Ketika hasil tidak sesuai dengan harapan, pernahkah Parents menyalahkan diri sendiri atau self blaming?
Misalnya, terbersit pemikiran seperti: “Seandainya aku lebih …,” “Andaikan aku seorang yang …”.
Self blaming atau menyalahkan diri sendiri itu merupakan siksaan atau pelecehan emosional yang dilakukan seseorang terhadap dirinya sendiri secara berlebihan. Biasanya, ini terjadi ketika ia menghadapi situasi stres atau gagal mencapai sesuatu.
Dalam menjalani hidup, memang penting bagi kita untuk bertanggung jawab atas segala sesuatu yang kita lakukan. Namun, jangan sampai terjebak pada perilaku yang mengkritik diri sendiri secara berlebihan. Pasalnya, keberhasilan manusia mencapai tujuan, seringkali terkait dengan beragam faktor eksternal.
Orang yang terjebak dalam self blaming biasanya bermasalah dalam penerimaan diri, sehingga ia sulit mencintai dirinya sendiri. Padahal, seperti kata pepatah Budha:
“Kamu, dirimu sendiri, sama seperti orang lain di seluruh alam semesta, layak mendapatkan cinta dan kasih sayangmu.” – Budha
Mencintai dan menerima diri dengan utuh merupakan salah satu kunci kebahagiaan hidup. Seandainya kita tidak menerima diri sendiri dengan baik, bagaimana mungkin kita bisa menjalani hidup ini dengan bahagia?
Jika Anda termasuk orang yang sering menyalahkan diri sendiri, maka perlu kita telusuri, mengapa self blaming itu menjadi pola yang kerap terjadi?
Artikel terkait: Jangan Asal Pilih, Ini 3 Jenis Tes Kesehatan Mental dengan Hasil Akurat
Penyebab Mengapa Orang Punya Kecenderungan Self Blaming
Merangkum dari Alodokter, ada beberapa alasan mengapa seseorang sering self blaming atau menyalahkan dirinya sendiri, antara lain:
1. Memiliki Kepribadian Obsesif
Orang dengan kepribadian obsesif menetapkan standar yang terlalu tinggi dan berusaha untuk melakukan segala hal dengan sempurna dan tertata. Mereka tidak bisa menoleransi suatu kesalahan, bahkan kesalahan yang kecil sekalipun. Orang dengan kepribadian seperti ini cenderung akan menyalahkan diri sendiri jika ada suatu masalah.
2. Kebiasaan Mengkritik Diri Sendiri
Mengkritik diri sendiri sebenarnya sah-sah saja. Ini justru penting untuk introspeksi dan pengembangan diri. Namun, terlalu sering mengkritik diri sendiri bisa berujung pada menjelek-menjelekkan, menyalahkan, atau membesar-besarkan kesalahan diri sendiri.
3. Trauma Masa Lalu
Perilaku menyalahkan diri sendiri rentan terjadi pada orang yang pernah mengalami trauma di masa kecil, misalnya akibat pelecehan seksual.
Anak-anak belum mengerti motif perlakuan orang lain terhadapnya, sehingga ia bisa merasa bahwa kejadian traumatis tersebut disebabkan oleh kesalahannya. Nah, pola pikir ini bisa terus berlanjut hingga dewasa, dan berkembang menjadi kebiasaan menyalahkan diri sendiri setiap ada masalah.
Selain itu, korban bully fisik maupun verbal oleh orang tua atau teman juga bisa tumbuh menjadi orang yang kerap menyalahkan diri sendiri setiap dihadapkan pada masalah.
Artikel terkait: Riset: trauma masa kecil mempengaruhi kesehatan saat dewasa!
4. Depresi
Alasan lain mengapa orang sering menyalahkan diri sendiri adalah karena mengalami depresi. Kondisi ini akan membuat penderitanya merasa tidak percaya diri dan merasa bahwa semua masalah yang terjadi disebabkan oleh dirinya.
Selain karena beberapa alasan di atas, terkadang sifat suka menyalahkan diri sendiri juga mungkin bisa lebih sering terjadi pada orang yang terlalu baik dengan orang lain.
Dampak Jika Terlalu Sering Self Blaming
Seperti dijelaskan di awal, perilaku menyalahkan diri menghambat kita untuk merasa bahagia dalam menjalani kehidupan. Selain itu, ada pula beberapa akibat yang mungkin dialami karena kecenderungan self-blaming. Ini semuanya, terkait dengan kondisi mental.
Beberapa akibat dari perilaku menyalahkan diri sendiri, seperti dirangkum dari Sehatq:
1. Sulit Maju karena Takut Mencoba Hal Baru
Perilaku menyalahkan diri sendiri tidak akan membawa perubahan yang lebih baik bagi kapasitas diri. Justru sebaliknya, malah membuat diri kita tidak berdaya dan merasa buruk.
Akibatnya, saat dihadapkan dengan tantangan baru, orang yang kerap self-blaming cenderung takut untuk mencobanya. Ia lebih memilih untuk ‘bersembunyi’, karena khawatir terjadi kesalahan yang sama.
Padahal, kesalahan bisa mengajarkan kita untuk berhati-hati atau menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
2. Mempermalukan Diri Sendiri
Menyalahkan diri tentunya sama seperti mempermalukan diri sendiri. Anda akan terus membandingkan diri dengan sebuah kesuksesan atau berandai-andai untuk bisa mencegah kegagalan itu datang.
Saat merasa gagal, seharusnya ada yang diperbaiki dan bukan menyalahkan diri sendiri.
