Tidak ada anak yang menginginkan orang tuanya bercerai. Benar bukan? Namun ketika proses bercerai harus dilalui, ada beberapa hal yang perlu diingat terkait dengan sisi psikis anak.
Kepada theAsianparent ID, Maureen Hitipeuw selaku ibu tunggal dan founder Single Mom Indonesia mengingatkan bahwa, saat perpisahan terjadi, hak anak untuk mendapatkan kasih sayang dari orangtua haruslah dipenuhi.
Dikatakan olehnya, perpisahan dan perceraian tentu saja bisa membawa kebingungan dan bisa menimbulkan kesalahpahaman bagi anak. Terlebih lagi ketika orangtua merasa bahwa akan lebih baik membiarkan anak untuk mengetahui kebenaran apa yang terjadi dalam keluarga. Kemudian memutuskan untuk menyembunyikannya. Menganggap anak tidak perlu mengatahui apa yang terjadi.
Faktanya, namun anak-anak perlu diikutsertakan dalam diskusi tentang perubahan yang akan terjadi di dalam keluarga. “Berpura-pura bahwa tidak ada yang akan berubah sama sekali tidak benar dan tidak akan menguntungkan anak. Justru hanya membuat anak jadi bingung,” ungkap Maureen.
Artikel Terkait: 5 Hal Penting tentang Co Parenting, Pola Asuh Anak bagi Pasangan Bercerai
Oleh karena itu, Maureen mengingatkan pentingnya menghormati kesehatan emosional anak-anak selama proses bercerai tengah dijalani. Jauh lebih baik bagi kesehatan emosional mereka untuk tidak menyimpan perasaan hanya di hati mereka tanpa membicarakannya.
Berdasarkan pengalaman dan beberapa ibu tunggal di bawah Komunitas Single Mom Indonesia, Maureen mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan selama proses bercerai berlangsung. Apa saja?
Pedoman untuk Orangtua yang Tengah Melakukan Proses Bercerai Terkait dengan Emosi Anak
1. Jangan bersikap tidak sopan atau bertengkar dengan mantan di hadapan anak-anak Anda
Ini salah satu kunci utama yang diungkapkan Maureen. Semarah atau bakan sebenci apa pun Anda dengan pasangan, jangan mengumbar kemarahan di depan anak.
Ketika anak-anak mendengar orangtua mereka bertengkar atau bersikap kasar, tidak menghormati satu sama lain, itu sangat memengaruhi emosi mereka. Mereka menginternalisasi perasaan tersebut, tetapi cenderung menyimpannya sendiri.
“Banyak anak yang mengungkapkan kesedihan mereka kepada saya karena mendengar pertengkaran dan kata-kata yang dilontarkan orang tua mereka. Mereka tahu bahwa orangtua mereka sedih dan sering menangis,” tukas Maureen.
Jadi, ketika mereka mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya, sebenarmya ini salah satu pertanda baik. Bahwa anak Anda bisa terbuka dan mengungkap perasaannya.
2. Jelaskan bahwa ibu dan ayah terkadang membutuhkan ‘waktu istirahat’ dari satu sama lain
“Ketika ada yang bingung dan bertanya bagaimana memulai percakapan dengan anak-anak, kadang saya akan memberi tahukan tidak ada salahnya untuk mengtakan kalau orangtua kadang-kadang butuh ‘waktu istirahat’ satu sama lain. Oleh karena itu, kadang ada yang memutuskan untuk berpisah untuk sementara, tapi sebenarnya itu tidak selalu berarti perceraian”
3. Biarkan anak Anda merasakan kesedihan mereka
Tidak jarang, saat mengetahui orangtuanya tengah melakukan proses cerai, anak ungkapkan kesedihannya. Hal ini justru suatu tanda yang baik, karena anak bisa mengakui perasaan.
Sangat umum bagi anak-anak untuk tidak mengungkapkan kesedihan mereka sendiri atas perceraian dengan orangtua mereka karena mereka tidak ingin membuat kesedihan Anda lebih sulit lagi. Itu juga umum bagi mereka untuk merasa protektif terhadap orangtua mereka.
Satu hal yang berguna untuk dikatakan kepada anak Anda adalah memberi tahu mereka bahwa perceraian sebenarnya tidak hanya membuatnya sedih, tapi Anda dan pasangan pun merasakan hal serupa. Dan tidak apa-apa bagi mereka untuk membagikan perasaan mereka. Yakinkan bahwa itu tidak akan membuat Anda merasa lebih buruk atau lebih sedih.
