Memiliki bekas luka tentu rasanya menyebalkan, apalagi jika lukanya cukup besar dan berada di area yang mudah dilihat. Luka di tubuh sering dikaitkan dengan tindakan kriminal dan hanya orang jahat saja yang memiliki bekas sayatan atau jahitan pada kulitnya.
Tak heran banyak perempuan yang menjadi tak percaya diri saat memiliki bekas luka di tubuhnya.
Sophie Mayenne dari London berusaha mengubah persepsi ini dengan membuat proyek fotografi berjudul ‘Behind The Scars‘. Orang-orang yang diajak dalam proyek ini diminta menampilkan bekas luka mereka beserta kisah yang menyertai.
Bekas luka #1: Mercy
“Luka ini berasal dari api terkait KDRT yang saya alami. Saya dibakar ketika berusia 29 tahun dan ini perjalanan yang sulit untuk bisa menerimanya.
Namun akhirnya saya menerima bahwa luka ini yang pada akhirnya menjadikan saya seperti sekarang. Saya menyebutnya sebagai perhiasan yang paling mahal dan berharga yang saya miliki.
Bekas luka ini membuktikan saya bertahan dan jika foto saya bisa membantu orang lain, maka itu bagus!”
#2: Agnes
“Tahun 1997 ketika berusia 7 tahun, saya selamat dari ledakan gas. Saya telah melalui 27 kali operasi rekonstruksi wajah.
Saya telah merasa nyaman dengan luka-luka ini karena bagi saya ini cantik dan dapat menceritakan sebuah kisah. Luka ini spesial buat saya.”
#3: Andrea
“Luka pertama ini saya dapatkan ketika saya berusia 14 tahun. Saat itu saya sedang bermain dengan teman-teman.
Saya melompat ke dinding namun dindingnya bergerak sehingga akhirnya kakiku terbelah dua. Sudah bertahun-tahun aku takut menunjukkannya dan hanya berani memakai celana panjang.
Bekas di lengan kiri dan wajah saya disebabkan oleh orang gila yang ingin membalas dendam. Sebenarnya orang tersebut tidak bermaksud melukai saya, namun saya terjebak dalam perkelahian.
Orang gila itu memegang gelas di tangannya sementara meninju saya. Saya hanya menyadari ada darah mengalir dari wajah tetapi tidak memerhatikan lengan saya yang sudah sobek dan terbuka.”
#4: Iris
“Saya telah menjadi wanita yang kuat dan mandiri berkat ibu saya. Saat itu saya berusia 5 bulan dan sedang tidur siang ketika api mulai menyambar sisi tempat tidur.
Saya kehilangan dua jari. Butuh waktu satu tahun untuk pemulihan di rumah sakit dan 25 tahun untuk akhirnya saya bisa menerima kondisi ini.
Saya selalu merasa canggung ketika bersalaman dengan orang dan seringkali mendapat tatapan serta bisik-bisik dari teman-teman. Karena insiden ini, ibu saya telah membesarkan seorang pejuang yang tidak takut dengan dirinya sekarang.
Saya tidak akan lagi menyembunyikannya meski kadang masih suka terasa sakit ketika saya menggerakkan tangan.”
#5: Barbara
“Tahun 2014 saya didiagnosis menderita kanker yang jarang dan agresif pada payudara, angiosarcoma. Luka ini merupakan hasil dari tiga kali operasi dan dua kali perawatan kemoterapi.
Operasi terakhir saya adalah operasi inovatif yang melibatkan pengangkatan tulang belakang dan empat tulang rusuk. Butuh waktu lama bagi saya untuk akhirnya bisa memeluk bekas-bekas luka ini.
Mereka mendokumentasikan perjalanan, keberanian, dan kekuatan saya yang sebelumnya tidak saya duga bahwa saya juga memilikinya. Baru-baru ini saya diberitahu bahwa sel kankernya datang lagi tapi anehnya aku merasa tenang.”
Artikel terkait: Foto Infeksi Bekas dari Luka Cesar, Bukti Bahwa Operasi Ini Bukanlah Jalan Pintas
Bekas luka #6: Jessica
“Saya baru berusia 8 tahun ketika mengalami kecelakaan mobil. Saya bersama dengan teman saya dan ibunya, duduk di bagian belakang mobil tanpa mengenakan sabuk pengaman.
