5 Pertanyaan Tentang Keguguran yang Sering Dilontarkan Orang dan Cara Menjawabnya

Berikut 5 pertanyaan tentang keguguran yang paling sering ditanyakan dan cara menghadapinya. Bunda tidak harus menjawab semuanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ketika ibu hamil baru saja mengalami keguguran atau stillbirth, biasanya teman atau keluarga akan melontarkan banyak pertanyaan tentang apa yang terjadi. Hal ini tak jarang membuat ibu sedih karena teringat kembali pengalaman menyakitkan itu dan harus menceritakannya berulang kali kepada orang yang berbeda-beda. Ini bisa mengganggu kondisi mental ibu.

Lantas bagaimana caranya menangani pertanyaan seputar keguguran yang kadang sulit dijawab itu? Jika Bunda baru saja kehilangan bayi, Bunda bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi reaksi dari orang sekitar dengan cara berikut agar kondisi tetap stabil tanpa ada yang harus tersakiti.

5 Pertanyaan Tentang Keguguran dan Stillbirth yang Sering Ditanyakan Orang Lain

Berikut pengalaman beberapa ibu (nama disamarkan) yang pernah mengalami kehilangan bayi dan cara mereka menjawab  pertanyaan umum tentang keguguran.  

Pertanyaan 1: “Apa yang Terjadi? Kok Bisa Keguguran/Lahir Mati, Kenapa?”

Simbol stillbirth

Perlu diingat, Bunda tidak berkewajiban untuk menceritakan detail apa pun kepada siapa pun jika tidak bersedia melakukannya. Bunda punya hak untuk diam sekalipun yang bertanya adalah ibu atau sahabat sendiri. Jika Bunda mau berbagi, boleh kok hanya menceritakan bagian tertentu. Jadi tidak harus mengatakan semuanya secara rinci.

Raphael O. Inocencio, RPsy, Managing Director dan Psikolog Klinis Berlisensi di Better Steps Psychology, Inc, menyarankan;

“Anda tidak perlu melakukan sesuatu hanya karena orang lain menyuruh Anda dan melakukannya. Meski demikian, selalu perlakukan orang lain dengan hormat sehingga Anda dapat menunjukkan kepada mereka batasan Anda dan agar mereka dapat menghormati batasan tersebut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Katakan saja, "Saya tidak nyaman membicarakan ini. Saya masih berduka atas kehilangan saya dan itu adalah tragedi, jadi saya harap Anda bisa mengerti mengapa saya tidak ingin membicarakan hal ini. Saya akan lebih menghargainya jika kita bisa membicarakan hal lain untuk saat ini.'"

Jika mereka mengajukan pertanyaan lanjutan yang membuat Bunda merasa tidak nyaman, cukup katakan:

“Maaf, saya tidak nyaman membicarakannya, saya tahu kamu akan baik-baik saja meski tidak mengetahui detailnya. Saya akan membicarakannya lebih banyak nanti ketika saya benar-benar siap.”

Artikel terkait: Keguguran Saat Kehamilan Pertama, 12 Artis Ini Bangkit dari Kesedihan

Pertanyaan 2: “Apa Kamu Melakukan Sesuatu yang Membuat Keguguran? Mungkin Kebanyakan Ngopi, Stres, atau Apa?”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ya, kebanyakan dari mereka yang bertanya begini tidak bermaksud menyalahkan Bunda atas keguguran yang dialami. Bisa jadi karena didorong rasa penasaran atau hanya untuk mengajukan pertanyaan lain agar percakapan tetap berjalan. Namun, seorang ibu yang baru saja kehilangan anak mungkin telah memutar ulang seluruh pemikiran masa lalunya tentang apa yang bisa dia lakukan secara berbeda untuk keselamatan kehamilannya. Dan sayangnya, rasa bersalah yang besar atas apa yang terjadi sering mengikuti.

Monica, seorang ibu bekerja yang pernah mengalami keguguran. Dia menyarankan;

“Jangan buang energi dan jangan diambil hati, karena orang yang mengajukan pertanyaan seperti itu biasanya tidak memahami kondisi Anda karena mereka tidak tahu. Karena mereka belum mengalaminya, mereka secara naluriah ingin tahu atau dengan tulus ingin berbicara dengan Anda tanpa terlalu memikirkan bagaimana hal itu bisa terjadi. Jadi, ingatkan diri sendiri bahwa tidak ada yang Anda lakukan yang bisa menyebabkan kehamilan yang berakhir dengan sendirinya secara alami."

Sekuat apapun Bunda ingin menyerang balik, membuat mereka mengerti isi pikiran Anda, atau menangisi betapa sakitnya pertanyaan itu, cobalah ambil jeda dan jawab saja begini:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Itu baru saja terjadi, dan saya berharap itu tidak terjadi pada siapa pun.”

