11 Perubahan Fisik Setelah Melahirkan, Bunda Mengalaminya?

Perubahan pada bagian-bagian tubuh berikut ini memang tak dapat dihindari. Apakah Bunda juga mengalaminya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah anak lahir, kehidupan seorang ibu mengalami perubahan, baik dari segi rutinitas maupun bentuk tubuh. Entah persalinan dengan metode vaginal birth maupun operasi caesar, perubahan fisik setelah melahirkan tidak dapat dihindari.

Terlepas dari segala perubahan yang terjadi, semua itu justru menjadi bukti bahwa kini Bunda adalah seorang ibu!

Lalu, apa saja bagian tubuh yang berubah?

Perubahan Fisik Setelah Melahirkan

1. Rambut

Sejak usia kandungan delapan bulan, Bunda mungkin melihat sebuah fenomena yang menyakitkan, yakni rambut rontok. Setiap kali menyisir rambut, keramas, atau bahkan hanya mengelus kepala, selalu saja ada rambut yang rontok.

Rasanya, menggunakan sampo khusus untuk rambut rontok tetap tidak membantu. Mengapa ini bisa terjadi?

Jawabannya adalah: Hormon! Selama kehamilan, kadar estrogen yang lebih tinggi membuat rambut tampak tebal dan berkilau. Namun, setelah kehamilan dan kadar estrogen turun dan kembali normal, kondisi rambut akan ikut terpengaruh.

Kerontokan berat biasanya terjadi 1-5 bulan setelah kehamilan. Namun jangan cemas, sebab kabar baiknya, kondisi ini hanya berlangsung sementara, Bunda. Dalam waktu sekitar 6-12 bulan, rambut akan normal kembali.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Bentuk Payudara Juga Berubah Setelah Melahirkan

Payudara mengalami perubahan karena mekanisme memproduksi ASI. Saat sedang hamil, Bunda mungkin merasa bentuk payudara begitu indah membulat.

Tunggu saja sampai bayi lahir dan mulai menyusu, payudara akan tampak seperti buah pepaya yang menggantung. Setelah berhenti menyusui, payudara bahkan tidak hanya terlihat kendor tetapi ukurannya lebih kecil.

Akan tetapi, jangan buru-buru menyalahkan menyusui sebagai penyebab perubahan bentuk payudara, ya, Bun. Sebab faktanya, gaya hidup sebelum kehamilan justru punya andil utama.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebuah jurnal berjudul The Effect of Breastfeeding on Breast Aesthetics justru menemukan bahwa usia yang lebih tua, indeks massa tubuh yang lebih tinggi, jumlah kehamilan yang lebih banyak, ukuran bra sebelum hamil yang lebih besar, dan kebiasaan merokok merupakan faktor risiko tertinggi perubahan bentuk payudara.

3. Perubahan Bentuk Perut Termasuk Perubahan Fisik yang Dialami Setelah Melahirkan

Siapkan mental untuk melihat bentuk perut yang tak karuan setelah persalinan. Area perut mungkin akan dipenuhi stretch mark dan bekas luka.

Di samping itu, saat bayi lahir, perut Bunda tidak serta-merta langsung kempis. Melainkan tampak buncit sehingga sering dikira masih hamil.

Pada dasarnya, rahim berukuran kira-kira sebesar buah pir. Namun selama kehamilan, rahim membesar hingga membengkak seukuran buah semangka.

Setelah melahirkan, rahim akan mengempis dan menyusut lagi. Hanya saja, perut baru akan kembali terlihat normal sekitar 6-8 minggu setelah persalinan. Walau demikian, belum tentu tampilannya kembali seratus persen.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selama kehamilan dan setelah melahirkan, olahraga dan diet sehat adalah kunci untuk mengembalikan bentuk tubuh. Tentu saja, harus di bawah arahan dokter kandungan, ya.

Artikel terkait: Payudara kendur setelah punya anak? Ini 3 cara cepat untuk mengencangkannya secara alami

4. Sulit Menahan Buang Air Kecil

Salah satu hal yang dikeluhkan oleh para ibu adalah kesulitan menahan buang air kecil karena perubahan pada vagina setelah melahirkan. Hal ini terjadi terutama pada ibu yang melahirkan normal (vaginal birth).

Saat mendorong bayi keluar, Bunda menggunakan semua otot dengan sekuat tenaga. Akibatnya, otot dasar panggul melemah dan saluran kemih menjadi sangat aktif.

Bunda bisa mengatasinya dengan melakukan senam kegel agar otot-otot kembali lentur.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Wasir

Terjadinya pembesaran pembuluh darah di sekitar anus sangat umum terjadi setelah persalinan. Hanya saja, kondisi ini akan hilang dalam beberapa hari. Lalu, bagaimana agar wasir setelah melahirkan tidak semakin parah?

Pertama, makan banyak buah segar, sayuran, salad, sereal gandum dan roti gandum, dan perbanyak minum air putih. Ini akan membuat buang air besar lebih terasa mudah dan tidak terlalu menyakitkan.

Selanjutnya, cobalah untuk tidak mendorong atau mengejan sementara waktu, karena hanya akan memperburuk wasir.

Beri tahu bidan atau dokter jika Bunda merasa sangat tidak nyaman. Pemberian krim untuk menenangkan wasir mungkin diperlukan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Kulit Juga Mengalami Perubahan Setelah Melahirkan

Bila selama hamil Bunda memiliki aura ibu hamil alias pregnancy glow, jangan kaget setelah melahirkan. Kulit yang tadinya mulus mungkin akan kering, pecah-pecah, timbul bintik hitam maupun jerawat di wajah.

Beberapa ibu mungkin mengalami perubahan warna kulit di area sekitar mata atau ruam merah di dekat mulut. Tenang saja, kondisi kulit akan membaik dalam waktu beberapa minggu setelah persalinan.

