9 Tahapan Makan Bayi Sesuai Usia dan Tumbuh Kembangnya

Cek tahapan makan bayi sesuai perkembangan usia serta hal yang perlu diperhatikan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada beberapa tahapan makan bayi yang perlu dicapai buah hati Parents sebelum ia siap mengonsumsi makanan padat. Berikut ini tahapannya yang disesuaikan dengan perkembangan usia bayi.

9 Tahapan Makan Bayi Berdasarkan Usianya

1. Meng-ASI-hi

Tahapan makan bayi yang pertama diberikan segera setelah bayi dilahirkan adalah air susu ibu (ASI). ASI diberikan sesaat (1 jam) setelah bayi dilahirkan, yakni melalui proses inisiasi menyusui dini (IMD).

Tujuannya adalah untuk melindungi bayi baru lahir dari infeksi dan mengurangi kematian bayi baru lahir. Pasalnya, ASI mengandung banyak antibodi penting yang dibutuhkan bayi untuk melawan virus dan bakteri.

Pemberian ASI ini harus diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya. Dalam ASI terdapat banyak sekali manfaat, tidak hanya bagi si bayi, tetapi juga ibu.

Manfaatnya bagi bayi adalah:

  • Sumber energi dan nutrisi penting bagi anak usia 6-23 bulan –ASI memberikan setengah atau lebih dari kebutuhan energi anak usia 6-12 bulan, dan sepertiga dari kebutuhan energi anak usia 12-24 bulan.
  • Perlindungan terhadap infeksi gastrointestinal (di negara berkembang dan industri).
  • Menurunnya risiko kematian akibat diare dan infeksi lainnya pada bayi yang diberikan ASI dibanding yang tidak diberi ASI sama sekali.
  • Sumber energi dan nutrisi penting selama bayi sakit, dan mengurangi angka kematian di antara anak-anak yang kekurangan gizi.

Tidak hanya bagi bayi, menyusui juga memberikan kontribusi kesehatan dan kesejahteraan bagi ibu, terutama jika durasi menyusui lebih lama. Seperti:

  • Mengurangi risiko kanker ovarium dan payudara.
  • Membantu menunda kehamilan. Menyusui eksklusif bayi di bawah 6 bulan memiliki efek hormonal yang sering menyebabkan kurangnya menstruasi. Ini adalah metode pengendalian kelahiran alami yang dikenal sebagai metode amenorea laktasi (Lactation Amenorrhoea Method).
  • Membangun koneksi atau ikatan yang erat antara ibu dan anak.

Artikel terkait: Bayi Sulit Dibangunkan untuk Minum ASI? Ketahui Jadwal Menyusui Bayi Usia 0-6 Bulan

2. MPASI

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah usianya 6 bulan, kebutuhan energi dan nutrisi bayi mulai melebihi apa yang bisa disediakan ASI, sehingga perlu bagi bayi menerima makanan pendamping ASI (MPASI).

Secara fisik, bayi di usia ini juga sudah siap untuk menerima makanan lain selain ASI. Jika MPASI tidak diperkenalkan di usia atau jika tidak diberikan secara tepat, bisa mengganggu pertumbuhan bayi.

Prinsip panduan pemberian MPASI yang tepat adalah:

  • ASI tetap diberikan hingga usia bayi 2 tahun dalam frekuensi sering.
  • Tekstur makanan pure (bubur).
  • Mempraktikkan pemberian makan yang responsif: Memberi makan secara langsung, perlahan, sabar, mendorong untuk makan dengan tidak memaksa, dan melakukannya dengan kontak mata.
  • Mempraktikkan kebersihan yang baik dan penanganan makanan yang benar.
  • Dimulai saat usia bayi 6 bulan dengan makanan dalam porsi, frekuensi, variasi/jenis, tingkatan tekstur yang bertahap sesuai dengan usia bayi. Misalnya, anak usia 6-8 bulan makan 2-3 kali sehari, anak usia 9-23 bulan makan 3-4 kali sehari, dan masing-masing ditambah 1-2 kudapan tambahan sesuai kebutuhannya.
  • Jika anak sakit, tingkatkan asupan cairan termasuk lebih banyak menyusui, dan tawarkan makanan favorit yang lembut.

Melansir WebMD, sebagian besar dokter anak dan American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk memperkenalkan makanan padat kepada bayi saat mereka berusia antara 4 dan 6 bulan.

