Sakit kepala bagian depan (frontal headache) kerap dirasakan sebagai rasa sakit di bagian dahi atau pelipis. Sebagian besar sakit kepala yang seperti ini dipicu oleh adanya stres. Kemunculannya bisa mendadak dan segera hilang dengan pengobatan. Akan tetapi, sebagian individu dapat mengalami sakit kepala yang berulang atau bahkan terus-menerus (kronis).
Artikel terkait: 3 Cara Bantu Menghilangkan Sakit Gigi, Pertolongan Pertama di Rumah
Penyebab dan Cara Mengobati Sakit Kepala Bagian Depan
Berikut adalah beberapa penyebab sakit kepala bagian depan yang paling sering ditemukan.
1. Sakit Kepala Tegang
Sesuai namanya, sakit kepala tegang terjadi akibat tegangan pada otot-otot yang melingkupi tengkorak, leher, dan bahu. Ini adalah jenis sakit kepala yang kerap kali dipicu oleh stres, kecemasan, atau depresi.
Kelelahan, postur tubuh yang buruk saat beraktivitas, atau adanya gangguan pada tulang dan otot leher juga dapat menyebabkan sakit kepala tegang.
Penderita umumnya masih dapat beraktivitas meski sakit kepala berlangsung cukup lama, yakni dari 30 menit hingga beberapa hari. Gejalanya meliputi:
- Rasa seperti tertekan pada dahi, pelipis, atau di belakang kepala.
- Sensasi seperti ada tali yang mengikat di sekitar kepala.
- Sakit yang bersifat konstan/terus-menerus di seluruh kepala.
- Sakit kepala tidak membaik dengan istirahat.
Cara mengobati: Untuk membantu meringankan sakit kepala tegang, Anda dapat mengonsumsi obat antinyeri seperti paracetamol atau ibuprofen. Selain itu, lakukan pijatan lembut pada kepala, mandi air hangat atau mengompres hangat area dahi dan leher.
2. Mata Tegang
Mata tegang (eye strain) juga dapat memicu sakit kepala bagian depan. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh tajam penglihatan yang menurun atau astigmatisme (mata silindris). Penyebab mata tegang di antaranya:
- Membaca buku dalam jarak dekat.
- Membaca buku dengan penerangan yang kurang memadai.
- Terlalu lama menatap layar gawai.
- Postur tubuh yang buruk saat beraktivitas.
Mata tegang umumnya juga disertai oleh gejala seperti mata kering atau berair, pandangan buram, sensitif terhadap cahaya, hingga nyeri pada leher, bahu, dan punggung.
Cara mengobati: Segera istirahatkan mata bila mulai terasa tidak nyaman. Saat beraktivitas, pastikan duduk dan berdiri dengan postur yang baik. Bila perlu, gunakan kacamata antiradiasi atau filter cahaya pada gawai Anda. Tak lupa, lakukan aturan 20-20-20. Yakni, setiap 20 menit alihkan pandangan dari layar dan tataplah sesuatu yang berjarak sekitar 20 kaki atau 6 meter selama kurang lebih 20 detik.
3. Sakit Kepala Tipe Cluster
Sakit kepala tipe cluster sebenarnya jarang terjadi. Bila muncul, rasa sakit dapat sangat mengganggu. Gejalanya berupa rasa nyeri di satu sisi kepala, tepatnya di belakang atau sekitar mata, pelipis, atau dahi yang berlangsung selama beberapa jam. Sebagian orang bahkan dapat mengalaminya berulang kali dalam sehari.
Gejala lain meliputi perasaan gelisah, hidung tersumbat, serta mata berair atau bengkak. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi faktor genetik (keturunan), kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol diduga sebagai pemicunya.
Cara mengobati: Sakit kepala cluster perlu dievaluasi oleh dokter. Kondisi ini biasanya diatasi dengan konsumsi obat-obatan khusus, yang umumnya berasal dari golongan sumatriptan, lithium, maupun kortikosteroid. Terapi lain berupa oksigen yang dihirup selama 15 menit, atau mengoleskan krim capsaicin ke bagian kepala yang sakit.
Artikel terkait: 5 Hal Ini Bisa Picu Sakit Pinggang Sebelah Kiri, Kapan Harus Waspada?
4. Sinusitis
Sinusitis adalah peradangan pada dinding sinus akibat infeksi atau reaksi alergi. Sinus merupakan rongga kecil berisi udara yang terletak pada struktur tulang wajah, tepatnya di dalam tulang pipi dan tulang dahi. Bila pembengkakan terjadi pada rongga sinus di tulang dahi, maka dapat menyebabkan sakit kepala bagian depan. Gejala penyerta lainnya, yakni:
- Demam
- Sakit gigi
- Hidung tersumbat
- Pilek atau flu
- Ingus berwarna kuning kehijauan
- Gangguan penciuman
Cara mengobati: Untuk meredakan gejala hidung tersumbat, hiruplah uap dari semangkuk air panas. Sedangkan untuk mengatasi penyebabnya, seperti infeksi, perlu diobati dengan antibiotik.
Bila disebabkan oleh reaksi alergi, diobati dengan obat antihistamin. Obat semprot hidung yang mengandung kortikosteroid dapat diberikan untuk meredakan peradangan. Akan tetapi, obat-obat ini hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
5. Arteritis Sel Raksasa
Arteritis sel raksasa (giant cell arteritis) adalah kondisi ketika lapisan pembuluh darah arteri meradang dan membengkak. Akibatnya, arteri menyempit sehingga aliran darah ke jaringan di seluruh organ berkurang. Bila dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan. Gejalanya berupa:
- Sakit kepala di bagian pelipis yang intens dan berulang.
- Nyeri pada kulit kepala.
- Gangguan penglihatan.
- Nyeri pada rahang, terutama saat mengunyah atau berbicara.
Cara mengobati: Bila dicurigai adanya arteritis sel raksasa, dokter akan segera memberikan obat golongan kortikosteroid. Tujuannya untuk meredakan gejala dan mencegah hilangnya penglihatan.
Di samping itu, menerapkan gaya hidup sehat, seperti menjaga pola makan dan rutin berolahraga, akan membantu pemulihan dan mengurangi kekambuhan.
Artikel terkait: 3 Penyebab Gusi Bengkak pada Anak, Kapan Kondisi Ini Perlu Diwaspadai?
Itulah lima penyebab dan cara mengobati sakit kepala di bagian depan. Sebaiknya segera konsultasi ke dokter bila sakit kepala begitu intens, terus-menerus, atau kerap berulang. Perlu dievaluasi penyebab pastinya sehingga bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga bermanfaat, Parents!
***
Baca juga:
7 Penyebab Terasa Sakit di Seluruh Badan, Kapan Harus ke Dokter?
8 Penyebab Mata Bengkak dan Cara Mengobatinya, Sudah Tahu Belum?
6 Hal Ini Perlu Dilakukan Saat Telinga Kemasukan Air, Lengkap Cara Mencegahnya