Setiap ibu hamil tentu menginginkan kondisi yang tetap sehat hingga waktu persalinan tiba, itu pula yang diharapkan oleh Brittany Little, seorang ibu yang saat itu tengah hamil anak ketiga. Sayangnya, ia justru mendapat serangan jantung saat hamil, yang sangat berbahaya bagi kondisi Brittany dan bayinya.
Kejadian ini bermula pada November 2019, secara tiba-tiba Birttany mengalami kesulitan bernapas, ketika usia kandungannya sudah memasuki 34 minggu. Awalnya, Brittany mengira penyebab ia sulit bernapas yaitu karena efek kehamilan dan penyakit asma yang memang diidapnya.
Ketika kejadian itu terjadi, perempuan asal Hickory, North Carolina, Amerika Serikat ini sebenarnya sedang merencanakan makan malam bersama suami dan keluarganya. Namun, melihat kondisi Brittany, sang mertua memerintahkan menantunya tersebut untuk ke rumah sakit terlebih dahulu.
Setelah 30 menit perjalanan, Brittany tiba di ruang gawat darurat rumah sakit setempat dan langsung dilakukan pemeriksaan oleh petugas medis. Ternyata penyebab Brittany sesak napas secara tiba-tiba yaitu karena serangan jantung.
Kondisi Brittany yang mengalami serangan jantung saat hamil
Brittany sangat tidak menyangka jika ia mengalami serangan jantung saat hamil. Hal itu karena dia tidak pernah memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya.
“Dadaku tidak sakit, aku juga tidak memegang dadaku. Aku tidak pingsan, aku hanya tidak bisa mengatur napas,” ujar Brittany dengan perasaannya yang masih sangat tidak percaya.
“Aku tidak akan pernah berpikir bahwa aku mengalami serangan jantung. Tidak pernah sama sekali,” imbuh perempuan berusia 30 tahun tersebut.
Selain itu, Brittany yang merupakan ibu dari 2 anak laki-laki ini juga menderita Spontaneous Coronary Artery Dissection (SCAD) di kehamilan ketiganya. SCAD merupakan kelainan yang disebabkan oleh robeknya dinding lapisan dalam pada arteri koroner epikardial yang terdapat di jantung.
SCAD tidak diketahui penyebabnya dan biasanya menyerang perempuan sehat. Berdasarkan penelitian dari American Heart Association (AHA), SCAD lebih sering terjadi pada perempuan yang mengalami perubahan hormon, terutama perempuan yang postpartum dan perempuan yang mendekati siklus menstruasi.
Brittany harus menjalani perawatan di beberapa rumah sakit akibat serangan jantung saat hamil
Setelah diketahui penyebabnya, Brittany langsung dirujuk ke rumah sakit terdekat lainnya untuk memasang stent, yaitu alat berbentuk tabung yang ditempatkan dalam sebuah saluran atau pembuluh yang tersumbat. Tujuannya untuk menjaga pembuluh darah arteri, yang mengalirkan darah ke jantung, tetap dalam keadaan terbuka.
Selama prosedur pemasangan stent, Brittany sempat mengalami 2 kali serangan jantung, hingga harus dikejutkan dengan alat bantu untuk mengatur detak jantungnya.
Setelah hampir 5 jam di rumah sakit itu, Brittany kemudian dipindahkan lagi, kali ini ke Wake Forest Baptist Health, di Winston-Salem, North Carolina.
“Pada saat itu yang bisa aku pikirkan adalah aku tidak ingin mati, pkiran itu yang selalu ada di kepalaku. Aku tidak tahu harus berpikir apa atau bagaimana memproses apa yang sedang terjadi,” kata Brittany mengenang kejadian beberapa waktu lalu.
Sebuah tim dokter yang terdiri dari 3 spesialisasi berbeda di Wake Forest Baptist Health menghabiskan beberapa hari berikutnya untuk menjaga kondisi Brittany tetap stabil. Mereka juga mencari cara agar Brittany bisa melahirkan dengan selamat, serta agar ibu dan bayinya tetap hidup setelah proses persalinan.
