Pernahkan Parents merasa harus mengerjakan sebuah tugas yang sangat penting, misalnya pekerjaan kantor, namun lebih memilih untuk mengerjakan hal lain seperti memasak atau menyetrika?
Kemudian saat semua pekerjaan rumah sudah selesai, Anda kembali ingin mencari kesibukan lain di luar tugas utama itu! Nah, ternyata tanda ini merupakan productive procrastination, lo!
Productive Procrastination, Ketika Sibuk Tak Selamanya Menghasilkan
Sumber: Unsplash
Apa itu productive procrastination? Istilah ini merujuk pada kesibukan Parents untuk melakukan hal-hal lain di luar tugas utama.
Semisal Parents bekerja mengelola online shop, tugas utama Parents mungkin adalah melakukan pemasaran di media sosial.
Namun karena suatu hal seperti bosan, tidak melihat hasil, atau putus asa, Parents akhirnya memilih melakukan kesibukan lain seperti melihat-lihat referensi online shop lain.
Apakah hal ini produktif? Ya!
Tapi apakah hal ini membantu keberlangsungan online shop Anda? Belum tentu!
Anda bisa saja terjebak untuk terus mengamati online shop lain hingga lupa mengurus tugas utama Anda: pemasaran!
Kenapa Banyak Orang Terjebak Dalam Productive Procrastination
Kenapa banyak orang terjebak dalam productive procrastination, ya?
Memang, produktif seringkali dianggap sebagai sesuatu yang berharga bahkan tanda bahwa Parents bekerja keras.
Namun kerja keras saja belum tentu menghasilkan, bukan?
Hal ini berbeda dengan prokrastinasi pada umumnya, yakni malas melakukan apa pun.
Sedangkan dalam kasus ini, Anda justru tertarik untuk bekerja keras melakukan banyak hal di luar tugas utama Anda.
Oleh karena itu, sangat sulit untuk mendeteksi bahwa Anda sebenarnya telah terjebak dalam productive procrastination!
Contoh yang sering kita temui di dunia nyata:
- Ayah sering membersihkan mobil namun tidak mengecek mesin karena takut ada yang rusak, sehingga lebih baik rajin membersihkan eksterior saja
- Bunda sering membalas e-mail kantor tetapi energinya langsung habis untuk mengerjakan tugas utama dari kantor
- Sang buah hati sangat aktif membantu rumah tangga, tetapi semua dilakukan untuk menghindari PR yang tidak disukai
Sering menemuinya? Itu adalah contoh-contoh prokrastinasi produktif!
Membedakan Sibuk Produktif dan Sibuk Prokrastinasi
Sumber: Unsplash
Tenang, Parents. Rupanya ada cara mudah untuk mengenali bagaimana Anda bisa membedakan mana sibuk sesungguhnya dan mana sibuk yang hanya prokrastinasi.
Kuncinya adalah fokus pada kualitas daripada kuantitas.
Apalagi hal ini perlu diterapkan oleh Anda yang bekerja kantoran.
Faktanya, bekerja 2-3 jam per hari dengan fokus bisa membuat Anda mendapatkan hasil lebih besar daripada bekerja 8 jam sehari secara administratif.
Anda perlu menentukan “Apa dampak langsung dari tugas ini?” sehingga Anda tahu apa yang Anda harapkan setelah mengerjakan tugas tersebut.
Bila ternyata Anda sendiri juga belum mengenali manfaatnya, maka bisa dipastikan hal itu hanyalah sekadar sibuk belaka!
Ternyata Ada Manfaatnya, lo
Membuat Anda Tetap Tergerak dan Tidak Bermalas-malasan
Productive procrastination ternyata bisa membuat orang tetap bekerja meskipun tidak melakukan hal utama.
Anda bisa membayangkan membalas e-mail jauh lebih bermanfaat daripada sekadar scrolling media sosial di kasur, bukan?
Meskipun hal ini mungkin tidak berkontribusi pada tugas utama Anda, namun hal ini bisa menghindarkan Anda dari hal-hal yang jauh lebih tidak berguna.
Artikel Terkait: Belum Terlambat, Simak 7 Tips Mencari Pekerjaan di Usia 50-an
‘Memanaskan’ Diri Sebelum Mengerjakan Tugas Utama
Keuntungan lain dari productive procrastination adalah mempersiapkan diri untuk melakukan pekerjaan utama.
Beberapa orang perlu ‘pemanasan’ terlebih dahulu dibandingkan segera mengerjakan tugas-tugas yang berat.
Apalagi jika hal tersebut merupakan pekerjaan yang membosankan, Anda pasti membutuhkan semangat dengan mengerjakan hal lain, bukan?
Contohnya jika Anda baru bisa bekerja dengan serius pada jam kantor, misal pada jam 9 pagi.
Anda bisa memulai pagi hari Anda dengan membersihkan rumah, menyiapkan bekal anak, atau hal-hal lain yang membuat Anda bersemangat.
