Strict Parents adalah salah satu gaya pengasuhan orang tua yang tengah hangat diperbincangkan, terutama di media sosial.
Beberapa konten medsos mengisahkan keseharian anak yang sering mendapat larangan orang tua.
Mulai dari sulit mendapat izin keluar malam atau keluar kota, sampai dengan aturan-aturan dalam keluarga yang mengharuskan anak patuh sepenuhnya kepada orang tua.
Gaya pengasuhan dalam keluarga ini termasuk pada kategori yang secara umum diistilahkan sebagai strict parenting, sementara orang tua-nya mendapat sebutan sebagai strict parents.
Namun, apa sebenarnya strict parents itu?
Apa saja ciri-ciri atau tanda orangtua masuk dalam kategori strict parents, serta bagaimana dampak pengasuhan ini pada anak?
Simak penjelasannya berikut ini.
Artikel Terkait: Helicopter Parents; Apa, Bagaimana dan Akibat Over Protektif?
Apa Itu Strict Parenting?
Strict parenting adalah model pengasuhan yang ketat dan otoriter.
Anak mempunyai kewajiban untuk patuh semua aturan yang diterapkan orang tua dan taat pada pembatasan terhadap perilaku, pilihan, aktivitas, dan bahkan rutinitas sehari-hari anak.
Jadi, strict parents adalah orang tua yang melakukan model pengasuhan ketat, yang memiliki standar tinggi serta sering kali menuntut anaknya untuk melakukan seluruh hal dan aturan yang telah ditentukan.
Laman Momjuction menulis, posisi orang tua sebagai strict parents ini ditandai dengan adanya ekspektasi yang tinggi di keluarga.
Orang tua sering menerapkan hukuman berat sebagai konsekuensi dari kegagalan standar dan aturan yang ditetapkan.
Namun, kata ‘strict’ atau ‘ketat’ ini bersifat subjektif karena tidak ada ukuran bakunya.
Anda mungkin tidak selalu menyadari bahwa Anda terlalu strict karena beranggapan Anda tengah melindungi anak Anda.
Mungkin, orang tua yang mengikuti gaya yang sama seperti Anda tidak akan menganggap Anda ketat.
Tapi, orang tua lain mungkin beranggapan demikian.
Artikel Terkait: Gaya Parenting Natasha Rizky Tuai Pujian, Netizen: Desta Pasti Menyesal
Ciri-Ciri Strict Parents Adalah Otoriter
Secara umum, berikut adalah ciri-ciri strict parents yang bisa diamati:
- Adanya kontrol penuh orang tua. Tidak ada bentuk hubungan memberi dan menerima
- Strict parents bisasnya mempunyai aturan yang harus dipatuhi
- Kepatuhan anak adalah mutlak, dan dinilai sama dengan cinta. Ketika anak tidak patuh, strict parents akan menganggap anak tidak lagi menyayangi keluarga
- Tidak ada pilihan komunikasi secara terbuka antara anak dan orang tua
- Penerapan ‘hukuman’ atau ‘sanksi’ jika anak tidak patuh
Contoh Strict Parents Adalah Sebagai Berikut
Contoh atau tanda-tanda yang bisa diamati dari strict parents adalah sebagai berikut, sebagaimana dikutip dari laman Momjunction:
- Strict parents biasanya tidak mengizinkan anak/remaja Anda untuk menginap atau nongkrong di malam hari. Pergi keluar dengan teman-teman juga tidak pernah diizinkan.
- Anak-anak Anda tidak menganggap Anda mudah didekati. Sebaliknya, mereka takut dan menunggu Anda dalam suasana hati yang baik sebelum menanyakan apa pun.
- Strict parents tidak menerima masukan. Apa pun yang Anda katakan, anak Anda diharapkan untuk mengikuti. Tidak ada kesempatan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran tentang hal itu.
- Strict parents jarang melakukan hal-hal yang menyenangkan dan bersenang-senang dengan anak-anak Anda, hanya karena Anda harus menjaga ketegasan Anda.
- Putra atau putri Anda biasanya akan berbohong kepada Anda. Ketika anak-anak dan remaja sangat takut dengan reaksi orang tua mereka dan konsekuensi dari melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan, mereka terpaksa berbohong.
- Biasanya orang tua dan anak hanya melakukan percakapan formal dan cenderung kaku. Selama makan malam keluarga, Anda hanya mendiskusikan nilai dan sekolah mereka, dan tidak pernah membahas kehidupan sosial mereka.
- Anda tidak mengizinkan anak remaja Anda mengenakan apa pun yang menjadi pilihan mereka. Dan jika mereka melakukannya, Anda memberikan komentar yang tidak terlalu bagus.
- Anda tidak akan menyetujui apa pun yang ‘tidak dapat diterima’. Anda tidak dapat membayangkan putra atau putri Anda mewarnai rambut atau mengenakan pakaian ‘terbuka’.
- Anak-anak Anda tidak nyaman dengan Anda. Kapan pun Anda berada di sekitar mereka, anak-anak Anda tidak nyaman mengekspresikan ide-ide mereka, bahkan tidak bisa tertawa terbahak-bahak di depan Anda.
