Sudah lebih dari 8 bulan Indonesia melaksanakan protokol kesehatan untuk menghindari terpaparnya COVID-19. Salah satu upaya yang wajib dilakukan adalah social distancing dan physical distancing.
Social distancing dimaksudkan sebagai upaya pembatasan sosial di mana setiap orang dilarang untuk melakukan pertemuan fisik dan berkumpul –entah itu di ruang publik atau pribadi seperti rumah- demi mengurangi penularan virus. .
Kemudian, muncul frasa yang lain, yakni physical distancing. Meski mirip, sebenarnya ada perbedaan dari kedua hal tersebut. Berikut ini perbedaan social distancing dan physical distancing menurut beberapa badan kesehatan di dunia.
Perbedaan Social Distancing dan Physical Distancing
Menurut Centers for Disease Control (CDC)
CDC tidak membedakan antara social distancing dengan physical distancing. Menurut CDC, social distancing (jarak sosial) atau yang disebut juga physical distancing (jarak fisik), berarti menjaga jarak aman antara Anda dan orang lain yang tidak berasal dari rumah Anda.
Setidaknya jarak yang harus Anda jaga adalah 6 kaki atau sekitar panjang 2 lengan Anda –entah saat itu Anda berada di rumah ataupun luar rumah.
Social distancing harus dilakukan dalam kombinasi dengan tindakan pencegahan sehari-hari lainnya untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Di antaranya adalah mengenakan masker, menghindari menyentuh wajah dengan tangan yang tidak dicuci, dan sering mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik.
CDC juga memberikan beberapa kiat terkait dengan menjaga jarak berikut ini:
- Tahu mau pergi ke mana.
- Transportasi apa yang akan digunakan dengan begitu Anda tahu bagaimana menjaga jarak dengan orang di sekitar Anda.
- Batasi kontak saat bekerja dan jangan pernah melepas masker Anda.
- Jika harus keluar rumah, pilih aktivitas sosial dengan bijak.
World Health Organization (WHO) Menyebut Keduanya Berbeda
Pada akhir Maret 2020 WHO mengganti frasa social distancing dengan physical distancing.
“We’re changing to say physical distance and that’s on purpose because we want people to still remain connetcted (Kami mengubahnya menjadi physical distance dengan tujuan masyarakat tetap saling terhubung),” ujar Dr. Maria Van Kerkhove pada konferensi pers darurat corona yang diadakan WHO, Jumat (20/3/2020).
Dr. Maria Van Kerkhove adalah pembicara kunci pada konferensi tersebut dan merupakan ahli epidemiologi penyakit menular asal Amerika.
Physical distancing adalah kondisi menjaga jarak secara fisik dari orang lain untuk mencegah penyebaran virus. Frasa ini dianggap paling tepat karena secara sosial seseorang memang tidak boleh dengan sengaja memutuskan hubungan dengan orang lain, terutama orang-orang yang dicintainya, seperti keluarga besar dan sahabat.
Dengan teknologi yang sudah sangat maju dan canggil, interaksi sosial masyarakat masih bisa dijaga dengan baik. Mereka masih bisa tetap terhubung dengan orang lain tanpa harus berada di tempat yang sama secara fisik. Misalnya dengan melakukan telepon, video call, atau teleconference menggunakan aplikasi Geogle Meet atau Zoom.
Inilah yang menjadi alasan frasa social distancing diganti menjadi physical distancing agar masyarakat menjaga jarak fisik, bukan jarak sosial.
Penerapan Physical Distancing
WHO menjabatkan beberapa langkah perlindungan dasar terhadap coronavirus melalui physical distancing. Yaitu:
- Setiap orang setidaknya menjaga jagar 1 meter dari orang lain, terutama jika saat itu ia sedang mengalami batuk atau akan bersin.
- Tidak batuk atau bersin sembarangan. Saat seseorang batuk atau bersin, mereka menyemprotkan tetesan cairan (droplet) dari hidung atau mulutnya yang mungkin mengandung virus corona kepada orang lain yang ada di dekatnya.
Menjaga Fisik dan Mental selama Pandemi
Sangat penting di masa sulit ini untuk menjaga kesehatan fisik dan mental Anda. Ini tidak hanya akan membantu Anda dalam jangka panjang, tapi juga membantu Anda melawan COVID jika saja Anda tertular. WHO menyarankan demikian:
- Makan makanan yang sehat dan bergizi yang membantu sistem kekebalan berfungsi dengan baik.
- Batasi konsumsi alkohol dan hindari minuman manis.
- Jangan merokok. Merokok dapat meningkatkan risiko terkena penyakit serius jika Anda terinfeksi COVID-19.
- WHO merekomendasikan 30 menit aktivitas fisik sehari untuk orang dewasa dan satu jam sehari untuk anak-anak. Jika pedoman lokal atau nasional Anda mengizinkan berolahraga di luar rumah, lakukan dengan menjaga jarak aman dari orang lain.
- Jaga kesehatan mental. Wajar jika Anda stres, bingung, dan takut selama krisis ini. Bicaralah dengan orang yang Anda percaya untuk mendukung dan membantu Anda.
Itu tadi perbedaan social distancing dan physical distancing menurut CDC dan WHO. Usahakan untuk selalu menjaga kesehatan Anda serta batasi kegiatan di luar rumah dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan COVID-19. Salam sehat!
Baca juga:
Seberapa besar dampak social distancing bagi perkembangan anak?
Tips aman mempekerjakan ART harian selama social distancing, perlu tahu!
Cegah Covid-19, ini perbedaan social distancing, karantina diri, dan isolasi!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.