“Itu adalah keseimbangan konstan antara memastikan kondisi Brittany bisa stabil agar tetap bisa menggendong bayinya selama mungkin. Serta, memastikan juga agar kondisi bayinya stabil, apalagi bayinya masih 34 minggu dan kami ingin memberikan lebih banyak waktu,” jelas Dr. Michael A. Kutcher, seorang profesor kedokteran kardiovaskular di Wake Forest Baptist Health.
“Faktor yang menyulitkan adalah jika kita melakukan sesuatu untuk membantu jantung ibu, seperti pengencer darah atau alat untuk membantu peredaran darahnya. Itu akan memengaruhi bayi, dan jika ibu bersalin, itu juga akan memengaruhi jantungnya,” sambung Kutcher.
Tim dokter memutuskan untuk melakukan prosedur operasi caesar pada Brittany
Kutcher dan tim ahli jantung lainnya serta obgyn, melihat bahwa jantung Brittany tidak membaik, sehingga mereka memutuskan untuk melakukan operasi caesar untuk mencegah persalinan spontan. Persalinan pun dilakukan di sebuah laboratorium, di mana mereka bisa melakukan “intervensi jantung lanjutan” jika diperlukan.
Operasi caesar berjalan lancar dan keduanya selamat. Anak ketiga Brittany yang berjenis kelamin perempuan lahir dengan berat badan sekitar 2,97 kilogram.
“Persalinan ini adalah momen yang sangat mengharukan bagi semua orang yang terlibat dengan kasus ini,” ungkap Kutcher.
Brittany berada di bawah pengaruh anestesi selama operasi caesar berlangsung, sehingga ia tidak bisa melihat putrinya yang baru lahir karena belum sadarkan diri. Putrinya yang diberi nama Nova itu lahir pada 8 November 2019, dan harus dirawat di NICU, karena dia lahir prematur. Sementara Brittany dibawa kembali ke ruang rawat jantung setelah melahirkan.
“Aku tidak melihat dia dilahirkan, tidak bisa mendengarnya menangis dan tidak menikmati momen berdua dengannya. Ada banyak hal yang saya lewatkan, tapi itu adalah keputusan terbaik yang dibuat, bukan hanya untuk hidupnya tapi juga untuk kehidupan aku,” ucap Brittany.
Perempuan dan ibu hamil harus lebih waspada dengan penyakit SCAD
Seiring berjalannya waktu, kondisi Brittany dan si kecil Nova mulai sehat, baik secara fisik maupun emosional. Keduanya terus dipantau secara ketat oleh Kutcher dan tim medis di Wake Forest Baptist Health.
Dari pengalamannya ini, Brittany berharap bisa menjadi pelajaran untuk perempuan lain agar terus waspada terhadap kesehatan, terlebih terkait kondisi SCAD. Sebab, SCAD paling sering terjadi pada orang sehat berusia antara 30-50 tahun dan lebih rentan menyerang perempuan, serta menjadi penyebab paling umum dari serangan jantung saat hamil.
“Sebelumnya saya tidak akan pergi ke ruang gawat darurat atau dokter kecuali dalam keadaan yang benar-benar darurat. Sekarang, aku tidak akan mengambil risiko itu,” kata Brittany.
Itulah kisahibu yang secara tiba-tiba terkena serangan jantung saat hamil. Semoga, tidak ada Bunda yang mengalami hal sama sepertinya, ya. Rajinlah berkonsultasi dengan dokter saat hamil bila Anda mengalami keluhan apapun agar bisa diantisipasi sebelum sesuatu yang buruk terjadi.
Referensi : GMA
Baca juga :
5 Kisah Ibu Pejuang Cesar Indonesia, Berjuang di Meja Operasi Demi Sang Bayi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.