Sebabkan Susah Hamil, Apa Itu Gangguan Kesuburan Teratozoospermia pada Laki-laki?

Jangan dulu khawatir! Laki-laki dengan teratozoospermia tetap bisa memiliki keturunan, lho!

Parents, perlu dipahami bahwa gangguan kesuburan atau infertilitas bukan hanya menjadi masalah perempuan. Pada kasus tertentu, kesulitan untuk hamil dapat berasal dari pihak suami atau laki-laki. Seperti kondisi teratozoospermia yang terjadi pada laki-laki, misalnya. 

Jika dilihat secara statisitik, baik laki-laki maupun perempuan, masing-masing menyumbangkan 33 persen kasus infertilitas. Sedangkan sisanya, merupakan faktor kombinasi.

Nah, pada laki-laki, infertilitas berhubungan dengan kualitas sperma yang buruk. Kualitas sperma tidak hanya masalah jumlah, tetapi juga bentuk (morfologi) dan pergerakannya. Pada kasus teratozoospermia, sperma memiliki bentuk yang tidak normal. Kelainan bisa terjadi pada bagian kepala, bagian tengah, dan/atau ekor. 

Artikel terkait: Hati-hati! 5 Aktivitas ini bisa memicu masalah kesuburan

Apa itu Teratozoospermia?

Untuk bisa disebut berbentuk normal, sperma harus memenuhi kritera berikut: 

  • Bentuk kepala oval dengan panjang 5-6 mikron (mikrometer) dan diameter antara 2,5-3,5 mikron.
  • Tutup (cap) kepala sperma bersih dan tampak jelas
  • Tidak ada tetesan cairan di kepala
  • Leher dan bagian tengah tampak wajar dengan satu ekor, panjang sekitar 50 mikron

Sperma dengan bentuk abnormal mungkin memiliki kepala yang bulat, berbentuk aneh,  lebih dari satu kepala, atau lebih dari satu ekor. Bentuk sperma ini dapat diketahui dengan melakukan analisis sperma. 

Pengambilan sampel untuk analisis sperma dilakukan setelah berhenti masturbasi atau berhubungan intim selama 2-7 hari. Bila hasil analisis pertama hasilnya abnormal, diperlukan analisis kedua yang berselang dua minggu kemudian untuk mengonfirmasinya. 

Menurut kriteria Kruger, untuk dapat membuahi sel telur harus ada sedikitnya 4 persen sperma dengan bentuk yang normal dari total sampel yang dianalisis. Sampel dengan 4-15 persen sperma dengan bentuk yang normal menunjukkan teratozoospermia sedang. Sedangkan sampel dengan kurang dari 4 persen sperma dengan bentuk yang normal menunjukkan teratozoospermia berat.

Bentuk sperma sangat menentukan kemampuannya untuk bergerak atau berenang. Sperma yang bentuknya tidak normal umumnya memiliki pergerakan yang juga kurang baik sehingga sulit membuahi sel telur. Dengan demikian, kondisi ini bisa memengaruhi kesuburan secara langsung.

Faktor Penyebab

Hingga kini, penyebab pasti gangguan kesuburan ini masih belum diketahui. Akan tetapi, kualitas sperma sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti:

  • Diabetes melitus
  • Varikokel atau pembengkakan pembuluh darah vena dalam kantong buah zakar (skrotum)
  • Riwayat vasektomi lebih dari 5 tahun
  • Gangguan pada organ reproduksi laki-laki (prostat, vesikula seminalis, saluran sperma, atau testis) akibat infeksi, tumor, atau cedera
  • Malnutrisi
  • Merokok
  • Konsumsi alkohol berlebihan atau menggunakan obat-obat terlarang
  • Paparan zat beracun seperti insektisida
  • Usia dan penuaan (konsentrasi sperma abnormal meningkat sejak laki-laki mencapai usia 45 tahun)
  • Pengobatan kanker seperti kemoterapi dan radioterapi
  • Riwayat mengalami demam tinggi
  • Terpapar panas dalam waktu lama di mobil, sauna, atau bak air panas

Pada kasus yang jarang, mutasi genetik tertentu menyebabkan semua sperma memiliki bentuk abnormal yang seragam. Misalnya globozoospermia, di mana kepala sperma semua berbentuk bulat. 

Artikel terkait: 5 Jenis vitamin yang wajib dikonsumsi pria untuk meningkatkan kesuburan

Beberapa Cara Mengobati

Tergantung penyebab dan tingkat keparahannya, kasus teratozoospermia ada yang bisa diperbaiki atau disembuhkan, ada pula yang tidak. 