3. Memicu Depresi
Sebuah penelitian menyatakan bahwa menyalahkan diri sendiri dapat menyebabkan seseorang merasa tidak berguna sehingga ia akan merasa sedih, murung, dan munculnya tanda-tanda depresi lainnya.
Artikel terkait: Tips Parenting: 5 Nilai yang Harus Diajarkan Pada Anak 5 Tahun
Tips agar Berhenti dari Kebiasaan Self Blaming
Setiap orang tentu pernah melakukan kesalahan. Ini adalah hal yang lumrah dan sangat manusiawi.
Ketika ada orang yang melakukan kesalahan, kemudian dia minta maaf, maka kita maafkan. Begitu pun diri kita.
Salah satu mindset yang membantu kita keluar dari kebiasaan self-blaming adalah maafkan diri kita. Saat kita sudah bekerja keras, tetapi belum mencapai keberhasilan, tak perlu menyalahkan diri sendiri.
Justru berterima kasihlah karena sudah berusaha sebaik mungkin. Seandainya hasil belum sesuai harapan, kita bisa belajar dari apa yang sudah kita lalui.
Orang-orang yang sukses bukan berarti tidak pernah menghadapi kegagalan, dan selalu melakukan segala sesuatu dengan benar. Bisa jadi mereka adalah orang yang mampu berdamai dengan kesalahan diri, kemudian terus bergerak mencapai tujuan.
Mungkin pada awalnya memang terlihat sulit untuk berhenti self blaming. Namun, sebuah upaya untuk menjadikan diri lebih baik, selalu layak untuk dicoba.
Berikut ini beberapa tips yang mungkin bisa membantu mengurangi kecenderungan menyalahkan diri sendiri.
1. Bertanggung Jawab, Hindari Menyalahkan
Ketika kita bertanggung jawab atas tindakan yang kita perbuat, artinya kita menerima bahwa telah melakukan kesalahan. Jangan mencoba mengalihkan kesalahan kepada orang lain.
Butuh keberanian untuk mengakui bahwa kita telah melakukan kesalahan, dan itu perlu dilakukan untuk melihat suatu masalah dengan tepat.
Dengan menerima tanggung jawab, kita sadar bahwa kita salah, dan selanjutnya berusaha untuk memperbaiki diri sendiri. Orang yang tidak mengakui kesalahan, tidak akan berusaha untuk memperbaiki diri.
2. Cintai Dirimu Sendiri
Apabila kita menyalahkan diri sendiri, itu sama seperti menempatkan diri dalam aura negatif. Akibatnya, kita pun cenderung berperilaku negatif.
Mencintai diri itu termasuk bersikap baik kepada diri sendiri, bersikap realistis dengan menerima kekurangan diri, sekaligus mengakui kelebihan dan kekuatan yang dimiliki.
Dengan demikian, kita dapat fokus untuk memperbaiki kelemahan Anda, serta melengkapi aspek positif dari kepribadian kita.
Artikel terkait: 5 Gejala Gangguan Mental Pada Anak-anak, Bunda Wajib Tahu!
3. Berkonsultasi pada Ahli Kejiwaan
Ada kesalahpahaman bahwa mencari bantuan mental, misalnya kepada psikolog atau psikiater adalah tanda lemah iman. Ini tentu tidak benar.
Memutuskan untuk menemui terapis adalah upaya bahwa kita ingin sembuh. Jangan biarkan stigma sosial menghalangi kita untuk mendapatkan bantuan yang kita butuhkan.
Berkonsultasi ke terapis adalah cara untuk menjaga kesehatan mental dan spiritual kita tetap baik.
4. Hindari Mengkritik Diri Sendiri
Jika kita kritis terhadap diri sendiri, kemungkinan kita juga kritis terhadap orang lain, bisa jadi tanpa kita.
Alih-alih mengkritik atau menghakimi orang lain, carilah kebaikan dalam diri setiap orang yang kita temui. Cobalah untuk melihat sesuatu dari sudut pandang mereka.
Lepaskan bayang-bayang pemikiran bahwa orang lain ingin mengkritik Anda, dan Anda akan bebas menjalani hidup Anda sepenuhnya.
5. Berhenti Menuntut Diri Menjadi Sempurna
Setiap orang membuat kesalahan. Setelah Anda sepenuhnya memahami bahwa setiap orang membuat kesalahan, Anda akan lebih cenderung untuk memaafkan diri sendiri.
Kita tidak harus sempurna, karena pada dasarnya tidak ada orang yang sempurna. Kita hanya perlu menjadi yang terbaik semampu kita. Ini semua dimulai dengan memaafkan diri sendiri dan melanjutkan hidup dengan cinta.
Itulah ulasan seputar penyebab self blaming dan cara mengatasinya. Buat Parents yang sering kali merasa bersalah dan berujung menyalahkan diri sendiri, mari coba mulai untuk lebih mencintai diri, yuk. Selalu ingat bahwa tidak ada manusia yang sempurna sehingga Anda tak perlu menyalahkan diri jika ada masalah atau hal yang tak sesuai keinginan. Serta, apabila ada masalah dan kesulitan, jangan ragu untuk meminta bantuan orang lain, ya.
Semoga bermanfaat!
***
Baca juga:
Anak rentan alami gangguan kesehatan mental, orangtua jadi salah satu pemicunya
601 Nama Bayi Perempuan Modern Huruf A-Z dan Rangkaiannya yang Bermakna Indah
Trio Kwek Kwek Bubar 20 Tahun Lalu, Bagaimana Kabar Mereka Kini?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.