Perbedaan simpati dan empati mungkin sering kali susah untuk dijelaskan. Namun, keduanya merupakan kecerdasan emosional yang harus diajarkan kepada anak. Dilansir dari Medicine, secara umum, kecerdasan emosional adalah kualitas penting yang dapat membuat interaksi interpersonal anak menjadi sehat.
Dua komponen penting dari kecerdasan emosional adalah empati dan simpati. Meskipun orang sering menggunakan “empati” dan “simpati” secara bergantian, pada dasarnya dua kata ini berbeda. Walaupun secara konsep berbeda, empati dan simpati adalah sifat yang baik untuk dimiliki karena mereka menawarkan dukungan terhadap orang lain.
Artikel terkait: 5 Tahapan Penting Psikologi Anak, Bagaimana Parents Harus Menghadapinya?
Oleh karena itu, kali ini kami akan membahas definisi dan perbedaan simpati dan empati secara umum. Dengan mengetahui konsep dasarnya, diharapkan Parents dapat dengan mudah mengajarkannya kepada buah hati. Berikut penjelasan lengkapnya.
Apa Itu Simpati?
Merasa simpati terhadap seseorang itu positif karena seseorang dengan secara sadar mengakui perasaan atau situasi yang menimpa orang lain. Simpati biasanya dikomunikasikan lewat mengekspresikan kesedihan dan belas kasihan. Misalnya, ketika seseorang telah meninggal.
Contoh dari sikap simpati adalah ketika Parents mendengar bahwa seorang kolega baru saja kehilangan anggota keluarganya. Lalu, Parents mengatakan turut berduka dan menghargai kesedihan yang dialami sang kolega. Di samping itu, simpati juga bisa berarti merasa kasihan pada situasi yang dialami seseorang.
Meskipun sering kali bermaksud baik, respons yang berpusat pada penilaian ini sering kali menciptakan jarak yang jelas antara orang yang sakit dan orang yang mendengarkan. Simpati dapat menciptakan penghalang pemahaman yang dapat diaktifkan karena orang yang simpati dapat mengalihkan fokus dari orang yang tertekan untuk fokus pada diri mereka sendiri.
Artikel terkait: 5 Cara memahami kondisi psikologis anak agar kesehatan mentalnya terjaga
Apa Itu Empati?
Sementara itu, berempati dan merasakan empati adalah reaksi emosional yang lebih luas dan lebih intens terhadap situasi yang dialami seseorang. Berempati melibatkan perasaan orang lain atau orang-orang yang sedang mengalami situasi sulit.
Saat berempati, seseorang mungkin mengalami sebagian kecil dari emosi dan perasaan mereka setelah melihat sesuatu dari sudut pandang mereka. Empati adalah kemampuan untuk merasakan keintiman dan melihat sudut pandang orang lain. Bukan hanya untuk memahami apa yang mereka alami, tetapi juga mampu berjalan di posisi orang lain.
Empati paling baik ditentukan oleh bagaimana pendengar terhubung dengan orang yang mengalami situasi buruk. Tanpa penghakiman, orang yang berempati akan mencoba menciptakan dan mempertahankan ruang untuk perasaan dan pengalaman seseorang.
Empati, yang dapat diajarkan dan diasah dari waktu ke waktu, dilakukan dengan menghargai bagaimana seseorang yang sedang mengalami situasi tertentu melihat situasi mereka sendiri, bahkan jika itu bukan cara orang lain melihatnya. Empati biasanya dilakukan dengan mendengarkan secara aktif, mengajukan pertanyaan, dan memberikan solusi.
Artikel terkait: Kata Psikolog: Ini 7 Karakter Unik Anak Kedua yang Sering Luput dari Perhatian Orangtua
Perbedaan Simpati dan Empati
Dilansir dari Mind Body Green, ada perbedaan utama yang membedakan simpati dan empati. Simpati dan empati sebagian besar dibedakan oleh aspek perilaku dan kinerja eksternal. Para ahli mengatakan bahwa perbedaannya lebih pada hubungan antara pendengar dan orang yang mengalami situasi tertentu.
Di luar, simpati sering kali tampak jauh secara sosial, seperti pesan belasungkawa sekali saja, tanpa tindak lanjut. Para ahli mengatakan bahwa simpati tidak memiliki keintiman, tetapi mungkin ada alasan situasional mengapa hal itu bisa terjadi.
Misalnya, dalam lingkup perusahaan atau profesional, terkadang seseorang diharuskan untuk hanya sekadar bersimpati dan menahan emosi lebih dalam. Sebab, jika dibiarkan, terkadang dapat menyebabkan dinamika dalam perusahaan dan profesional.
Simpati digunakan dalam situasi sosial ketika tidak ada hubungan intim antara dua orang. Akan sangat tepat di lingkungan perusahaan untuk mengalami simpati dari rekan kerja atau bos.
Sebuah kartu atau bunga yang mengakui kesedihan sangat dapat diterima dan diharapkan dalam lingkungan tersebut karena sesuatu yang lebih dapat dianggap tidak autentik. Dengan demikian, hubungan dan konteks sosial antara orang-orang yang terlibat menjadi sangat penting.
Selain itu, tidak peduli seberapa dekat atau jauh hubungannya, pakar lain menjelaskan bahwa empati adalah pengalaman internal perasaan peduli, perhatian, dan pengertian terhadap manusia atau makhluk hidup lain yang paling baik ditunjukkan melalui mendengarkan secara aktif dan reflektif.
Artikel terkait: 7 Ucapan Orangtua yang Paling Berdampak Buruk bagi Perkembangan Psikologis Anak
Biasanya, ketika orang berempati, ia akan menanggapi dengan mengulangi kembali (tetapi tidak meniru) apa yang ia dengar dari orang lain. Selain itu, ia juga memperhatikan perasaan yang dialami seseorang dan menunjukkan fokus pada orang tersebut secara penuh.
Dalam upaya untuk berempati, seseorang yang benar-benar ingin membantu mungkin membagikan saran pemecahan masalah, tetapi terkadang perilaku ini tidak selalu menunjukkan empati terhadap keadaan emosi langsung orang lain. Dalam banyak hal, perbedaan antara simpati dan empati adalah keinginan untuk memahami pengalaman seseorang yang menderita, bukan dorongan untuk menghentikan penderitaannya.
Bagaimana Jika Seseorang Kurang Empati dan Simpati?
Mungkin saja seseorang kurang empati dan simpati. Ini mungkin karena trauma yang ditekan. Kurangnya empati dan simpati dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan pribadi dan profesional seseorang.
Orang-orang seperti itu merasa sulit untuk mempertahankan hubungan. Orang yang kurang empati dan simpati mungkin memiliki peluang lebih tinggi untuk melakukan kekerasan secara emosional atau fisik, bahkan dapat melakukan kejahatan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa empati dan simpati adalah sifat yang dapat dikembangkan. Ada beberapa langkah yang dapat diambil orang untuk mengakui bias dan kekurangan mereka dan melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
Artikel terkait: Sehatkah Pernikahan Anda? Kenali Tanda-tandanya Menurut Psikolog Berikut Ini
Beberapa dari langkah-langkah ini melibatkan mendengarkan secara aktif, berbicara dengan orang-orang dan menjadi penasaran. Berbicara dengan orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat, budaya yang berbeda, pendidikan, dan lain-lain dapat membantu mengembangkan empati dan simpati.
Seseorang juga dapat mencari bantuan dari keluarga, teman, konselor atau psikolog untuk membantu memahami dan melihat sesuatu dengan lebih jelas. Beberapa orang mungkin menjadi lebih berempati dan bersimpati setelah melalui pengalaman tertentu dalam hidup mereka sendiri.
Cara Mengajarkan Simpati dan Empati pada Anak
Setelah mengetahui perbedaan simpati dan empati, kami akan membahas cara mengajarkan kedua hal tersebut. Dikutip dari Good Start, berikut ini cara yang dapat dilakukan untuk mengajarkan simpati dan empati pada anak secara sederhana.
- Membantu anak untuk mengenali dan menyebutkan perasaan yang mereka rasakan. Langkah ini sangat penting karena merasakan perasaan sendiri merupakan langkah pertama yang penting dalam memahami perasaan orang lain.
- Berbicara dengan anak tentang bagaimana perasaan orang lain, dan mengapa. Ini membantu membangun bahasa emosional mereka dan memikirkan perspektif orang lain.
- Merawat hewan dan tanaman dapat membantu anak-anak memahami peran yang mereka mainkan dalam membantu makhluk hidup lain dalam bertahan hidup, berkembang, dan berbahagia.
Demikian penjelasan mengenai perbedaaan simpati dan empati. Meskipun berbeda secara konsep, keduanya sangat penting diajarkan kepada anak agar ia dapat memahami dari sudut pandang atau situasi yang sedang dialami orang lain. Mengajarkan kedua hal ini pada anak harus melalui proses yang cukup panjang sehingga diperlukan ketelatenan Parents, ya!
***
Baca juga:
Silent Treatment Saat Bertengkar dengan Pasangan, Apa Bahayanya untuk Hubungan Pernikahan?
Hati-hati! Ini 8 Ciri Anda Sedang Dimanipulasi Secara Emosi dan Tips Menyikapinya
Selalu Membuat Orang Lain Merasa Bersalah, Ini Tanda Guilt Trip dan Cara Mengatasinya