  • Teratozoospermia yang Dapat Diperbaiki

Teratozoospermia yang disebabkan oleh infeksi virus, demam atau kondisi stres akut sangat mungkin diperbaiki atau disembuhkan. Untuk mengetahui apakah kondisi sperma telah kembali normal setelah masa infeksi atau stres berlalu, perlu dilakukan analisis sperma ulangan setelah beberapa bulan. Setidaknya, diperlukan 90 hari untuk membentuk sperma baru yang matang. Dari pemeriksaan ulangan ini dapat diketahui apakah kondisi teratozoospermia ini bersifat reversibel (dapat dipulihkan kembali) atau tidak.

Teratozoospermia derajat ringan hingga sedang yang disebabkan oleh penyebab lain juga biasanya dapat disembuhkan bila ditangani sejak dini dan melalui perubahan gaya hidup, seperti: 

  • Berhenti merokok dan alkohol 
  • Rutin berolahraga untuk menurunkan kadar stres 
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, terutama buah dan sayuran kaya antioksidan. Zat-zat penting yang menentukan kualitas sperma antara lain:
    • Folat, dari hati, sayuran berdaun hijau gelap, buah-buahan, polong-polongan
    • Betakaroten atau prekursor vitamin A, dari wortel
    • Lutein, dari selada dan bayam
    • Likopen, dari tomat
    • Asam lemak omega 3, dari ikan (salmon, tuna, sarden, kembung dan bandeng) dan kacang-kacangan
    • Vitamin B6, dari ikan laut, buncis, kentang, dan pisang
    • Selenium, dari serealia dan biji-bijian
    • Asam amino L-carnitine, dari suplemen

Bila varikokel diketahui sebagai penyebab teratozoospermia, tindakan pembedahan akan membantu mengembalikan produksi sperma menjadi normal kembali. 

  • Teratozoospermia yang Tidak Dapat Diperbaiki

Teratozoospermia yang diturunkan atau akibat mutasi genetik biasanya berat dan tidak dapat disembuhkan. Kerusakan sperma akibat kemoterapi dan radioterapi kanker juga sulit diperbaiki. Untuk kasus ini, dapat dipertimbangkan untuk melakukan pembekuan sperma sebelum mulai perawatan bila ingin memiliki keturunan di masa depan.

Artikel terkait: Cara Meningkatkan Kesuburan Laki-laki, ini 13 Tipsnya dari Para Ahli

Teratozoospermia dan Kehamilan

Tujuan memperbaiki kondisi teratozoospermia pada akhirnya untuk mencapai suatu kehamilan yang sukses. Apabila koreksi penyebab teratozoospermia dan perubahan gaya hidup tidak berhasil, dapat dipertimbangkan teknik reproduksi berbantu (TRB) untuk mencapai suatu kehamilan yang sukses. Beberapa opsinya yakni:

  • Inseminasi buatan, di mana sampel sperma dari laki-laki dimasukkan ke dalam rahim perempuan tepat pada saat ovulasi. Metode ini hanya dianjurkan untuk perempuan di bawah 35 tahun dan hanya bila tidak ditemukan penyebab lain dari infertilitas.
  • In-Vitro Fertilization (IVF) atau program bayi tabung, di mana sel telur dibuahi oleh sel sperma terpilih di laboratorium khusus dan dalam kondisi terkontrol. Setelah terbentuk embrio, baru ditanamkan kembali ke dalam rahim perempuan.
  • In-Vitro Fertilization (IVF) and Intracytoplasmic Sperm Microinjection (IVF + ICSI). Metode bayi tabung ini lebih khusus, di mana satu sperma dimasukkan langsung ke dalam sitoplasma sel telur matang menggunakan jarum khusus melalui manipulasi mikro. Teknik ini memberikan tingkat keberhasilan kehamilan yang tertinggi dan merupakan pilihan terbaik untuk pasangan dengan teratozoospermia berat.

Pada dasarnya, laki-laki dengan teratozoospermia masih bisa memiliki keturunan. Yang penting, jangan segan untuk melakukan pemeriksaan dan ikuti semua saran dokter untuk menangani penyebab dan memperbaiki kualitas sperma, ya, Parents!

***

Baca juga: 

id.theasianparent.com/terinfeksi-covid-19-setelah-vaksin

id.theasianparent.com/keluhan-ibu-hamil-3-bulan

id.theasianparent.com/d-dimer-dan-covid-19