Di usia ini katanya bayi sudah mulai kehilangan “refleks dorong lidah” (tongue-thrust reflex) ​​atau refleks ekstrusi, yang penting untuk mengisap payudara atau botol. Pada titik ini juga bayi sudah dapat mengangkat kepalanya secara mandiri dan mengangkat lehernya tinggi-tinggi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tanda bahwa bayi sudah siap makan makanan padat adalah ia dapat duduk dengan baik dengan dukungan dan menunjukkan minat pada makanan yang mereka lihat. Namun, jika Parents memutuskan untuk meyusuinya secara eksklusif hingga usianya 6 bulan, tidak masalah juga.

3. Dari Pure ke yang Lebih Padat Adalah Tahapan Ketiga Makan Anak

Di awal tahap MPASI, bayi biasanya diberikan makanan dengan tekstur pure (lembek atau halus), seperti pisang yang dihaluskan. Namun saat usianya 9 bulan, Parents bisa meningkatkan teksturnya menjadi lebih ‘kasar’.

Di usia ini gigi bayi umumnya belum tumbuh, sehingga ada baiknya Anda tetap memilih makanan yang  teksturnya lembut sehingga ia bisa belajar mengunyah dan menelan dengan baik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Makan Sambil Duduk di Kursi

Salah satu tanda bayi sudah siap makan makanan padat adalah mereka bisa duduk tegak (di high chair!) dengan penyangga serta mampu menopang kepala dan lehernya. Ketika Anda mendudukkannya di kursi, ikuti aturan keselamatan yang disarankan. Yakni, mengikat bayi ke kursinya (menggunakan seat belt) dan bersihkan meja yang menempel di kursinya. Awalnya mungkin si kecil akan merasa tidak nyaman, tetapi lama-kelamaan ia akan terbiasa.

5. Kenalkan Finger Food

Saat usia bayi 7-11 bulan, bayi biasanya sudah bisa mulai menikmati semua makanan yang sehat dan bergizi, bertekstur lembut dalam potongan-potongan kecil (finger food).

Pada awalnya bayi akan mengambil makanan seperti “menggaruk”, setelah itu ia mengembangkannya dengan menjepit makanan di antara ibu jari dan jari telunjuk. Cara ini mendorong anak untuk bereksplorasi dan makan dengan tangannya sendiri.

Hindari memberi makan bayi dengan buah anggur utuh, sosis pada hot dog, kacang-kacangan, dan permen yang keras, karena berisiko menyebabkan tersedak.

6. Coba Makan Pakai Sendok

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah bayi bisa memasukan makanan ke mulutnya dengan jari-jarinya sendiri, kini saatnya mengajarinya makan menggunakan sendok. Sebelumnya ia sudah melihat Anda menyuapinya dengan sendok, dan sekarang waktunya ia mempraktikkan hal yang sama.

Sebagian besar bayi belajar menggunakan sendok secara efektif setelah ulang tahun pertamanya –beberapa bahkan sebelum itu.

Ketika anak belajar menggunakan sendok, cobalah beri makanan yang lebih kental dan lengket seperti yoghurt dan kentang tumbuk. Jenis makanan ini akan lebih mudah menempel pada sendok, dan membuat bayi nyaman memasukannya ke dalam mulutnya.

Agar pakaiannya tidak terlalu kotor karena makanan yang tumpah –hal ini tak terhindarkan—pakaikan bib tahan air pada leher dan dadanya, Bunda.

7. Perhatikan Makanan Pencetus Alergi

Pada tahapan makan bayi ini sebisa mungkin jangan membatasi jenis makanan pada anak. Biarkan anak mencoba beragam variasi makanan. Ini sekaligus menjadi moment of truth, jenis makanan apa yang berisiko alergi pada anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Memang ada beberapa dokter anak yang menyarankan agar setidaknya Anda menunggu hingga anak berusia minimal 1 tahun sebelum menawarkan makanan tertentu yang dianggap dapat menimbulkan alergi, seperti telur, kerang, kacang tanah, atau ikan.

Akan tetapi, belakangan ada banyak penelitian, salah satunya yang dilakukan American Academy of Pediatrics (AAP), bahwa tidak ada manfaat menunda hal itu, sekalipun Anda memiliki riwayat keluarga alergi terhadap salah satu atau beberapa jenis makanan.  

8. Sudah Bisa Minum Air Putih

Bayi tidak membutuhkan air selama 6 bulan pertama kehidupannya. Mereka mendapatkan semua air yang mereka butuhkan melalui ASI atau sufor.

Akan tetapi, begitu mereka mulai makan makanan padat, yakni sekitar usia 9 bulan, mereka bisa mulai minum air. Pertama-tama minum menggunakan sendok, setelah itu menggunakan cangkir sippy.

Jika si kecil menunjukkan minatnya yang tinggi pada air putih, boleh saja Parents berikan asal jangan sampai menggantikan ASI atau sufor yang kandungan gizinya masih sangat mereka butuhkan.

9. Makan Layaknya Orang Dewasa Adalah Tahapan Makan Bayi yang Terakhir

Kini bayi Anda sudah bukan bayi lagi, ia sudah lebih besar dan sudah mulai menguasai peralatan makannya. Di usia yang sudah melewati 1 tahun, buah hati Anda sudah jauh lebih terampil.

Memang masih berantakan, tetapi bersabarlah Bunda. Tahapan makan bayi ini memang harus dilewatinya agar ia semakin lebih pandai dan mandiri.

Artikel terkait: Perkembangan Motorik Kasar dan Halus Bayi Usia 6 Bulan Beserta Cara Stimulasinya

Hal yang Harus Bunda Perhatikan dalam Memberi Makan Bayi

Memberi makan bayi yang baru lahir adalah komitmen sepanjang waktu. Ini juga merupakan kesempatan bagi Anda untuk mulai membentuk ikatan dengan si kecil. Melansir Mayo Clinic, inilah tips memberi makan bayi yang baru lahir:

1. Tetap Meng-ASI-hi

ASI adalah makanan yang ideal untuk bayi –jika tidak memungkinkan, ASI bisa diganti dengan susu formula (sufor). Bayi baru lahir yang sehat tidak membutuhkan sereal, air, jus, atau cairan lainnya.

2. Beri Makan Setelah Isyarat yang Diberikan Bayi

Sebagian besar bayi baru lahir membutuhkan 8 hingga 12 kali menyusu setiap hari setiap 2 hingga 3 jam sekali.

Cari tanda-tanda awal kesiapan untuk menyusu, misalnya bayi menggerakkan tangan ke mulut, mengisap kepalan tangan atau jari, atau menjilati bibirnya. Rewel dan menangis adalah isyarat selanjutnya.

Semakin cepat Bunda memulai sesi menyusui, semakin kecil kemungkinan bayi rewel dan menangis, dan Bunda juga tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk menenangkannya.

Ketika bayi berhenti menyusu, menutup mulutnya, atau berpaling dari puting susu maupun botol, biasanya itu tanda ia sudah kenyang —atau hanya istirahat sebentar. Coba sendawakan bayi atau tunggu sebentar sebelum menawarkan payudara Anda lagi.

Seiring bertambahnya usia bayi, ia mungkin menyusu lebih banyak atau sering dalam waktu yang lebih singkat setiap kali menyusu.

3. Pertimbangkan Suplemen Vitamin D

Tanyakan kepada dokter anak tentang suplemen vitamin D yang bisa diberikan kepada bayi, terutama jika Bunda sedang menyusui. ASI mungkin tidak menyediakan cukup vitamin D yang membantu bayi Anda menyerap kalsium dan fosfor, nutrisi penting dalam pembentukan tulang yang kuat.

4. Variasikan Pola Makan Bayi

Bayi baru lahir belum tentu makan dalam jumlah yang sama setiap hari. Selama lonjakan pertumbuhan (growth sprut) –sering terjadi pada 2 hingga 3 minggu setelah lahir- bayi mungkin membutuhkan lebih banyak ASI setiap kali menyusui. Penuhi saja keinginannya itu, dan Bunda diharapkan lebih memerhatikan tanda-tanda awal kelaparan pada bayi.

5. Percayai Naluri Anda

Bunda mungkin khawatir bayi tidak cukup makan, tetapi bayi biasanya tahu berapa banyak yang mereka butuhkan. Namun khusus bagi Anda, jangan fokus pada seberapa banyak atau seberapa sering Anda menyusui, melainkan perhatikan hal ini saja:

  • Bayi mengalami kenaikan berat badan yang stabil.
  • Bayi merasa puas setiap kali habis menyusui.
  • Di hari kelima kelahirannya, setidaknya bayi buang air kecil sebanyak 6 kali dan atau buang air besar tiga sehari.

Hubungi dokter jika berat badan bayi tidak bertambah, mengompol kurang dari 6 kali sehari atau menunjukkan sedikit minat untuk menyusu.

