Pengalaman melahirkan, akan diingat seumur hidup bagi kaum perempaun. Seperti proses bersalin gentle birth yang aku pilih.
Saya percaya, bagi seorang perempuan melahirkan merupakan salah satu fase bersejarah dalam hidup. Lahirnya bayi mungil yang selama 9 bulan di kandungan, menjadi momen spesial yang tak akan tergantikan. Rasa sakit kontraksi yang luar biasa, tiba-tiba hilang ketika mendengar indahnya suara tangis bayi yang sudah lahir ke dunia.
Karena melahirkan merupakan momen yang tak terlupakan, seharusnya proses melahirkan bisa dilalui dengan nyaman dan bahagia tanpa diliputi rasa trauma. Karena ketika ibu mengalami trauma dalam proses melahirkan, akan menjadi momok tersendiri ketika nanti ibu berkesempatan melahirkan kembali.
Seperti ceritaku saat melahirkan anak pertama. Penuh dengan rasa sakit yang tak bisa aku lupakan seumur hidup. Dari merasakan rasa sakit kontraksi yang hebat karena obat perangsang, didorong perutku saat proses kelahiran, hingga robek yang tidak karuan di bagian vagina karena memang tidak dilakukan episiotomi (gunting vagina).
Belum lagi ketika IMD (Inisiasi Menyusui Dini) yang kurang tepat, dan kurangnya pengetahuanku soal menyusui, menambah rasa ketidak inginanku untuk hamil kembali. Karena, aku takut merasakan proses melahirkan yang begitu amat menyakitkan. Ya, trauma melahirkan yang aku alami memang buruk saat itu.
Proses Bersalin Gentle Birth, Upaya Tak Mengulang Rasa Trauma
Tetapi, Allah berkehendak lain, aku diijinkan hamil kembali setelah anak pertamaku usia 2,5 tahun. Ketakutan dan bayang-bayang sakitnya melahirkan muncul kembali. Terlintas di benakku, apakah aku akan mengalami proses melahirkan sesakit yang pertama? Pikiran-pikiran negatif sungguh membayangi di awal-awal kehamilan keduaku.
Karena aku tidak ingin mengalami trauma seperti di kelahiran anak pertama, aku mulai mencari info untuk melahirkan dengan nyaman dan tanpa trauma. Karena kecanggihan teknologi saat ini, tidak membuatku kesulitan untuk mencari cara agar bisa melahirkan dengan nyaman. Ketika dalam proses pencarian itulah, aku menemukan proses melahirkan secara natural yang terkenal dengan istilah gentle birth atau natural birth.
Gentle birth adalah suatu proses melahirkan yang tenang dan damai sehingga rasa sakit ibu saat melahirkan jauh lebih ringan. Dan di gentle birth atau natural birth ini, menyerahkan sepenuhnya proses kelahiran secara alami atau dengan kehendak si bayi. Karena, si bayi tahu kapan saatnya dia keluar.
Tentunya, tetap dengan pengawasan dokter dan bidan ya. Tetapi, gentle birth ini tetap harus disesuaikan dengan kondisi ibu dan bayi, jika kondisi ibu dan bayi memungkinkan dan sehat, maka proses gentle birth ini bisa dilakukan.
Setelah menemukan proses bersalin gentle birth, aku memutuskan untuk mencari klinik melahirkan atau tempat melahirkan yang mendukung teknik ini. Setelah menemukan tempatnya, alhamdulilah damai hati ini rasanya. Dan yakin, di kelahiran kedua ini akan menjadi momen indah dan akan berbeda dengan yang pertama.
Di klinik tersebut, aku disambut dengan baik dan ramah. Dipandu dengan bidan yang sangat profesional, dan mengerti perasaanku saat itu yang khawatir dengan proses kelahiran.
Saat itu, aku dikenalkan dengan yoga yang bisa mengoptimalkan posisi janin di kandungan. Tujuannya untuk mempermudah proses kelahiran bayi nantinya. Selain posisi yoga, aku juga dianjurkan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi serta latihan-latihan lain yang bisa membantu mempermudah proses kelahiran nanti. Dan itu semua kulakukan, demi proses melahirkan impianku yang nyaman dan jauh dari trauma.
Artikel Terkait: Olahraga setelah melahirkan, Ayo bergerak, Bun!
