Tahu dan tempe adalah makanan tinggi protein karena terbuat dari kedelai dan harganya murah. Tak heran apabila orang Indonesia gemar menyantap tahu tempe, baik sebagai camilan maupun lauk pendamping nasi. Namun, belakangan kedua makanan ini sulit ditemukan hingga menimbulkan polemik. Lalu, sebenarnya apa yang terjadi hingga ada polemik tahu tempe? Simak laporan lengkapnya berikut ini.
Polemik Tahu Tempe: Sempat Hilang di Pasaran selama 3 Hari
Apa jadinya jika tahu dan tempe tiba-tiba menghilang? Fenomena ini sempat terjadi di wilayah Jabodetabek. Tahu dan tempe, makanan murah meriah yang biasanya jadi lauk sehari-hari mendadak hilang dari pasaran selama tiga hari. Ketiadaan tahu dan tempe ini terjadi sejak hari Kamis (31/12/2020) hingga Minggu (3/1/2021).
Hilangnya kedua bahan makanan tersebut dipicu oleh aksi mogok para pengrajin tahu dan tempe di berbagai daerah. Mereka tak mau melakukan produksi selama tiga hari mulai tanggal 1-3 Januari 2021 karena harga kedelai meroket dari semula Rp 6.500- Rp 7 ribu per kilogram menjadi Rp 9 ribu- Rp 10 ribu per kilogram.
Kenaikan harga ini pun mengancam keberlangsungan mata pencaharian mereka. Para pengrajin tahu dan tempe akan menghadapi kerugian apabila harga bahan baku naik namun harga tahu dan tempe tetap seperti biasa. Sebagai bentuk protes, mereka kemudian melakukan aksi mogok produksi agar terjadi kesepakatan harga di pasaran.
Aksi ini pun tercatat dalam surat yang ditulis oleh Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) pada tanggal 29 Desember 2020 kepada Pusat Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Puskopti).
Baca juga: Suka Tahu dan Tempe? Ketahui 7 Manfaat Kedelai yang Luar Biasa
Harga Bahan Baku Naik Diduga karena Impor Kedelai Tak Seimbang
Meski belum dapat dipastikan, namun sempat ada dugaan bahwa kenaikan harga bahan baku kedelai dipicu oleh impor kedelai yang tidak seimbang antara Indonesia dan China. Saat ini, produksi kedelai terbesar dilakukan oleh Amerika Serikat (AS), Brazil, dan Argentina. Sementara pasar terbesar mereka adalah China.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia, Aip Syarifuddin mengatakan bahwa China baru saja memesan kedelai sebanyak 92 juta ton. Jumlah ini naik secara tajam di mana mereka biasanya hanya memesan 75 juta ton.
Kenaikan jumlah pesanan ini diduga karena negara China sedang mempersiapkan Imlek. Para peternak babi membutuhkan stok kedelai dalam jumlah banyak untuk makanan babi. Tujuannya agar babi tersebut siap disajikan saat perayaan Imlek nanti.
Akibatnya, jumlah impor kedelai di Indonesia jadi menurun sehingga membuat harga bahan baku kedelai menjadi lebih mahal.
Terkait hal ini, para pengrajin tahu dan tempe pun ingin mengajukan protes kepada Menteri Perdagangan. Mereka berharap dengan adanya dialog maka harga kedelai bisa kembali stabil setelah ada intervensi dari pemerintah.
Baca juga: Suka makan tahu isi? Contek 5 resep enaknya di sini, yuk!
Setelah Hilang 3 Hari, Kini Harga Tahu dan Tempe Naik Rp 1 Ribu
Berdasarkan pantauan dari berbagai sumber, tahu dan tempe kini sudah kembali tersedia di pasaran. Namun, ada yang berubah yaitu harga tiap potong naik Rp 1 ribu. Dikutip dari Detik, harga tahu di Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat naik dari Rp 4 ribu per potong menjadi Rp 5 ribu.
“Ada kenaikan Rp 1.000 per potong,” kata Slamet Riyadi, pedagang tahu dan tempe di Pasar Gondangdia, Senin (4/1/2021) seperti diberitakan oleh Detik.
Sementara, untuk tempe harganya naik dari semula Rp 5 ribu per potong menjadi Rp 6 ribu per potong. Kenaikan ini juga membuat Slamet tak berani membawa banyak stok karena khawatir tidak laku. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
Biasanya, saat situasi sedang normal, ia akan membawa 100 potong untuk masing-masing tahu dan tempe. Namun, setelah ada polemik tahu dan tempe, ia mengurangi jumlah persediaannya menjadi setengah. Ternyata, jumlah tersebut langsung ludes dibeli oleh pelanggan.
“Sudah habis. Saya biasanya bawa itu 100 potong masing-masing tahu dan tempe. Tapi tadi saya bawa separuhnya. Saya pikir nggak laku banyak karena harga naik di saat daya beli masyarakat lagi nggak kuat. Tapi ternyata langsung habis,” katanya seperti dikutip dari Detik.
Cara Mudah Membuat Tempe Sendiri di Rumah
Bunda sebenarnya bisa lho membuat tempe sendiri di rumah. Caranya cukup mudah. Bunda hanya perlu menyiapkan ragi tempe dan kedelai dengan kualitas yang bagus. Ikuti langkah-langkah mudah membuat tempe berikut ini ya!
Bahan-bahan:
- 500 grm kedelai kualitas baik
- 1/2 sdt ragi tempe
Cara membuat:
- Cuci kedelai sampai bersih lalu rendam kedelai selama sehari semalam.
- Siapkan air mendidih sambil buang air rendaman dan cuci kembali tempenya. Buang kulit kedelai yang terlepas. Setelah itu, masukan kedelai ke dalam air mendidih dan rebus hingga air bergolak.
- Buang air rebusan dan rendam kembali selama satu hari satu malam.
- Cuci bersih kedelai yang sudah direndam lalu buang kulit arinya kemudian kukus kedelai selama kurang lebih 30 menit.
- Angkat kemudian biarkan kedelai dingin baru setelah itu ditaburi ragi tempe. Aduk rata menggunakan tangan yang dilapisi sarung tangan.
- Setelah itu, bungkus tempe dengan daun atau plastik. Takarannya sesuai selera namun biasanya setiap kemasan memiliki berat 250 gram.
- Jika dibungkus dengan plastik, jangan lupa beri lubang udara ya caranya dengan melubangi plastik menggunakan garpu atau lidi.
- Setelah semuanya beres, diamkan selama dua hari dua malam hingga tempe matang dan siap diolah menjadi berbagai masakan.
Nah, bagaimana di tempat Parents? Apakah harga tahu dan tempe juga naik? Semoga tips membuat tempe di atas bisa membantu ya dan semoga harga kedua bahan makanan ini kembali stabil.
Baca juga: