Bahagia itu seperti apa? Faktor apa yang bisa mengukur kebahagiaan seseorang? Hmm… sepertinya jawaban atas pertanyaan tersebut sangat relatif, ya. Namun, sebenarnya kalau dilihat dari sisi psikologi, apakah yang disebut dengan kebahagiaan? Yuk simak penjelasan lengkap mengenai psikologi kebahagiaan berikut.
Psikologi Kebahagiaan menurut Roslina Verauli
Hal inilah yang sempat dibahas oleh Roslina Verauli, M.Psi.,Psi., psikolog klinis anak, remaja, dan keluarga.
Menurutnya, hal itu memang agak sulit dijawab. Bahkan, dia mengutip perkataan Doctor Strange yang bilang, “That’s complicated question to answer” atau “Itu [kebahagiaan] adalah pertanyaan yang sulit dijawab”.
Sumber: IMDb
Psikolog yang akrab dipanggil Mbak Vera ini, juga mencontohkan tokoh Wanda, yang notabene punya kekuatan telekinesis terhebat sekalipun, bahkan bisa tidak merasa bahagia.
“Dalam sebuah series WandaVision, digambarkan bagaimana ia [Wanda] membuat kota imajinasi sendiri dimana Vision (pasangannya) digambarkan masih hidup, mereka menikah, dan punya anak. Tapi, halu!” tulisnya.
Sumber: IMDb
Artikel terkait: Konsep Bahagia ala Maya Septha, “Berhenti Meletakkan Kebahagiaan ke Orang Lain!”
Psikologi Kebahagiaan dalam Pandangan Psikolog
Mbak Vera bilang, sebenarnya dalam ilmu Psikologi sudah banyak membahas tentang kebahagiaan. Namun, salah satu teori atau pemikiran yang paling disukainya adalah penjelasan dari Martin Seligman, psikolog asal Amerika, dan sejumlah psikolog lain.
Menurut mereka, Psikologi kebahagiaan bisa diukur dari tiga komponen sebagai berikut:
1. Kehidupan yang Menyenangkan (Pleasant Life)
Seseorang bisa menghayati pleasant life saat kehidupan sehari-hari yang dijalaninya dirasa menyenangkan dan penuh gairah. Tidak usah muluk-muluk, hal sederhana seperti saat menikmati pagi yang indah, merasakan masakan ibu di rumah, kehidupan seks yang fulfill bersama pasangan, hingga bermain di tepi pantai bersama anak atau pasangan, sudah bisa membuat seseorang bahagia.
Itulah mengapa, menurut Mbak Vera sangat mudah untuk bahagia karena sebenarnya banyak hal kecil yang bisa membuat seseorang merasakan kebahagiaan.
Artikel terkait: 7 Fakta Hormon Dopamin, Dijuluki Sebagai Senyawa Kebahagiaan
2. Kehidupan yang Baik (Good Life)
Komponen kebahagiaan yang kedua ini bisa dirasakan saat seseorang mampu menghayati kemampuan dan keterampilan yang dimiliki untuk memperkaya apa yang dimiliki dalam hidupnya.
“[Kehidupan yang baik bisa dirasakan] Melalui pekerjaan, kehidupan karier, hingga rekreasi. Mereka yang menikmati pekerjaan pilihannya, mudah untuk bahagia. Begitupun mereka yang sedang berekreasi,” tulis sang psikolog.
3. Kehidupan yang Bermakna (Meaningful Life)
Dalam komponen yang terakhir ini, kebahagiaan bisa dirasakan saat seseorang memiliki kesadaran bahwa bakat dan kemampuan yang dimilikinya dapat digunakan untuk kehidupan yang lebih baik bagi sesama.
Mbak Vera memberikan contoh pengorbanan yang dilakukan para superhero di film Doctor Strange yang luar biasa atau hanya sekadar kebaikan yang kita berikan pada sesama. Pernahkah Parents merasa bahagia setelah berbagi makanan atau sedikit rezeki kepada yang membutuhkan? itulah yang dinamakan kebahagiaan meaningful life.
“Hidup tak melulu berpusat pada diri dan kebahagiaan pribadi. [Kebahagiaan] Juga untuk sesama dan semesta. Bagi saya, menuliskan artikel yang dirasa bermanfaat bagi #sahabatverauli adalah kebahagiaan. Semoga rasa ini dapat diterima,” tulis Mbak Vera.
Artikel terkait: Tidak Sulit, Ini 4 Langkah Mencari Kebahagiaan Hakiki
Pandangan Lain dalam Psikologi Tentang Kebahagiaan
Jika menurut Seligman ada tiga komponen kebahagian seseorang, maka beda lagi menurut para peneliti di Australia. Dilansir dari Kompas.com, menurut mereka ada 7 hal yang membuat seseorang merasa bahagia, yaitu:
- Memiliki gaya hidup yang sehat
- Bisa mewujudkan mimpi
- Mampu menaruh keinginan dan tujuan hidup yang masuk akal
- Percaya bahwa diri bisa merealisasikan tujuan dan harapan yang dimiliki
- Penuh cinta dan kesukaan
- Memiliki kehidupan sosial yang sehat
- Memiliki pasangan hidup yang tepat dan sepadan
Menurut para peneliti, poin terakhir merupakan kunci dari poin-poin lainnya. Mereka percaya, pemilihan pasangan yang tepat bisa mendukung semua poin di atasnya. Misalnya saja, masalah dalam keluarga bisa mengarah pada kegagalan dalam aspek kehidupan lainnya. Namun, saat memiliki teman hidup yang kuat dan bisa mendukung, hal itu akan membuat seseorang lebih percaya diri dan tenang.
Uniknya, kebahagiaan dalam segi harta tidak dimasukkan ke dalam hal yang membuat seseorang merasa bahagia. Alasannya karena menurut para peneliti, uang hanya bagian dan akibat dari pemenuhan pekerjaan favorit dan tidak langsung mempengaruhi kebahagiaan.
Lalu, bagaimana dengan Parents? Hal apakah yang selama ini membuat Parents merasa bahagia? Ingat, tak perlu mencari kebahagiaan yang mahal atau di tempat yang jauh, ya. Karena menurut psikologi, kebahagiaan sebenarnya adalah hal yang sangat sederhana.
Baca juga:
Kebahagiaan rumah tangga memengaruhi kualitas hidup Anda, ini cara mencapainya
Jadi Tolak Ukur Kekayaan, Benarkah Uang dapat Membeli Kebahagiaan?
Kehadiran Anak Ternyata Bisa Mengurangi Kebahagiaan Pernikahan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.