Artikel Terkait: 8 Tips Membesarkan Anak Untuk Orangtua Tunggal
4. Jangan merahasiakan situasi ini dari anak-anak
Percayalah, anak-anak sebenarnya dapat memproses lebih dari yang orangtua pikirkan. Lebih baik bagi anak untuk memiliki lebih banyak pemahaman tentang situasi yang tengah terjadi.
Oleh karena itulah mengapa orangtua perlu berbicara dengan anak-anak tentang situasi keluarga untuk menghindari lebih banyak kebingungan yang muncul. Percayalah, meski tidak dibicarakan, anak-anak Anda tahu bahwa sesuatu sedang terjadi. Jadi, untuk apa membohonginya?
Anak-anak justru sering kali memiliki pemahaman yang mendalam tentang apa yang terjadi dalam keluarganya.
5. Pastikan anak Anda merasa aman
Saat kedua orangtuanya ingin bercerai, anak-anak cenderung merasa khawatir dan tidak aman. Banyak ketakutan yang bisa muncul. Ini sangat berat.
Untuk membantu anak merasa lebih aman, lebih baik mencoba membantu anak memahami bahwa apa pun yang terjadi, Anda semua akan baik-baik saja dan aman.
6. Perjelas tindakan tertentu dengan anak-anak Anda
Kemampuan kognitif anak tentu saja masih terus berkembang. Dalam hal ini terkadang anak-anak memiliki persepsi atau sudut pandang sendiri terhadap situasi yang tengah terjadi.
Agar tidak memunculkan kesalahpaaman, penting untuk melakukan komunikasi secara intens dan terbuka.
Sebagai contoh, ada beberapa anak yang menganggap ‘penghinaan’ sebagai memukul atau mendorong orangtua lainnya. Beberapa menganggapnya sebagai berbicara tidak sopan kepada orangtua lainnya. Sebaiknya tanyakan langsung kepada mereka apa maksudnya.
Miskomunikasi adalah salah satu masalah utama dalam pernikahan dan hubungan, sehingga diperlukan kejelasan lebih dari anak untuk mengetahui apa arti kata-kata tertentu bagi mereka.
7. Jangan pernah menempatkan anak-anak Anda di tengah
Anak-anak benci ditempatkan di tengah. Ini adalah praktik yang sangat tidak adil dan tentu saja tidak demi kepentingan terbaik anak.
Mereka terutama merasa sulit untuk berurusan dengan orangtua yang meminta mereka pergi ke pengadilan untuk mengatakan dengan siapa mereka ingin tinggal.
8. Jangan mengasingkan anak Anda dari pasangan Anda
Kecuali jika mantan pasangan Anda, merupakan sosok kasar, lalai, atau tidak aman dan tidak layak, jangan mengasingkan anak-anak Anda dari orangtua lainnya.
Jika Anda ingin melakukan yang terbaik untuk anak, tentu perlu harus menemukan keseimbangan yang sehat antara ego dan kepentingan terbaik anak.
Jika orangtua benar-benar menginginkan perpisahan atau perceraian yang sehat, ini memang mungkin saja terjadi.
9. Jelaskan pada masing-masing anak, dengan waktu yang berbeda
“Saya juga sering menyarankan untuk menjelaskan mengenai proses bercerai yang sedang berlangsung kepada masing-masing anak. Misalnya anak ada tiga, maka sebaiknya diajak bicara satu persatu, hal ini berkaitan dengan perkemangan kognitif masing-masing anak. Saat bicara dengan anak yang sudah duduk di bangku SMA tentu akan berbeda ketika menjelaskan pada anak yang masih di TK. Penjelasnnya tentu saja perlu disesuikan dengan kemamapuan anak berpikir.
Langkah-langkah dan pedoman di atas ini tentu saja dimaksudkan untuk meningkatkan peluang Anda bahwa dengan semua keluarga bekerja bersama. Akan ada hasil yang lebih baik untuk waktu dan situasi yang sangat sulit, terutama bagi anak-anak Anda.
Proses bercerai tentu saja bukan peristiwa yang mudah bagi Anda dan pasangan. Terlebih lagi untuk anak-anak. Oleh karena itu, lindungi kesehatan emosional anak dan memenui hak untuk mendapatkan kasih kasih dari orangtuanya adalah hak mutlak anak.
Baca Juga:
11 Alasan Cerai yang Konyol namun Terjadi di Dunia Nyata, Ini Kisahnya!
Bercerai tapi tetap tinggal serumah, apa dampaknya bagi anak?
Bercerai atau mempertahankan pernikahan? Jawab dulu 11 pertanyaan ini sebelum menentukan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.