Artikel terkait: 7 Upaya Memulihkan Rasa Duka Setelah Stillbirth, Jangan Ragu Melakukannya!

Pertanyaan 3: “Kenapa Kamu belum Punya Anak?” atau "Kapan Kamu Punya Anak Lagi?"

image: Instagram/promosibabymad

Perempuan yang telah menikah, apalagi yang telah bertahun-tahun menikah, dan belum memiliki momongan acapkali mendapat pertanyaan seperti ini sepanjang waktu. Beberapa pertanyaan ini datang dari anggota keluarga atau teman, beberapa dari kenalan belaka. Sebenarnya mereka sama sekali tidak berniat ingin menyakiti dengan menanyakan hal itu — mereka sama sekali tidak tahu tentang keguguran atau stillbirth yang Bunda alami.

Mengingat ketidaktahuan mereka tentang apa yang Bunda alami, ada dua pilihan. Pertama, Bunda dapat bercertita tentang kehilangan yang Bunda alami dan alasan mengapa belum memiliki anak atau belum menambah anak lagi. Kedua, Bunda dapat melakukan apa yang Abi lakukan ketika ditanya 'kapan punya anak?'.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Abi bercerita;

“Seringkali orang mendatangi saya dan bertanya mengapa kami masih belum memiliki anak, dan saya hanya akan tersenyum dan mengatakan bahwa memang belum waktunya. Sekarang melihat ke belakang, saya akan memberi tahu mereka tentang keguguran saya, untuk menciptakan kesadaran bahwa tidak sopan menanyakan pertanyaan ini karena rahim setiap wanita melalui perjalanan yang berbeda-beda.”

Pertanyaan 4: "Bagaimana Bayinya?"

Pertanyaan ini dianggap basa-basi dan biasanya dilontarkan oleh seseorang yang mengetahui Bunda hamil, mungkin dari teman atau media sosial. Tanpa tahu apa yang terjadi, mereka berasumsi bahwa Bunda sudah melahirkan sejak terakhir kali bertemu atau sejak mereka melihat postingan terakhir Bunda di medsos.

Tidak ada cara untuk menghindari percakapan canggung ini. Menangis atau bereaksi berlebihan juga tidak akan membantu. Katakan saja apa yang Bunda rasakan pada saat itu. Jawab saja dengan sederhana: "Bayinya ada di surga sekarang".

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jika Bunda menginginkan pendekatan non-religius, Anda dapat memilih untuk menjawab, “Bayinya gak jadi,” dan berhenti di situ. Teman sejati tidak akan mendesak lebih jauh, dan mungkin akan memeluk Bunda untuk memberi tahu bahwa Anda tidak sendirian.

Artikel terkait: Parents, Ini 8 Cara Mendukung Ibu yang Baru Mengalami Stillbirth

Pertanyaan 5: "Apakah Kamu Ingin Membicarakannya?"

Ibu yang mengalami keguguran atau lahir mati, biasanya tidak tahu dengan siapa harus berbicara. Pada akhirnya mereka pun melewati kesedihan sendirian. Beberapa wanita menderita dalam diam, tetapi membuka perasaan dan kesedihan Bunda kepada seseorang dapat membantu mengatasi kesedihan.

Pada titik ini, Bunda tidak perlu seseorang untuk memberi tahu apa yang bisa Bunda lakukan untuk menghindari keguguran atau lahir mati. Bunda juga tidak membutuhkan seseorang untuk menilai atas apa yang dialami atau bagaimana perasaan Bunda saat ini.

Yang Bunda butuhkan adalah telinga untuk mendengar, bisa suami, anggota keluarga, atau sahabat yang mau mendengarkan tanpa membuat Bunda merasa takut ditegur atau dihakimi. Terkadang, hanya membicarakannya dan melepaskan apa yang Bunda rasakan adalah apa yang Bunda benar-benar butuhkan untuk mengambil beberapa langkah pertama untuk melanjutkan hidup.

***

Kehilangan bayi saja sudah menyedihkan bagi ibu, terlebih jika sudah lama menantikannya. Jangan tambah lagi kesedihan mereka dengan menanyakan hal-hal yang membuatnya semakin terpuruk. Berikan semangat agar ia berani melangkah maju. 

Dan teruntuk Bunda yang pernah mengalaminya, ingatlah bahwa kondisi kesehatan (jiwa dan raga) dan hidup Anda lebih penting ketimbang pertanyaan-pertanyaan tentang keguguran itu. Jawablah hanya jika Bunda mau dan mampu menjawabnya.

 

Baca juga: