecoklatan dan warna hijau sebagai cokelat pucat.
2. Buta warna biru-kuning
Jenis buta warna biru kuning lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan jenis yang pertama. Buta warna biru kuning disebabkan fotopigmen biru (tritan) tidak berfungsi atau hanya berfungsi sebagian. Ada 2 jenis buta warna biru kuning, yaitu:
- Tritanomaly : fungsi sel kerucut biru terbatas. Warna biru tampak lebih hijau dan sulit membedakan antara kuning dan merah dengan warna merah muda.
- Tritanopia : jumlah sel kerucut biru terbatas atau kurang. Warna biru tampak hijau dan kuning tampak seperti ungu.
3. Buta warna total
Jenis buta warna total atau monochromacy membuat pasien sama sekali tidak bisa melihat warna dan ketajaman penglihatan mereka juga dapat terpengaruh. Jenis buta warna total ada dua, yakni:
Monokromasi kerucut terjadi akibat kegagalan fungsi dari 2 jenis sel kerucut. Setidaknya, untuk dapat melihat diperlukan minimal 2 jenis sel kerucut agar otak dapat membandingkan 2 macam sinyal yang berbeda. Jika hanya 1 jenis sel kerucut yang bekerja maka proses pembandingan tersebut tidak berjalan sehingga warna tidak terlihat.
Pada monokromasi batang, tidak terdapat sel kerucut sama sekali dan hanya terdapat sel batang yang bekerja, sehingga dunia benar-benar terlihat sebagai hitam putih dan abu-abu.
Demikianlah informasi tentang jenis buta warna pada anak-anak. Penting sekali melakukan deteksi dini untuk memeriksa apakah buah hati mengidap buta warna atau tidak.
Baca juga:
Hindari Kerusakan Mata Anak Sejak Dini, Ikuti 6 Tips Kesehatan Mata Berikut
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.