- Anda tidak tertawa dengan anak-anak Anda. Anda tidak pernah membuat lelucon di depan anak-anak Anda dan sebaliknya.
- Satu kesalahan bisa menjadi terlalu besar. Jika anak remaja Anda melewatkan satu panggilan telepon dari Anda, Anda bisa marah besar.
- Anak Anda mungkin menarik diri karena kekakuan Anda yang luar biasa.
Artikel Terkait: Jika Anda Sayang Anak, Katakan Tidak Pada Hal Berikut Ini
Dampak Strict Parenting pada Anak
Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang berpikir pengasuhan yang ketat menghasilkan anak-anak yang berperilaku lebih baik.
Namun, studi penelitian tentang disiplin secara konsisten menunjukkan bahwa pengasuhan anak yang ketat, atau otoriter, sebenarnya menghasilkan anak-anak dengan harga diri yang lebih rendah, yang berperilaku lebih buruk daripada anak-anak lain.
Hal ini lahir karena anak dengan strict parents biasanya lebih banyak dihukum setiap harinya.
Pola asuh yang ketat justru menimbulkan masalah perilaku pada anak. Berikut di antaranya sebagaimana dijelaskan AHA Parenting.
1. Pengasuhan yang Ketat Membuat Anak Kurang Bertanggung Jawab atas Dirinya Sendiri
Batasan yang keras mungkin dapat mengontrol perilaku anak untuk sementara, tetapi tidak membantu anak belajar mengatur diri sendiri.
Sebaliknya, batasan yang keras memicu penolakan untuk bertanggung jawab atas diri mereka sendiri.
Tidak ada yang suka dikendalikan, jadi tidak mengherankan jika anak-anak menjadi kurang berempati, terutama ke dirinya sendiri.
2. Anak-Anak Secara Langsung Belajar Menggertak dari Ortunya
Pengasuhan otoriter (yang membatasi anak tanpa empati) didasarkan pada rasa takut.
Ini mengajarkan anak-anak untuk menggertak.
Anak-anak belajar apa yang mereka jalani dan apa yang Anda teladani, bukan?
Nah, jika anak-anak melakukan apa yang Anda inginkan karena mereka takut kepada Anda, apa bedanya dengan bullying?
Jika Anda berteriak, mereka akan berteriak. Jika Anda menggunakan kekuatan, mereka akan menggunakan kekuatan juga.
Artikel terkait: Kesamaan Parenting Nikita Willy dan Jennifer Bachdim, Netizen: Kasta Tertinggi Bersatu
3. Risiko Depresi Anak Lebih Tinggi
Anak-anak yang dibesarkan dan didisiplinkan dengan hukuman memiliki kecenderungan untuk marah dan depresi.
Pengasuhan anak yang otoriter secara langsung mengatakan apa pun pilihan anak yang tidak sesuai dengan aturan keluarga itu tidak dibenarkan.
Orang tua tidak ada di sana untuk membantu mereka belajar mengatasi dan mengelola perasaan sulit karena pilihan anak yang terus ditolak oran gtuanya tersebut.
Mereka dibiarkan kesepian, mencoba memilah sendiri bagaimana mengatasi ketidaknyamanan dalam diri, hingga kemudian stres dan depresi.
4. Anak Menjadi Kurang Mandiri
Anak-anak yang dibesarkan dengan disiplin yang ketat belajar bahwa kekuasaan selalu benar.
Mereka belajar untuk patuh, tetapi mereka tidak belajar untuk berpikir sendiri, sehingga anak menjadi kurang mandiri.
5. Anak-anak yang Dibesarkan dengan Disiplin yang Keras Cenderung Lebih Memberontak
Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan yang ketat cenderung lebih mudah marah dan memberontak saat remaja dan dewasa.
6. Mereka Rentan Menjadi Pembohong
Karena anak-anak yang dibesarkan dengan ketat hanya “melakukan yang benar menurut ukuran keluarga”, maka kemungkinan anak untuk berbohong lebih besar.
7. Pengasuhan Otoriter Merusak Hubungan Orang Tua-Anak
Orang tua yang menerapkan hukuman dan sanksi untuk anak-anak mereka, akan secara tidak langsung menyingkirkan empati alami mereka untuk anak-anak mereka.
Hal inilah yang membuat hubungan kurang baik bagi orang tua dan anak.
Mengasuh anak juga menjadi jauh lebih sulit bagi orang tua ini karena anak-anak mereka kehilangan minat untuk menyenangkan orang tua dan menjadi jauh lebih sulit untuk diatur.
Begitu ketatnya pola asuh membuat orang tua dan anak sama-sama tidak bahagia.
Dan anak-anak yang diasuh dengan strict akhirnya akan lebih menjadi pemberontak dan pembohong.
Seiring bertambahnya usia, mereka mencari cinta di semua tempat yang salah. Inilah yang sebaiknya menjadi pertimbangan dan koreksi.
Apakah gaya pengasuhan kita selama ini sudah tepat?
***
Baca Juga:
19 Gaya Parenting Seleb Hollywood, Tidak Semuanya Patut Ditiru!
5 Gaya Parenting Khas Generasi Millennial
Gaya Parenting Berdasarkan Panca Indra, Anda Termasuk yang Mana?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.