Saat bayi memasuki fase MPASI, tantangan Bunda pun menjadi bertambah. Selain harus memikirkan menu bergizi yang sesuai untuk anak, Bunda juga harus menghadapi anak GTM alias Gerakan Tutup Mulut.
Di sinilah kreativitas seorang ibu diuji. Demi menghadapi anak GTM, Bunda harus pintar memilih menu dan membuat kreasi masakan agar anak tidak merasa bosan dengan lauk pauknya.
Artikel terkait: Menu MPASI Unik Setiap Hari yang Bisa Bunda Tiru di Rumah
Namun bagaimana jika Anda sudah berkreasi sedemikian rupa dan ia tetap melancarkan aksi mogok makan?
Dalam jumpa pers dalam rangka Hari Chef Internasional, Chef Stefu Santoso mengatakan bahwa melibatkan anak dalam proses memasak makanannya sendiri adalah salah satu hal yang penting.
Mengajak anak memasak bersama bisa menjadi solusi dalam menghadapi anak GTM.
“Memasak bersama dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal sayuran dan buah sehingga ia menjadi lebih kreatif, ia juga lebih bersemangat menyantap makanan tersebut,” ujar Chef Stefu.
Hal ini diamini oleh ahli gizi, Sari Sunda Bulan. Ia mengatakan bahwa sambil memasak Bunda bisa menceritakan kekuatan ‘super’ yang dimiliki oleh buah dan sayuran.
Mengasosiasikan makanan dengan superhero bisa membantu anak lebih menyukai sayur dan buah.
Tak hanya sebagai solusi menghadapi anak GTM, memasak bersama dengan anak juga memiliki berbagai manfaat lain lho, Bunda. Ini dia beberapa manfaatnya:
- Bonding time yang baik antara ibu dan anak. Waktu yang Bunda habiskan bersama anak akan menjadi salah satu momen masa kecil yang pastinya berkesan untuknya
- Membangun kepercayaan diri anak. Memberikan ia tugas dalam memasak, seperti mengaduk adonan atau mengupas kulit sayur dan buah bisa membuat anak merasa dipercaya. Hal-hal sederhana semacam ini bisa membuat anak menjadi lebih mandiri dan menumbuhkan kepercayaan dirinya.
- Mengajarkan anak menghargai makanan. Proses mengolah dan memasak membuat anak akan lebih semangat menyantap makanan buatannya sendiri.
Acara peringatan Hari Chef Internasional ini didukung penuh oleh Nestle yang berkomitmen ingin meningkatkan gizi anak Indonesia. Semoga saran dari Chef Stefu ini bisa jadi solusi untuk menghadapi anak GTM, ya Bun…
Mengapa anak susah makan
Parents mungkin sering bertanya-tanya apakah balita makan makanan sehat yang cukup. Parents perlu tahu, merupakan hal yang biasa bagi balita jika mereka makan dalam jumlah yang sangat kecil, rewel tentang apa yang ingin mereka makan, atau menolak untuk makan sama sekali.
Ada beberapa alasan anak rewel soal makanan atau menolak makan, yaitu:
1. Selera makan balita biasanya bervariasi karena mereka sedang dalam masa pertumbuhan dan variasi aktivitas.
2. Balita tidak tumbuh secepat bayi, sehingga mereka membutuhkan makanan lebih sedikit.
3. Balita memiliki perut kecil.
4. Balita sangat tertarik pada dunia di sekitar mereka, sehingga mereka tidak terlalu fokus pada makanan.
5. Balita tak ingin dibatasi dan ingin menunjukkan mereka independen.
Jika anak tidak mau makan, Parents bisa mencoba mengurangi jumlah makanannya. Normal bagi balita jika mereka hanya membutuhkan porsi kecil. Selain itu, jangan paksa anak untuk menghabiskan semua makanan di piring, sebab ini bisa menyebabkan stres saat makan. Sebaliknya, pujilah anak saat mereka mau mencoba sesendok.
Pada waktu-waktu di antara waktu makan, Parents dapat menawarkan camilan sehat untuk anak seperti buah atau sayur. Ini akan membuatnya tetap kenyang jika dia hanya makan sedikit di makanan utama.
Balita dikatakan susah makan jika dia konsisten menolak makanan hingga lebih dari satu minggu, bukan lebih dari satu hari. Tidak apa-apa jika balita makan sedikit hari ini, sebab ia mungkin akan lebih lapar besok.
Jika anak sehat dan tumbuh dengan baik, memiliki energi yang cukup untuk bermain, belajar dan mengeksplorasi, itu berarti ia makan cukup. Namun, jika Parents khawatir dengan nafsu makan anak, dan anak mengalami hal-hal di bawah ini coba hubungi dokter anak, ahli gizi, atau layanan kesehatan.
1. Anak hanya makan sangat sedikit makanan dan menolak camilan.
2. Anak menolak makan hingga beberapa hari.
3. Anak secara konsisten menolak makanan.
4. Bawa anak ke dokter jika Parents khawatir tentang pertumbuhan dan gizi yang didapat secara keseluruhan, demikian dikutip dari Raising Children.
Baca juga:
Penyebab Anak Susah Makan dan Cara Mengatasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.