X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Mengenal Perilaku Savior Complex, Kebiasaan Menolong yang Berlebihan

Bacaan 5 menit

Membantu orang lain memang perbuatan baik yang wajib untuk dilakukan. Tapi, jangan sampai memaksa menolong, padahal orang yang ingin kita tolong tak menginginkan bantuan. Jika sudah sampai memaksa dan merasa lebih tahu bagaimana menyelesaikan masalah yang dihadapi seseorang, maka Anda bisa saja memiliki perilaku savior complex.

Dilansir dari Psychology Today, menurut blog People Skills Decoded, perilaku ini dapat didefinisikan sebagai sebuah konstruksi psikologis yang membuat seseorang merasa perlu untuk menyelamatkan orang lain.

Orang dengan perilaku ini memiliki kecenderungan kuat untuk mencari orang yang sangat membutuhkan bantuan dan membantu mereka. Bahkan, seringkali mengorbankan kebutuhan mereka sendiri untuk orang-orang yang ingin ditolong.

Orang-orang dengan perilaku ini memiliki pemahaman bahwa menolong adalah hal mulia untuk selalu dilakukan. Dan Mereka percaya bahwa mereka—entah bagaimana—merasa lebih baik dan lebih puas karena mereka membantu orang secara terus-menerus. Sekalipun orang yang hendak ditolong tidak mau atau tidak membutuhkan bantuan.

Nah, jika Anda memiliki perilaku savior complex, Anda mungkin akan mengalami beberapa tanda-tanda lain seperti berikut ini.

Artikel Terkait: Ditandai Rasa Curiga Berlebih, Kenali Gejala dan Penyebab Gangguan Kepribadian Paranoid

Tanda dan Ciri Perilaku Savior Complex

Savior Complex

Foto: Pexels/ Andres Ayrton

1.Merasa lega hanya saat bisa membantu

Anda hanya akan merasa baik, puas, dan lega tentang diri sendiri ketika bisa membantu seseorang. Secara ekstrem, seseorang dengan perilaku ini menjadikan tindakan membantu orang lain adalah tujuan hidupnya.

2.Kerentanan orang lain memiliki daya tarik

Seseorang dengan perilaku ini mungkin merasa sangat tertarik pada orang-orang yang memiliki kerentanan, alias masalah dalam hidup mereka.

Hal ini bisa terjadi karena Anda sendiri pernah mengalami rasa sakit dan kesusahan. Anda memiliki banyak empati untuk orang lain yang menderita, jadi Anda ingin menghilangkan rasa sakit itu dari mereka.

3.Savior complex berusaha keras mengubah orang

Mereka yang memiliki perilaku savior complex biasanya percaya bahwa mereka memiliki kekuatan untuk memengaruhi dan mengubah orang lain. Bahkan merasa paling tahu apa yang terbaik untuk orang yang Anda tolong.

Misalnya, Anda merasa tahu bahwa seseorang dapat meningkatkan kehidupannya dengan menekuni hobi baru, mengubah karir, atau mengubah perilaku tertentu.

4.Merasa selalu perlu menemukan solusi

Tidak setiap masalah memiliki solusi langsung, terutama masalah besar seperti penyakit, trauma, atau kesedihan.

Namun orang dengan perilaku savior complex percaya bahwa dirinya harus memperbaiki segalanya. Bahkan sering lebih peduli untuk memperbaiki masalah daripada orang yang benar-benar mengalami masalah tersebut.

Meski tentu menawarkan saran tidak selalu merupakan hal yang buruk.

5.Mengorbankan kepentingan diri sendiri

Demi tujuan moral dan kepuasaan diri, tak jarang orang yang memiliki perilaku savior complex akan menolong orang dengan mengorbankan kepentingan diri sendiri.

Padahal mungkin orang-orang yang ingin ditolong tidak benar-benar menginginkan bantuan.

Pengorbanan ini dapat melibatkan hal-hal seperti, waktu, tenaga, uang, atau dukungan emosional.

6.Berpikir jadi satu-satunya orang yang dapat membantu

Orang dengan perilaku ini merasa terdorong untuk menyelamatkan orang lain karena mereka percaya tidak ada orang lain yang bisa. Ini terkait kembali dengan fantasi kemahakuasaan.

Keyakinan ini juga bisa menyiratkan rasa superioritas. Bahkan jika Anda tidak memiliki kesadaran akan hal ini, hal ini dapat terlihat dari cara Anda memperlakukan pasangan.

7.Membantu untuk alasan yang salah

Anda akan terus mencoba menyelamatkan orang lain karena Anda merasa harus, terlepas dari kebutuhan Anda sendiri. Anda mungkin juga percaya bahwa kebutuhan Anda tidak terlalu penting.

Artikel Terkait: Sering Merasa Asing dan Tidak kompeten? Mungkin Anda Mengalami Hal Ini

Cara lain mengetahui kecenderungan diri alami savior complex

Mengenal Perilaku Savior Complex, Kebiasaan Menolong yang Berlebihan

Foto: Pexels/ Jonathan Borba

1.Bertanya pada diri sendiri

Coba tanyakan beberap hal ini pada diri Anda:

  • Apakah saya membantu orang ini dengan menghindari konsekuensi alami?
  • Menurut saya, apakah keputusan ini dibuat untuk membuat mereka “bahagia” atau untuk kesehatan mereka secara menyeluruh?
  • Tindakan saya akan membantu mereka menjadi lebih baik atau saya yang merasa lebih baik?
  • Jadi, apakah saya diundang untuk membantu?
  • Saya “ingin” atau harus melakukan ini?