Lain halnya jika Bunda melahirkan dengan operasi caesar, kulit akan memiliki bekas luka operasi. Awalnya setelah operasi, bekas jahitan itu akan terasa gatal. Jangan digaruk atau digosok, ya, Bun!

Jika terasa sangat mengganggu, segera konsultasikan dengan dokter.

Artikel terkait: Muncul Jerawat Setelah Melahirkan? Kenali Penyebab Beserta Cara Mengatasinya

7. Vagina

Perubahan ukuran vagina setelah melahirkan adalah kondisi yang tak dapat dihindarkan. Tidak mengejutkan, mengingat dimensi rata-rata kepala bayi baru lahir memang lebih besar dari tempat jalan lahir.

Dalam beberapa kasus, vagina akan berkontraksi ke hampir ukuran aslinya setelah persalinan. Namun, kebanyakan ukuran vagina menjadi lebih lebar secara permanen.

Ada banyak faktor yang berkontribusi pada perubahan ukuran vagina. Termasuk jenis persalinan, ukuran bayi, faktor genetik, dan kelebihan berat badan.

8. Perubahan Ukuran Pinggul Setelah Melahirkan

Bunda mungkin memperhatikan bahwa pinggul menjadi lebih lebar setelah melahirkan. Kenapa, ya, bisa terjadi?

Sebagian orang menduga hal itu ada hubungannya dengan hormon relaksin. Hormon ini memang berfungsi melemaskan dan melunakkan sendi dan ligamen di panggul untuk membantu ibu mendorong bayi keluar selama persalinan.

Akan tetapi, hormon bukan alasan utama di balik pinggul yang lebih lebar. Para ahli justru menduga kemungkinan besar justru disebabkan oleh penumpukan lemak.

Itu artinya, beberapa ibu memiliki pinggul lebih lebar setelah melahirkan karena akumulasi sel-sel lemak, bukan karena tulang pinggul mereka yang jadi lebih besar.

9. Kaki, Terutama Area Sekitar Betis

Kenaikan berat badan saat hamil dapat menyebabkan spider veins, yaitu jaringan pembuluh darah kecil-kecil kemerahan yang tampak di permukaan kulit.

Varises atau pelebaran pembuluh darah yang tampak menonjol di permukaan kulit serta stretch mark juga merupakan permasalah umum yang dialami para ibu setelah melahirkan.

Berbagai kondisi di atas biasanya memudar atau kurang menonjol dari waktu ke waktu. Namun, tidak menutup kemungkinan akan bertahan permanen.

Untuk mengatasi masalah tersebut, umumnya diperlukan prosedur medis untuk memberikan hasil yang nyata. Krim tretinoin dapat digunakan mengatasi stretch marks yang masih berwarna kemerahan dan usianya kurang dari 2-3 bulan.

Artikel terkait: Ini alasan ibu sulit menahan pipis setelah melahirkan, wajib tahu!

10. Ukuran Sepatu

Kaki membengkak dan adanya perubahan ukuran kaki juga umum terjadi selama kehamilan. Hal ini terjadi karena penambahan bobot serta pengaruh hormon relaksin.

American College of Obstetrics and Gynecologists (ACOG) menyatakan bahwa rata-rata perempuan mengalami kenaikan bobot antara 11-15 kg. Berat ekstra itu pastinya membuat kaki Bunda tertekan.

Adapun hormon relaksin yang diproduksi untuk membantu mempersiapkan tubuh saat melahirkan, melemaskan ligamen otot tubuh. Namun bukan hanya area panggul yang melebar, tetapi telapak kaki juga.

11. Gigi Keropos

Pernahkah Bunda mendengar keluhan dari sesama ibu yang mengaku giginya keropos setelah punya anak? Ternyata hal itu bukan isapan jempol belaka, lo, Bun.

Sebuah studi ilmiah yang terbit di American Journal of Public Health menemukan bahwa semakin banyak anak maka semakin besar risiko seorang perempuan untuk kehilangan gigi.

Meski demikian, tidak diketahui secara pasti bagaimana mekanisme atau hubungan di antara keduanya. Apakah berkaitan dengan perubahan fisiologis, faktor psikososial, atau masalah perawatan gigi saat hamil?

Faktanya, perubahan hormon selama kehamilan juga dapat memengaruhi populasi bakteri atau mikrobioma di mulut.

Selain itu, perempuan yang tidak memiliki kesehatan gigi yang baik berisiko melahirkan prematur. Jadi, penting untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut selama masa kehamilan.

Dari semua perubahan fisik setelah melahirkan di atas, nomor berapa yang paling Bunda rasakan? Atau adakah perubahan lainnya yang belum tercantum?

Artikel diupdate oleh Titin Hatma

6 Post-Pregnancy Body Changes You Didn't Expect
https://www.webmd.com/parenting/baby/features/post-pregnancy-body-changes

Body after birth: 18 post-pregnancy changes to look out for
https://www.livescience.com/63291-post-pregnancy-changes.html

Your body after the birth
https://www.nhs.uk/pregnancy/labour-and-birth/after-the-birth/your-body/

The Effect of Breastfeeding on Breast Aesthetics
https://www.researchgate.net/publication/23664382_The_Effect_of_Breastfeeding_on_Breast_Aesthetics

Exploring Potential Pathways Between Parity and Tooth Loss Among American Women
https://ajph.aphapublications.org/doi/full/10.2105/AJPH.2007.124735

Baca juga:

id.theasianparent.com/perubahan-tubuh-setelah-melahirkan

id.theasianparent.com/penyebab-perut-masih-seperti-hamil

id.theasianparent.com/langkah-mudah-mengecilkan-perut-setelah-melahirkan/