Kasus siswi nonmuslim diminta berjilbab di SMK Negeri 2 Padang sedang viral diperbincangkan. Hal ini berawal dari sebuah video yang dibagikan oleh akun bernama Elianu Hia dalam Facebook Live pada Kamis (21/1).
Dalam tayangan tersebut, Elianu sebagai orangtua murid tampak beradu argumen dengan Wakil Kepala SMK Negeri 2 Padang, Zakri Zaini.
Mengutip Detikcom, Elianu memberikan keterangan bahwa pada saat itu ia dipanggil pihak sekolah lantaran anaknya tidak mengenakan jilbab. Padahal, sang putri tidak mengenakan jilbab karena memang dia bukan seorang muslim.
Beredar di media sosial, video tersebut pun menjadi perbincangan bahkan hingga menimbulkan perdebatan. Mendikbud Nadiem Makarim pun buka suara mengenai kasus ini. Ia menilai, aturan berjilbab bagi siswi nonmuslim merupakan tindakan intoleran dan pihak bersangkutan diminta untuk ditindak tegas.
Kasus Siwsi Nonmuslim Diminta Berjilbab Jadi Polemik, Kepala SMKN 2 Padang Beri Klarifikasi
Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Padang sedang memberikan keterangan | Foto: Detikcom
Sementara itu, pihak sekolah bernama Rusmadi, Kepala SMK Negeri 2 Padang, juga telah memberikan klarifikasi terkait kasus ini. Ia menjelaskan bahwa di sekolah tersebut tidak pernah ada aturan yang menyatakan siswi nonmuslim wajib menggunakan jilbab ke sekolah.
Ada pun aturan menggunakan pakaian muslim di sekolah tersebut berlaku untuk hari Jumat. Dalam peraturan, disebutkan siswa menggunakan pakaian muslim lengkap. Namun, tidak ada paksaan bagi siswa nonmuslim untuk mengikuti peraturan tersebut.
Rusmadi memaparkan, “Wajib mematuhi peraturan, bukan wajib memakai baju muslim untuk orang nonmuslim. Dari awal saya sudah mengingatkan guru agar tidak menyentuh anak-anak yang nonmuslim. Biarkan saja, kalau dia mau sama pakaiannya, silakan. Tidak mau, jangan dipaksa.”
“Saya siap dipecat kalau kami salah. Tapi, lihat ke lapangan dulu, apa yang sebenarnya kami lakukan,” tuturnya seperti yang dikutip dari laman Detikcom.
Investigasi Lanjutan Dilakukan
Menimbulkan perdebatan dan polemik, akhirnya Dinas Pendidikan Sumatera Barat mengambil tindakan. Pihak mereka telah mengirim tim khusus ke SMK Negeri 2 Padang untuk melakukan investigasi terkait kebenaran dari video argumen yang viral.
Ada pun menurut pihak Disdik Sumbar, tidak ada paksaan atau intimidasi dari pihak sekolah mengenai aturan tersebut. Meski begitu, pemerintah setempat masih menyelidiki lebih lanjut dan akan membuat hasil tertulis apabila sudah tuntas.
“Kita lihat dulu bagaimana hasilnya. Akan kita proses sesuai aturan. Tapi, saya ingin mempertegas bahwa tidak ada intimidasi di sekolah karena memang tidak diperbolehkan,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Adib Alfikri.
Pentingnya Mengajarkan Toleransi pada Anak Sejak Dini
Terlepas dari segala perdebatan terkait kebenaran video yang beredar, tetapi memaksakan seorang nonmuslim untuk berjilbab merupakan suatu tindakan intoleran yang kurang bijaksana. Aturan tersebut cenderung merenggut kebebasan dan hak seseorang dalam beragama.
Dari kasus ini pun bisa dipetik suatu pelajaran, bahwa sikap toleransi dan saling menghargai keberagaman merupakan sesuatu penting yang perlu diterapkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari diskriminasi atau, pada kasus yang lebih parah, timbulnya sikap Xenophobia yang terjadi pada minoritas.
Ada pun sikap toleransi ini penting diajarkan pada anak sejak usia dini. Karena faktanya, pembelajaran mengenai toleransi termasuk ke dalam pendidikan moral yang sangat berpengaruh pada sikap anak kelak ketika ia beranjak dewasa.
Hal ini pun dijelaskan oleh seorang pendidik sekaligus Direktur Puspa Center Manado bernama Martje Pusung Pangau. Ia menjelaskan bahwa menanamkan sikap toleransi dan moral pada anak penting dilakukan. Hal ini bertujuan agar mereka mudah beradaptasi saat berada di lingkungan sosial yang lebih beragam.
“Sikap dan perilaku orangtua harus bisa mendorong anak untuk memahami bahwa perbedaan merupakan sesuatu yang indah. Akan sangat bagus juga apabila kita bisa membiasakan anak untuk bergaul dalam lingkungan beragam. Sehingga mereka akan memiliki kecerdasan sosial dan tahu bagaimana menempatkan diri,” pungkas Martje seperti yang dikutip dari laman CNN Indonesia.
Seperti yang telah dijelaskan Martje, toleransi bisa diajarkan dengan cara yang halus pada si Kecil. Yakni dengan cara memberikannya contoh dari sikap dan perilaku kita sebagai orangtua. Pasalnya, dalam bentuk pengembangan diri, anak-anak biasanya mencerminkan atau meniru sikap dari orang-orang terdekat mereka.
Lebih lanjut, beberapa hal lain yang bisa Anda lakukan untuk mengajarkan toleransi pada anak di antaranya adalah:
- Berikan anak kesempatan untuk bermain di lingkungan dengan budaya berbeda
- Jelaskan pada anak mengenai perbedaan secara jujur. Ajak ia untuk memahami bahwa perbedaan yang dia lihat merupakan sesuatu wajar dan indah. Bahwa setiap orang memiliki keunikan tersendiri yang pantas untuk dihormati.
- Ajarkan anak untuk percaya dan mencintai dirinya sendiri. Faktanya, anak yang bisa menerima dan mencintai dirinya juga cenderung dapat memperlakukan orang lain dengan cara sama.
- Jadilah teladan yang baik untuk anak. Karena sikap dan perilaku Anda sebagai orangtua menjadi cerminan dan contoh yang kerap ditiru si Kecil.
Itulah kronologi siswi nonmuslim diminta berjilbab di SMK Negeri 2 Padang serta pentingnya mengajarkan toleransi pada anak agar kasus ini tak terulang kembali. Semoga bermanfaat!
***
Baca juga:
7 Pasangan Artis Indonesia Ini Tetap Langgeng Meski Beda Agama
Viral! Video biarawati Katolik ikut nyanyi qasidah, tunjukkan indahnya toleransi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.