Tiba-tiba muncul mobil dari arah berlawanan dan menabrak kami. Mobil kami terbalik dua kali.
Sayangnya, saya yang terluka paling parah. Saat mobil sedang membalik, saya memecahkan kaca jendela dan berusaha menjatuhkan diri.
Kepala saya membentur jalanan dengan keras (dan saya kehilangan sebagian rambut saya). Mobil itu jatuh menimpa saya dengan posisi badan saya sebagian berada di dalam dan sebagian di luar mobil.
Saya dibawa ke rumah sakit dengan helikopter. Operasi dilakukan untuk memperbaiki hati saya yang rusak.
Saya koma selama 10 hari hingga dokter menyerah dan berkata bahwa saya tidak mungkin selamat. Sehari setelahnya saya terbangun dengan suhu tubuh 42 derajat Celcius.
Dokter mengatakan bahwa ini adalah sebuah keajaiban. Saya telah membawa bekas jahitan ini selama 22 tahun dan saya menganggapnya sebagai sebuah tato yang mewakili babak baru kehidupan saya.”
#7: Adele
“Tahun 2014 saya didiagnosis menderita Ewings Sarcoma, sebuah kanker tulang. Saya menjalani kemoterapi selama hampir satu tahun dan beberapa kali operasi transplantasi tulang di bagian lengan.
Dokter mengambil potongan tulang dari kaki dan paha saya. Suatu hari saya, transplantasi pecah sehingga saya harus menjalani operasi besar selama 8 jam!
Dalam dua tahun saya telah menjalani 10 kali operasi dan terakhir adalah bulan November 2017.”
#8: Bintu
“Saat kecil, aku menarik secangkir teh panas mendidih dari atas meja. Akibatnya, bahu kiriku terbakar hingga ke bagian payudara dan perut.
Luka ini telah ada bersamaku sejak saya berusia 11 bulan – hanya itu yang aku tahu. Aku bahkan tidak mengingat tubuhku tanpa bekas luka.
Bahkan aku cukup percaya diri dengan mengatakan, “Ini hanya bekas luka bakar” karena aku yakin setiap orang juga pasti memiliki hal yang sama.
Aku juga pernah bertemu orang baru yang menunjukkan wajah jijik hingga membuatku berpikir, “Astaga, jangan-jangan ada sesuatu di tubuhku.” Kemudian saya teringat luka bakar ini hahaha.”
#9: Sam
“Saya bermain dengan sebuah pistol saat berumur 14 tahun yang menyebabkan saya harus duduk di kursi roda seumur hidup. Terlepas dari apa yang mungkin Anda pikirkan, saya tidak pernah menemukan alasan untuk mengasihani diri saya sendiri.
Luka ini secara fisik dan spiritual telah membuat saya tumbuh lebih kuat dan merasa berdaya. Saya ingin menjadi petenis, maka jadilah saya seorang petenis.
Saya juga ingin menjadi model, dan coba tebak… saya adalah seorang model. Saya bekerja di industri fesyen yang mewakili orang-orang dengan keterbatasan namun tidak pernah membatasi dirinya.
Mereka mencintai, mereka bertarung, mereka menang, mereka kalah. Mereka nyata dan kisah saya membantu mereka melihat betapa cantik dan bermaknanya mereka beserta dengan semua luka-luka yang dimiliki.”
Bekas luka #10: Chloe
“Saya mulai melukai diri sendiri saat berusia 13 tahun dan sering melakukannya sejak saat itu. Masalahnya, ketika melukai diri sendiri justru keadaan makin memburuk sehingga akhirnya Anda semakin sering melukai diri sendiri, jauh lebih banyak dari yang direncanakan pada awalnya.
Tampaknya saya mulai kecanduan hingga di satu titik doktter bedah mengatakan bahwa operasi plastik tak dapat memperbaiki bekas luka ini. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah dengan mencintai semua luka-luka ini sehingga semua hal negatif yang menyertainya perlahan-lahan menghilang bersamaan dengan semua rasa sakit yang melekat.
Luka-luka ini menceritakan kisah saya dan saya tidak akan membiarkan orang lain berpikir untuk mengubahnya.”
Apakah Bunda juga memiliki bekas luka? Beranikah menerima dan mencintai luka-luka tersebut seperti para wanita di atas?
Baca juga:
Kisah haru dibalik foto bekas luka cesar dari tiga kelahiran
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.