Sejak dahulu, telur setengah matang dipercaya oleh masyarakat akan beragam khasiatnya. Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak, bahkan bayi pun terkadang diberi telur setengah matang. Namun, apakah aman telur setengah matang untuk bayi?
Sebagian orang tua memang percaya jika telur setengah matang bagus untuk kesehatan anak. Karena alasan inilah, ada orang tua yang rutin memberikannya untuk si kecil sebagai makanan pendamping ASI (MPASI). Bahkan beberapa orang tua juga meyakini telur ayam setengah matang bisa membantu mempercepat penyembuhan anak yang sedang sakit.
Apakah benar demikian? Nah, sebelum ikut-ikutan memberikan si kecil telur setengah matang, simak ulasan berikut ini dulu, yuk, Parents!
Artikel terkait: Manfaat Tepung Gasol untuk Bayi dan Cara Mengolahnya Jadi MPASI
Kandungan Gizi Telur Ayam
Telur ayam merupakan sumber protein yang sangat sering dikonsumsi. Selain harganya relatif terjangkau, telur gampang diolah menjadi berbagai menu masakan. Tak hanya itu saja, telur juga kaya akan zat gizi penting, lo, Parents.
Berikut ini rincian kandungan gizi dalam 100 gr telur ayam menurut Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2018:
- Energi 154 kkal
- Karbohidrat total 0.70 g
- Protein 12.40 g
- Lemak total 10.80 g
- Vitamin A 61 mcg
- Vitamin B1 0.12 mg
- Vitamin B2 0.38 mg
- Vitamin B3 0.20 mg
- Kalsium 86 mg
- Fosfor 258 mg
- Natrium 142 mg
- Kalium 118.50 mg
- Besi 3 mg
- Tembaga 160 mcg
- Beta karoten 22 mcg
- Seng 1 mg
Artikel terkait: Dapat Berbahaya Jika Dikonsumsi, Inilah Ciri-ciri Telur Infertil yang Beredar di Masyarakat!
Manfaat Telur untuk Tumbuh Kembang Anak
Kaya akan berbagai zat gizi penting termasuk vitamin dan mineral, telur memberikan banyak kebutuhan nutrisi si kecil. Telur adalah sumber zat besi, protein, asam lemak esensial, Vitamin A, D, E, dan B12.
Lantaran tinggi protein, telur akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebutir telur mengandung sekitar 6 g protein yang menyediakan hampir setengah dari asupan harian yang direkomendasikan untuk balita dan hampir sepertiga dari asupan harian yang direkomendasikan untuk anak yang lebih besar.
Telur dapat dijadikan pilihan sarapan berprotein tinggi, mampu meningkatkan tingkat rasa kenyang anak dan mengurangi rasa lapar sepanjang hari. Dengan begitu, dapat mengurangi keinginan anak untuk mengemil makanan yang tidak sehat, tinggi gula, dan tinggi lemak.
Meski memiliki segudang manfaat untuk kesehatan, nyatanya tidak semua anak dianjurkan mengonsumsi telur. Pasalnya, sebagai anak mungkin justru alergi terhadap telur. Namun kabar baiknya, alergi tersebut umumnya tidak berlanjut saat anak memasuki usia 4 tahun.
Melansir laman Australian Eggs, gejala alergi telur antara lain:
- Kulit – gatal-gatal, eksim, bengkak, atau kemerahan
- Pencernaan – mual, muntah, atau diare
- Pernapasan – hidung meler, mengi, atau kesulitan bernapas
- Kardiovaskular – detak jantung yang cepat atau tekanan darah rendah
Artikel terkait: Bolehkah ibu hamil makan telur asin? Ini penjelasannya
Telur Setengah Matang untuk Bayi dan Anak, Amankah?
Bayi dapat diberi telur sejak usia enam bulan. Namun, telur tersebut harus diolah hingga matang sempurna, bukan telur setengah matang. Mengapa demikian?
Faktanya, telur mentah atau telur setengah matang berisiko membawa kuman Salmonella, yaitu bakteri yang menyebabkan keracunan makanan. Infeksi Salmonella sendiri bisa menyebabkan masalah serius pada bayi dan anak kecil.
“Bakteri Salmonella dapat menyebabkan berbagai gejala saluran cerna untuk bayi, seperti diare berdarah, muntah-muntah, bahkan hingga dehidrasi,” terang dokter spesialis anak dr. Meta Hanindita, Sp.A (K) melalui akun Instagram pribadinya, Kamis (6/1/22).
Untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan, maka Parents disarankan untuk memasak telur hingga matang sebelum dikonsumsi. Sebab, suhu panas dapat mematikan berbagai kuman dan bakteri.
Tidak direkomendasikan memberikan telur setengah matang kepada bayi. Ini termasuk produk yang mungkin mengandung telur mentah seperti mousse, es krim dan mayones home made.
Meski demikian, para ahli membolehkan telur mentah atau setengah matang diberikan kepada anak jika telur tersebut telah melalui proses pasteurisasi. Proses ini bisa membunuh bakteri yang ada di dalamnya, salah satunya Salmonella. Biasanya, telur pasteurisasi sudah dikemas dan diberi label khusus.
Nah, Parents, itu dia penjelasan seputar pemberian telur setengah matang untuk bayi. Semoga ulasan ini bermanfaat, ya!
Baca juga:
Sumber Protein, Ini 7 Manfaat Telur untuk Bumil yang Jarang Diketahui
Penelitian: Rutin makan telur bisa mencegah stroke dan penyakit jantung
Sumber Protein, Ini 7 Manfaat Telur untuk Bumil yang Jarang Diketahui
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.