Hari ini, Kamis (2/5)adalah peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Apakah Parents sudah tahu sejarah Hari Pendidikan Nasional?
Tentu bukan tanpa alasan, setiap tanggal 2 Mei, masyarakat Indonesia merayakan Hardiknas. Di hari ini, biasanya para siswa dan tenaga pendidik mengadakan upacara peringatan secara langsung.
Yuk, pelajari sejarah Hari Pendidikan Nasional di lengkapnya di bawah ini!
Mengenal Sejarah Hari Pendidikan Nasional
Sumber: Shutterstock
Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei. Usut punya usut, ternyata tanggal 2 Mei adalah hari lahirnya pahlawan nasional, Ki Hajar Dewantara.
Seperti yang kita tahu, Ki Hajar Dewantara adalah Bapak Pendidikan Nasional. Ia mendapat julukan tersebut karena kegigihannya memperjuangkan pendidikan bagi rakyat pribumi pada masa kolonial.
Ia mendirikan National Onderwijs Institut Taman Siswa yang kemudian dikenal dengan sekolah Taman Siswa. Sekolah ini sengaja dibuat untuk menentang sistem pendidikan yang dibuat oleh pemerintah Belanda.
Kala itu, hanya keturunan Belanda dan orang kaya yang bisa mengakses bangku sekolah. Prihatin dengan situasi tersebut, Ki Hajar Dewantara kemudian mendirikan sekolah Taman Siswa yang kelak menjadi cikal bakal Sekolah Rakyat. Sekolah ini ditujukan untuk rakyat pribumi dari kalangan menengah ke bawah.
Atas jasa-jasanya dalam dunia pendidikan, pemerintah kemudian menetapkan hari lahir Ki Hajar Dewantara sebagai Hari Pendidikan Nasional untuk mengenang jasa-jasanya.
Mengenal Sosok Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional yang Diasingkan ke Belanda
Sumber: Wikimedia
Ki Hajar Dewantara sendiri lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ia adalah keturunan bangsawan dari keluarga Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta.
Ia menyelesaikan sekolah landasan di Europeesche Lagere School (ELS), lalu melanjutkan ke School Tot Opleiding Van Inlands Artsen (STOVIA) yang merupakan sekolah kedokteran untuk pribumi kala itu. Namun, ia tak berhasil menamatkan pendidikannya di sana karena sakit.
Saat masih muda, Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai seorang aktivis dan jurnalis. Ia pernah bekerja sebagai wartawan di surat kabar Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.
Ia juga pernah bergabung dengan Boedi Oetomo namun kemudian keluar lalu mendirikan Indische Partij bersama Cipto Mangunkusumo dan Ernest Douwes Dekker. Ketiga orang inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai.
Lewat tulisan-tulisannya, ia banyak mengkritik pemerintah Belanda yang hanya membolehkan orang kaya dan keturunan Belanda bersekolah. Karena hal ini, bersama Tiga Serangkai, ia diasingkan ke Belanda pada tahun 1913.
Enam tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 6 September 1919, ia dipulangkan ke Indonesia dan membentuk lembaga pendidikan Taman Siswa. Semboyan hidupnya, yaitu: Ing ngarsa sung tulodho, Ing madya mbangun karsa, Tut wuri handayani lantas menjadi simbol sistem pendidikan di Indonesia.
Artinya adalah “Di depan (guru) harus memberi contoh yang baik, di tengah-tengah (siswa) harus menciptakan ide dan prakarsa, di belakang (siswa) harus bisa memberi dorongan dan arahan.”
Parents, demikian informasi mengenai sejarah Hari Pendidikan Nasional. Mari berterima kasih kepada seluruh tenaga pendidik di Indonesia atas jasa-jasanya. Semoga sistem pendidikan di Indonesia semakin maju, ya!
****
Baca juga:
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.