Aku Ingin Melewati Proses Melahirkan yang Nyaman
Selama menjalani latihan dan menerapkan anjuran dari bidan, hati ini damai dan bahagia, karena sudah membayangkan proses melahirkan yang nyaman. Tak lupa doa selalu kupanjatkan kepada Allah, agar proses kelahiran anak keduaku benar-benar dimudahkan. Ikhtiar sudah, berdoa juga selalu kulakukan, akhirnya, saat itu tiba.
Pukul 3 dini hari, aku merasakan rembesan ketuban. Dengan cepat aku menghubungi bidan yang sudah seperti pacar rasanya. Dan bidan selalu respon, meskipun aku menghubungi dini hari. Aku tetap disuruh istirahat dan tetap evaluasi, cairan tetap keluar atau berhenti setelah 2 jam. Kalau masih keluar selama 2 jam itu, aku disuruh untuk datang ke klinik, karena berarti itu air ketuban yang pecah.
Ternyata cairan ketuban masih keluar setelah 2 jam, aku dan suami bersiap untuk ke klinik dengan perasaan yang campur aduk. Karena sedih harus meningggalkan si kakak di rumah, yang tak memungkinkan untuk dibawa di musim covid begini. Tetapi, di sisi lain, ada rasa bahagia yang menyiratkan akhirnya proses ini tiba juga.
Artikel Terkait: Berbagai Penyebab Ketuban Pecah Dini yang Harus Diwaspadai Bumil!
Perjalanan selama 40 menit, membuatku tidak sabar untuk sampai di klinik. Karena aku penasaran, benar tidaknya persalinan dengan nyaman tanpa trauma. Setelah sampai, aku disambut dengan sangat baik oleh para bidan disana. Berbagai terapi untuk meningkatkan kontraksi kujalani, karena aku mengalami KPD (Ketuban Pecah Dini). Tetapi, kali ini tanpa obat perangsang, melainkan melalui terapi alami yang diyakini bisa meningkatkan kontraksi.
Setelah menunggu 6 jam, aku sudah mulai merasakan bayi akan keluar. Dipandu oleh bidan, dengan aturan napas, rileks, dan dukungan dari suami. Akhirnya, bayiku, anak keduaku lahir ke dunia dengan selamat.
Aku? Sungguh bahagia, terharu, dan merasakan nikmatnya proses melahirkan yang sama sekali jauh dari kata trauma. Robek hanya kulit perineum bagian luar, sungguh sangat mengejutkan. Karena di anak pertama, aku mendapatkan banyak sekali jahitan, apakah kalian bisa membayangkan bagaimana rasanya banyak jahitan? Sungguh sangat perih.
Artikel Terkait: 8 Kunci sukses melahirkan Gentle Birth dari Bidan Yesie Aprilia
Dari pengalaman melahirkan yang kedua ini, aku belajar. Bahwa semua bisa diusahakan secara maksimal, asalkan kita mau berusaha dan selalu berdoa. Aku tak pernah menyangka, bahwa aku bisa melahirkan dengan bahagia, traumaku yang dulu hilang dalam sekejap.
Seperti keajaiban aku dijodohkan untuk melahirkan secara gentle birth. Walaupun hanya ditemani suami, dengan tekad kuat berdua saja berangkat untuk melahirkan, atas kuasa Allah proses melahirkan berjalan sangat lancar. Pengalaman indah ini tak pernah bisa aku lupakan. Karena, bukan tak mungkin seorang wanita bisa melahirkan secara nyaman dan bahagia.
Itulah perjalanan proses persalinan yang indah untukku. Semoga dengan membaca ceritaku ini, membuat para wanita yang takut akan proses melahirkan, bisa menjadi kuat dan berani menjalaninya. Semoga para perempuan di manapun kalian berada, bisa menjalani proses persalinan indah dan nyaman seperti yang aku rasakan.
Terima kasih sudah membaca ceritaku, semoga kalian sehat selalu.
Ditulis oleh Arifiani Aprilistyadara, Member VIPP theAsianparent
Artikel Lain yang Ditulis Member VIPP theAsianparent
Efektif! 7 Langkah Ini Bikin Saya Tetap Cantik dan Sehat Saat Hamil
Bisikan Cinta Ibu: "Tumbuhlah Sehat dan Bahagia Sejak Pertama Engkau di Rahimku"
Saat Ada Perbedaan Pola Pandang Mertua, Pentingnya 'Berdamai' dan Hindari Konflik
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.