Tentu Saja Bila Dibiarkan Akan Ada Bahayanya
Sumber: Pexels
Menyebabkan Stres Karena Merasa Tidak Menghasilkan
Nah, bila Anda tidak dapat segera menghentikan kebiasaan productive procrastination atau terlalu fokus pada hal-hal lain, maka Anda bisa jadi justru akan stres, lo!
Kok bisa?
Hal ini dikarenakan Anda akan merasa sibuk pada banyak hal namun tidak mendapatkan tujuan yang Anda harapkan.
Apalagi jika Anda merupakan seorang wirausaha, Anda mungkin akan berpikir bahwa apa pun yang Anda kerjakan tidak menghasilkan sama sekali!
Menumpuk Tugas Utama Terlalu Lama
Ya, salah satu risiko terbesar terlalu asik dengan pekerjaan lain adalah menumpuk tugas utama terlalu lama.
Serupa dengan poin sebelumnya, hal ini akhirnya membuat Anda tidak lagi fokus dan stres karena tidak menghasilkan sama sekali.
Jika Anda tidak segera menyelesaikan tugas utama, maka permasalahan tersebut tidak akan kunjung selesai, Parents!
Artikel Terkait: Tips Aman dan Nyaman Bekerja Saat Hamil, Ibu Bekerja Perlu Tahu!
Cara Menghindari Productive Procrastination
Untuk melakukan ini, Anda bisa menyiapkan paling tidak 2 carik kertas.
Kenali Tujuan Paling Penting
Langkah pertama yang paling penting adalah mengenali apa sih tujuan utama atau hal yang ingin dicapai dari aktivitas tersebut.
Semisal Anda adalah seorang perancang busana, tentu saja Anda ingin menghasilkan pakaian yang sesuai dengan kreativitas Anda, bukan?
Tuliskan ini di sebuah kertas dengan huruf besar agar Anda bisa ingat.
Tuliskan Aktvitas Apa Saja yang Biasa Anda Lakukan
Sumber: Unsplash
Langkah selanjutnya adalah menuliskan aktivitas apa saja yang biasa Anda kerjakan.
Tidak perlu berpikir lama, tulis saja hal-hal yang terlintas di benak Anda. Tak perlu mempertimbangkan apakah hal tersebut berkontribusi pada tujuan Anda atau tidak.
Tuliskan di kertas yang berbeda dari tujuan tadi, ya!
Pilihlah 1-5 Aktivitas yang Benar-benar Bisa Membuat Anda Mencapainya
Sudah selesai? Sekarang tentukan 5 aktivitas yang paling berkontribusi pada tujuan Anda.
Mana saja hal-hal yang harus Anda lakukan untuk bisa mencapai hasil yang diharapkan?
Dengan begini, Anda bisa menyeleksi mana saja yang perlu Anda lakukan karena aktivitas lainnya hanyalah selingan.
Setelah Anda mengetahui 5 hal paling utama, maka Anda bisa mendedikasikan waktu Anda untuk fokus pada 5 hal itu saja.
Bila Anda merasa lebih dari 5 hal? Maka silakan untuk berdiskusi dengan diri sendiri untuk fokus pada 3 hal saja!
Lakukan Hal yang Paling Penting Pertama Kali di Pagi Hari
Sudah menentukan 5 hal terbaik yang bisa Anda lakukan dan fokuskan?
Maka selanjutnya adalah melakukannya sejak pagi hari saat Anda mulai bekerja. Jangan lakukan hal lain sebelum Anda menyelesaikan satu di antara 5 pilihan tadi.
Dengan begini, Anda tidak akan fokus seperti membuka media sosial, membalas chat pelanggan, dan lainnya.
Memang, hal tersebut baik untuk dilakukan, tapi setidaknya Anda bisa menyelesaikan 1 hal penting dahulu agar Anda bisa mencentang checklist di pagi hari.
Artikel Terkait: Para Ayah Wajib Tahu! Ini Tips Membagi Waktu antara Pekerjaan dan Keluarga
Namun Pastikan Hal Ini Tidak Mengganggu Kebutuhan Anda, Ya
Sumber: Unsplash
Tentu saja hal ini perlu dipastikan bahwa Anda sudah menyiapkan kebutuhan Anda seperti sarapan atau membersihkan rumah, ya!
Jika kebiasaan ini merupakan hal yang membuat Parents lebih lega untuk bekerja, maka jangan ditinggalkan.
Namun pastikan ketika Parents sudah masuk ke dalam ‘mode kerja’, fokuslah pada hal-hal yang sudah ditentukan tadi, ya!
***
Baca Juga:
Tips Ibu Bekerja, Lakukan 13 Hal Ini untuk Menyeimbangkan Karier dan Keluarga
7 Tips Menyiapkan ASI Perah untuk Ibu yang Bekerja
5 Tips Melamar Kerja agar Parents Dapat Karier Impian
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.