Kaki, penyangga tubuh paling utama tubuh kita, memang sering luput dari perhatian. Begitu juga dengan kaki bayi. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan kita sebagai orang tua terhadap standar pertumbuhan salah satu bagian tubuh kita ini.
Terlebih dengan adanya pemeo lama “Dulu orang tua saya juga memberlakukan saya begitu, dan saya baik-baik saja tuh,” seringkali membuat kita kurang waspada dan enggan mmperhatikan hal-hal lain yang sebetulnya juga penting.
Penelitian terakhir membuktikan bahwa ternyata ada banyak hal yang seharusnya tidak dilakukan agar kaki bayi tumbuh dengan sehat dan normal.
Pertumbuhan dan perawatan kaki bayi yang perlu Parents ketahui
Kaki bayi kita tubuh hanya dengan 22 tulang di setiap sisi kakinya, dan akan tumbuh menjadi 26 tulang ketika ia berusia 5 tahun.
Di tahun pertamanya, pertumbuhan kaki bayi sangatlah penting untuk diperhatikan, mengingat tulang penyusunnya adalah tulang rawan dan masih sangat lunak.
Dampak dari pertumbuhan yang tidak optimal
Ada beberapa kesalahan pada tumbuh kembang kaki bayi kita yang bila dibiarkan atau lepas dari perhatian kita dapat menyebabkan beberapa masalah, seperti tubuh anak menjadi lebih pendek, postur tubuh si kecil yang kemudian tidak proporsional, susah memilih sepatu, hingga mudah merasa capek dan pegal.
Beberapa kebiasaan yang berisiko
Tanpa kita sadari ada beberapa kebiasaan yang ternyata bisa mengganggu tumbuh kembang kaki bayi. Di antaranya adalah:
1. Membiasakan bayi tidur tengkurap
Menelengkupkan bayi sesekali memang baik; namun membiarkan bayi tidur tengkurap setiap hari sangat tidak disarankan.
Alasannya karena saat tidur tengkurap, posisi kaki bayi akan terbuka keluar. Padahal seharusnya, seiring bertambahnya umur bayi, pertumbuhan kakinya seharusnya lurus atau menghadap ke depan.
Jika si Kecil lebih nyaman tidur dengan posisi ini, maka cobalah miringkan tubuhnya, dan ganjal dengan guling yang cukup panjang agar tidurnya lebih nyenyak.
2. Mengajari anak untuk duduk atau berjalan sebelum waktunya
Melatih si Kecil terlalu dini untuk duduk, berdiri dan berjalan bukanlah langkah yang bijaksana. Karena setiap anak sesungguhnya punya perkembangan sendiri-sendiri. Selain belum tentu otot-otot penyangga tubuhnya kuat, hal ini akan membuat kaki anak cenderung bengkok ke dalam atau keluar.
Mari kita ingat ketika kita berusaha mengangkat beban yang cukup berat, secara otomatis telapak kaki kita sedikit mengerut dan tanpa kita sadari kaki pun sedikit menekuk ke dalam atau keluar.
Begitu juga dengan kaki kaki bayi, ketika kakinya dipaksa menyangga tubuhnya saat berjalan, secara refleks, otot-otonya akan bekerja keras dan cenderung membengkok atau malah mengcengkeramkan jari kakinya menahan tubuhnya.
Jadi, biarkan si Kecil mencapai tahapan duduk dengan sendirinya. Bila ia sudah cukup kuat dan seimbang duduk, ajari dia untuk duduk selonjor atau bersila agar kakinya terstimulasi membengkok ke dalam.
Begitu pula dengan tahapan berdiri atau berjalan, biarkan si Kecil mencapai tahapan tersebut dengan alami. Jangan tergoda untuk mendudukannya pada baby walker, selain bayi akan belajar jalan dengan berjinjit, kaki bayi akan cenderung berotasi ke arah luar.
Lebih baik cek kesiapan si Kecil berjalan dengan mengangkat ia melayang sedikit lebih tinggi di atas lantai. Jika kakinya reflek berjalan, berarti ia sudah siap belajar berjalan.
3. Membiasakan anak merangkak atau berjalan tanpa alas kaki
Berjalan tanpa alas kaki memang bisa merangsang saraf-saraf taktil bayi, namun juga jangan dilakukan terus menerus. Gunakan sepatu yang tepat dengan ukuran yang sesuai agar kaki bayi berputar ke arah dalam.
4. Anak terlalu sering memakai diaper dengan rentang waktu cukup lama
Coba sesekali Parents perhatikan, saat memakai diaper, kaki si kecil akan cenderung melebar ke samping. Jadi, bila ia terbiasa dengan diaper sepanjang hari, maka saat dilepas pun, kakinya pasti akan cenderung terbuka keluar. Akan lebih baik mengenakan diaper hanya saat ia tidur atau bepergian saja, selain lebih sehat, kaki si Kecil juga akan lebih seimbang.
5. Menggendong anak di samping atau menghadap penggendong
Yang terpenting adalah perhatikan posisi kaki bayi saat kita gendong. Jika cenderung terbuka keluar, maka ubahlah cara kita menggendongnya. Misalkan dengan mendekap di salah satu dada kita, membaringkan bayi, atau malah dengan menyandarkan punggungnya di dada kita.
Jadi, mari kita amati lagi bagaimana bentuk kaki si kecil saat ini. Dan bila ada salah satu kebiasaan di atas yang sering kita lakukan, mari kita ubah, agar kelak pertumbuhan kakinya lebih optimal.
Bila sudah terlanjur agak bengkok, tidak ada salahnya kita bawa ia ke dokter ahli agar untuk mengoreksi kekurangannya tersebut.
Parents, semoga ulasan di atas bermanfaat.
***
Baca juga:
Tahapan Perkembangan Bahasa pada Balita
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.