6. Jalin Ikatan

Setiap kali bayi menyusu, itu adalah momen penting bagi Anda dan dia dalam menjalin ikatan (bonding). Saat Anda menyusuinya, dekap ia erat, tatap matanya, dan ajak ia berbicara dengan suara yang lembut. Biasanya momen ini juga bayi gunakan untuk membangun rasa aman, percaya, dan nyaman terhadap Anda.

7. Konsisten dalam Memberi Makan

Jika ada anggota keluarga atau pengasuh lain ingin memberi makan bayi, pastikan mereka menggunakan rutinitas atau jadwal dan metode pemberian makan yang sama seperti yang Anda lakukan.

8. Tahu Kapan Harus Meminta Bantuan

Jika Bunda mengalami kesulitan menyusui, mintalah bantuan konsultan laktasi atau dokter anak, terutama jika setiap menyusui payudara Bunda terasa sakit atau berat badan bayi tidak bertambah.

Jika Bunda belum pernah berkonsultasi dengan konsultan laktasi, Anda bisa meminta rujukan dari dokter anak Anda atau memeriksa diri ke bagian kebidanan di rumah sakit setempat.

Artikel terkait: 7 Jenis Makanan Bayi yang Baik dan Tidak Baik Dikonsumsi Menurut Dokter Anak

Fakta Mengenai Pola Makan Bayi

Berikut ini beberapa fakta terkait kebiasaan makan anak melansir dari laman WHO:

  1. Setiap bayi dan anak berhak atas gizi yang baik sesuai dengan Convention on the Rights of the Child (Konvensi Hak Anak).
  2. Kekurangan gizi dikaitkan dengan 45% kematian anak.
  3. Secara global pada tahun 2020, 149 juta anak balita diperkirakan mengalami stunting (anak yang tumbuh terlalu pendek di usianya), 45 juta diperkirakan terlalu kurus (untuk tinggi badannya), dan 38,9 juta mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
  4. Hanya sekitar 44% bayi usia 0-6 bulan diberi ASI eksklusif di seluruh dunia (selama periode 2015-2020).
  5. Hanya sedikit anak yang menerima makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup nutrisi dan aman. Bahkan di banyak negara, hanya kurang dari seperempat bayi usia 6-23 bulan saja yang mendapatkan makanan yang nutrisinya dan frekuensi pemberian makannya sesuai dengan usia mereka.
  6. Ada lebih dari 820.000 nyawa anak-anak berusia 5 tahun –yang disusui secara optimal di usia 0-23 bulan- dapat diselamatkan setiap tahunnya. Menyusui juga terbukti meningkatkan IQ, kehadiran di sekolah maksimal, dan dikaitkan dengan pendapatan yang lebih tinggi di masa dewasa.
  7. Meningkatkan perkembangan anak dan mengurangi biaya kesehatan melalui menyusui menghasilkan keuntungan ekonomi bagi keluarga individu maupun di tingkat nasional.
  8. Kurang gizi diperkirakan berhubungan dengan 2,7 juta kematian anak setiap tahun atau 45% dari semua kematian anak.
  9. Pemberian makanan pada bayi dan anak kecil adalah area kunci untuk meningkatkan kelangsungan hidup anak dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
  10. Dua tahun pertama kehidupan seorang anak sangat penting, karena nutrisi yang optimal selama periode ini menurunkan morbiditas dan mortalitas, mengurangi risiko penyakit kronis, dan mendorong perkembangan yang lebih baik secara keseluruhan.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, WHO dan UNICEF merekomendasikan:

  • Inisiasi menyusu dini dalam waktu 1 jam setelah lahir.
  • ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi.
  • Pengenalan MPASI yang cukup nutrisi dan aman pada usia 6 bulan bersama dengan pemberian ASI terus-menerus sampai usia bayi 2 tahun atau lebih.

Demikianlah Bunda tahapan makan bayi yang perlu Anda ketahui dan perhatikan. Semoga ini bermanfaat dalam membantu Anda memantau perkembangan motorik bayi terutama dalam hal makan.

Baca juga:

8 Rekomendasi Camilan untuk Bayi 6 Bulan Beserta Cara Penyajiannya

Jadwal Makan Bayi Usia 6-23 Bulan Menurut Rekomendasi IDAI, Bunda Sudah Tahu?

Bolehkah Mencampur Susu UHT untuk MPASI? Cek Jawabannya di Sini!