2.Bisakah Anda menantang pikiran ini saat tidak bisa membantu seseorang?

  • Keluarga atau orang lain tidak akan menyukai saya.
  • Orang mungkin mengeluh atau tidak senang, atau pekerjaan saya mungkin dalam bahaya.
  • Merasa seperti saya tidak efektif.
  • Saya merasa tidak bisa membantu.
  • Tidak melakukan yang terbaik yang saya bisa.

Artikel Terkait: 10 Jenis Gangguan Kepribadian dan Gejalanya, Parents Perlu Tahu!

Cara mengatasi savior complex

Mengenal Perilaku Savior Complex, Kebiasaan Menolong yang Berlebihan
Cerita mitra kami
Mengalami ASI Seret? Ikuti 7 Tips Meningkatkan Produksi dan Kualitas ASI Berikut Ini, Bun!
Mengalami ASI Seret? Ikuti 7 Tips Meningkatkan Produksi dan Kualitas ASI Berikut Ini, Bun!
Manfaat Kesehatan Gandum Utuh Sebagai Asupan Anak dan Keluarga
Manfaat Kesehatan Gandum Utuh Sebagai Asupan Anak dan Keluarga
Tips Kegiatan Anak di Rumah agar Si Kecil Tak Bosan Selama Physical Distancing
Tips Kegiatan Anak di Rumah agar Si Kecil Tak Bosan Selama Physical Distancing
10 Tips Jitu Mengasuh Anak Saat WFH, Orang Tua Tenang Anak pun Senang!
10 Tips Jitu Mengasuh Anak Saat WFH, Orang Tua Tenang Anak pun Senang!

Foto: Pexels/ Polina Zimmerman

Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecenderungan perilaku savior complex. Dengan hanya mengidentifikasi pola pikir ini bisa menjadi awal kesadaran yang baik.

Dengarkan bukan bertindak

Dengan melatih keterampilan mendengarkan secara aktif, Anda dapat menahan keinginan untuk membantu.

Tidak semua orang yang mendapat masalah dan bercerita pada Anda pasti membutuhkan bantuan. Tak jarang, mereka hanya butuh didengar untuk melegakan pikiran dan keresahan.

Hindari keinginan untuk memotongnya dengan solusi dan saran tapi dengarkan dengan empatik sebagai gantinya.

Tawarkan bantuan dengan halus

Sebaiknya hindari membantu sampai seseorang meminta bantuan. Alih-alih mengendalikan situasi atau menekan mereka untuk menerima bantuan Anda, cobalah memberi kalimat yang menyatakan dukungan. Misalnya, “Beri tahu jika dirimu butuh bantuan.” Atau “Aku di sini jika kamu membutuhkanku.”

Ingatlah bahwa Anda tidak bertanggung jawab atas pilihan mereka.

Lakukan eksplorasi diri

Disadari atau tidak, beberapa orang mungkin mencoba membantu orang lain karena mereka tidak tahu bagaimana mengatasi trauma atau rasa sakit emosional mereka sendiri.

Kadi coba luangkan waktu untuk mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan Anda tertekan dan berujung pada perilaku ini.

Temui psikolog atau terapis untuk atasi perilaku savior complex 

Jika perilaku ini sudah mulai mengganggu kualitas hidup Anda dan memperburuk relasi dengan orang sekitar, maka segera dapatkan bantuan psikolog atau terapis.

Para profesional pasti punya solusi dan strategi jitu untuk membantu Anda.

Nah, itulah dia pengertian, tanda-tanda, serta cara mengatasi perilaku savior complex yang bisa dilakukan. Jangan tunggu sampai jadi kebiasaan permanen, ya.

***

Baca Juga:

https://id.theasianparent.com/gangguan-kepribadian-paranoid

https://id.theasianparent.com/avoidant-personality-disorder-adalah

https://id.theasianparent.com/gangguan-kepribadian

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Ria Haryono

Diedit oleh:

Shafa Nurnafisa

  • Halaman Depan
  • /
  • TAPpedia
  • /
  • Mengenal Perilaku Savior Complex, Kebiasaan Menolong yang Berlebihan
Bagikan:
  • Bukan Hanya Menopause, Ini Penyebab Hot Flashes dan Cara Mengatasinya

    Bukan Hanya Menopause, Ini Penyebab Hot Flashes dan Cara Mengatasinya

  • Mengenal Inferiority Complex Beserta Kiat-kiat Mengatasinya

    Mengenal Inferiority Complex Beserta Kiat-kiat Mengatasinya

  • People Pleaser: Penyebab, Tanda, & Cara Berani Bilang "Tidak"

    People Pleaser: Penyebab, Tanda, & Cara Berani Bilang "Tidak"

  • Bukan Hanya Menopause, Ini Penyebab Hot Flashes dan Cara Mengatasinya

    Bukan Hanya Menopause, Ini Penyebab Hot Flashes dan Cara Mengatasinya

  • Mengenal Inferiority Complex Beserta Kiat-kiat Mengatasinya

    Mengenal Inferiority Complex Beserta Kiat-kiat Mengatasinya

  • People Pleaser: Penyebab, Tanda, & Cara Berani Bilang "Tidak"

    People Pleaser: Penyebab, Tanda, & Cara Berani Bilang "Tidak"

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.