Menjadi kebiasaan yang nampakmya sering dilewatkan orang Indonesia, sarapan memiliki dampak signifikan Bun untuk anak. Padahal, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa sarapan untuk anak kaya nutrisi akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang bahagia, kreatif dan berpikir lebih positif.
Seperti apa sih sarapan untuk anak yang ideal?
Sarapan untuk anak ideal #1 : Konsumsi menu yang beraneka ragam
Tak bisa dipungkiri ya Bun, banyak orang akan mudah bosan dengan makanan apalagi anak. Di sinilah kreativitas orangtua dituntut untuk menyajikan menu yang menggugah selera namun kaya nutrisi.
“Sajikan menu yang beragam, namun pastikan tetap mengandung nutrisi yang diperlukan untuk tubuh,” ungkap Guru Besar Pangan dan Gizi IPB Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS dalam acara Media Gathering Kick Off Koko Crunch 2019 & Media Art Class by Bartega di Jakarta Selatan pada Selasa (22/1).
Sarapan untuk anak ideal #2 : Kaya gizi dan mudah dicerna
Kendati sarapan membawa dampak positif untuk anak, nyatanya saat ini hanya 10,6% anak yang menyantap sarapan dengan pemenuhan gizi lengkap dan seimbang.
Sebanyak 26,1% anak hanya memulai hari demgan minum segelas air putih, teh atau susu.
“Penting untuk anak sarapan dengan menu seimbang yang mencakup karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan serat.
Sarapan dengan menu yang kurang bernutrisi akan membuat otak kesulitan menyerap oksigen dan akan membuat anak mudah lapar dan kesulitan berkonsentrasi”, sambung Ali.
Jika anak pergi ke sekolah dengan perut yang kosong, hal ini turut memengaruhi kemampuan akademik dan perilaku anak di sekolah.
Penelitian mengungkapkan bahwa anak yang rutin sarapan bergizi seimbang memiliki nilai akademik 4,5 kali lebih baik dibanding yang tidak sarapan.
“Anak yang sarapan nilainya cenderung lebih baik ya dalam mata pelajaran matematika, bahasa, pengetahuan alam dan ilmu sosial,” jelas Ali.
#3 : Sajikan gandum utuh
Jika anak Anda tak bisa sarapan dengan menu lengkap, Bunda bisa menyajikan gandum utuh untuk memenuhi gizi si kecil. Misalnya, sereal.
“Sereal terbuat dari gandum utuh, yang mana gandum utuh mengandung serat yang tinggi sehingga mudah dicerna dan menjaga pencernaan tetap sehat.
Serat juga efektif mengurangi risiko anak terkena obesitas, diabetes dan penyamit jantung”, jelas Ali.
Ali mencontohkan kebiasaan masyarakat negara maju yang jarang mengonsumsi nasi namun tetap bugar.
“Sarapan warga Barat itu bagus untuk ditiru. Setiap pagi, mereka makan sereal dengan susu. Atau sereal yang dicampur kacang-kacangan, lalu juga mengonsumsi yoghurt dan buah segar. Ini sangat menyehatkan karena sudah mencakup semua nutrisi yang dibutuhkan,” kata Ali.
Menurut Ali, lembaga makanan di Amerika Serikat merekomendasikan konsumsi 48 gram gandum per hari sebagai jumlah ideal.
Jumlah ini hanya dipenuhi oleh Denmark, jauh dengan masyarakat Indonesia yang hanya mengonsumsi 2-4 gram gandum utuh dalam sehari.
#4 : Kurangi makanan manis, asin dan berlemak
Pastikan Bunda memerhatikan asupan makanan agar memenuhi jumlah gula, garam dan lemak yang tepat.
Menurut Ali, Departemen Kesehatan menetapkan batas ideal terkait hal ini.
Batas yang dimaksud yakni 4 sendok makan atau 50 gram gula per hari dan 1 sendok atau 2 gram garam per hari.
Di samping itu, sebaiknya juga tidak mengonsumsi lemak lebih dari 5 sendok makan atau 67 gram dalam sehari.
“Jangan lupa konsumsi sayuran, juga minum air putih agar tubuh tetap berenergi sepanjang hari,” tutup Ali.
Nah Bun, siap menyajikan sarapan ideal bergizi untuk si kecil di rumah?
Baca juga :
7 Kombinasi makanan berbahaya untuk anak namun masih sering diberikan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.