Bermula dari mengeluarkan ocehan dan kemudian bicara dalam bahasa yang utuh merupakan tugas besar bagi balita kita. Begitu juga membantu bayi berbicara, juga bukan perkara gampang bagi orang tua. Untuk membantu orang tua memahami perkembangan bahasa pada anak; berikut wawancara Tim theAsianParent dengan seorang terapis wicara, Melanie Yeats.
Melani Yates, memberikan tips terbaiknya untuk merangsang perkembangan bahasa pada balita atau anak usia prasekolah
Apa yang diharapkan orangtua dari perkembangan bahasa seorang anak balita
Pada usia 2 tahun, seorang anak diharapkan sudah dapat menguasai, paling tidak, 50 kata, serta mampu menggabungkan kata-kata tersebut dalam sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata; misalkan:” ibu minum”.
Pada usia ini diharapkan anak sudah dapat memahami pertanyaan dan perintah-perintah sederhana. Selain itu ia juga mampu untuk mengidentifikasi benda berdasarkan ukuran benda.
Memasuki usia 2.5 – 3 tahun, verbalisasi balita semakin jelas. Pada usia ini, setidaknya mereka telah menguasai 100-200 kata, serta mulai dapat menggunakannya dalam 3 susunan kata.
Dan antara usia 3 – 3.5 tahun, kemampuan si prasekolah semakin meningkat; ia telah mampu mengerti dan mengikuti percakapan tentang hal-hal yang menarik hatinya.
Ia juga diharapkan sudah mampu menyusun kalimat yang terdiri dari 4 kata atau lebih. Pada tahap ini seringkali si Kecil menggunakan banyak sekali kalimat tanya untuk menanyakan hal-hal yang menarik hatinya atau yang kurang ia pahami.
Memasuki usia 4 tahun, si Kecil sebaiknya sudah menguasai paling tidak 600-1000 kata. Kemampuannya untuk menyusun kalimat juga semakin besar. Misalkan mampu menerangkan sebab dan akibat sebuah peristiwa.
Kalimat tanya akan semakin sering terdengar dari mulut kecilnya. Ia juga sangat pandai bercerita tentang pengalamannya dengan teman sebaya dan sesekali meniru gaya bicara orang dewasa.
Perkembangan artikulasi
Artikulasi berarti kejelasan cara mengucapkan kata. Dengan mengetahui kemampuan artikulasi anak, orang tua akanlebih mudah untuk mendeteksi beberapa gangguan berbahasa anak, seperti cadel.
Kemampuan artikulasi anak pada usia 3 tahun, adalah mengucapkan kata yang mengandung konsonan m, n, p, t, k, b, d, g, f dan h dengan baik. Pada tahun ke-4 artikulasi ditambah dengan j, r, l dan s. Dan dilanjutkan dengan artikulasi v pada tahun kelima.
Perkembangan artikulasi merujuk pada bahasa ibu yang digunakan. Misalkan pada mereka yang berbahasa Inggris, perkembangan artikulasi yang diharapkan pada tahun ketiga adalah f, l,s, dan y.
Sementara pada tahap selanjutnya adalah kemampuan untuk mengucapkan sh.
Anak malas berkomunikasi dengan orang lain, salah satu tanda hambatan dalam perkembangan bahasa
Kapankah perkembangan bahasa seorang anak dikatakan terhambat?
Pada usia satu tahun, seorang anak seharusnya mampu mengucapkan satu sampai tiga kata yang memiliki arti. Anda perlu waspada bila pada usia ini, ucapannya hanya berupa gumaman dengan artikulasi yang tidak jelas. Atau malah hanya mengeluarkan gumaman vocal seperti “aaaa…”, “uuuu….”. Bila ini yang terjadi, segeralah koreksi model pengasuhan Anda.
Bisa jadi Anda kurang memberikan rangsangan untuk mengasah perkembangan bahasanya. Lanjutkan dengan mengkonsultasikan perkembangan si Kecil kepada dokter anak. Jika tidak ada kelainan fisik, biasanya dokter akan memberikan rujukan kepada psikolog atau seorang terapis wicara.
Bagaimana cara mendorong si kecil untuk bercerita atau berbicara dengan orang tua?
Agar anak tertarik untuk ngobrol atau berbincang dengan Anda, maka berilah ia motivasi. Rangsang ia untuk bicara dan buat ia tertarik akan pembicaraan tersebut.
Sediakan waktu khusus untuk sekedar ngobrol dengannya. Misalkan 10 menit di setiap sore seusai ia mandi. Matikan TV, radio, aneka gadget atau apa saja yang dapat mengganggu waktu Anda berdua.
Sediakan beberapa mainan yang dapat memotivasi anak untuk bicara. Biarkan ia memilih mainan yang ia sukai. Dan gunakan mainan tersebut sebagai bahan pembicaraan. Selain mainan, orang tua juga dapat menggunakan buku dan lagu yang dapat dinyanyikan bersama.
Usahakan selalu bertatap muka dengan anak. Duduk atau berbaring yang penting orang tua dapat selalu bertatap muka dengannnya. Ikuti apa pun yang anak ingin lakukan dengan mainannya tersebut.
Bantu ia mengembangkan imajinasinya tanpa berusaha mengarahkan apa yang harus ia lakukan atau ucapkan. Misal ia berkata “Dan pesawat lepas landas…!”; maka ikuti ia dengan “Para penumpang, mohon kencangkan sabuk pengaman.”
Sebagai orang dewasa, biasanya kita sangat senang mengajukan pertanyaan kepada si Kecil. Kali ini, tahanlah diri untuk tidak menanyakan atau memberi komentar apa yang sedang ia lakukan. Jangan kawatir jika pada awal bermain si Kecil hanya diam. Ikuti saja; biarkan ia yang berinisiatif bicara terlebih dahulu.
Berikan penghargaan yang banyak dan tulus. Orang tua dapat menunjukkannya melalui ekspresi wajah atau nada suara saat berbicara hal-hal baik yang telah ia lakukan.
Artikel ini dipublikasikan atas ijin dari Treetop Teraphy
Beberapa hal penting tentang perkembangan bahasa balita ada pada artikel-artikel berikut ini:
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.