theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
  • COVID-19
  • Gizi & Stimulasi
  • Hidrasi Keluarga
  • Cek Alergi
  • Sukses ASI Eksklusif
  • Cari nama bayi
  • Kehamilan
    • Project Sidekicks
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Pilihan Parents
    • Plesiran Ramah Anak
    • Kisah Keluarga
    • Event
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja

Suka Mendiamkan Pasangan Saat Bertengkar? Ini Bahayanya!

Bacaan 5 menit
Bagikan:
•••
Suka Mendiamkan Pasangan Saat Bertengkar? Ini Bahayanya!

Mendiamkan pasangan atau silent treatment termasuk ke dalam perilaku abusif dan awal hubungan yang tidak sehat.

Pernahkan Anda bertengkar, namun bukannya mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tapi justru memilih untuk mendiamkan pasangan? Dalam psikologi, kondisi ini disebut dengan silent treatment.

Hati-hati, jika dibiarkan terus menerus hal ini bisa memberikan dampak buruk dampak buruk bahkan mengancam pernikahan.

Untuk memahami lebih lanjut apa yang disebut dengan silent treatment, berikut adalah hal-hal yang perlu Parents ketahui dan bagaimana cara mencegah segala risiko yang bisa muncul.

Artikel terkait: Sehatkah Pernikahan Anda? Kenali Tandanya Menurut Psikolog

Silent Treatment, Perlahan Bisa Menghancurkan Mental

Suka Mendiamkan Pasangan Saat Bertengkar? Ini Bahayanya!

Dikutip dari ABC Life, John Gottman, peneliti psikologis, menyebutkan bahwa silent treatment merupakan suatu kondisi dimana sang pendengar mundur dari sebuah interaksi, menolak untuk berpartisipasi atau terlibat, dan pada dasarnya menjadi tidak responsif.

Memutuskan untuk diam, bisa digunakan untuk menghindari konflik. Namun, diam juga bisa memiliki motif lainnya seperti bermaksud untuk mengontrol atau menghukum.

Sedangkan, Elisabeth Shaw, CEO dari Relationship Australia NSW menjelaskan, meskipun pihak yang memutuskan untuk diam tidak bermaksud untuk menyakiti, bisa saja pihak lainnya tidak berpikir seperti itu.

Apapun motivasi untuk melakukannya, Sian Khuman, psikologis dan terapis hubungan mengatakan bahwa Silent Treatment adalah salah satu cara yang tergolong ekstrim untuk mengekspresikan emosi. Hal ini biasanya terjadi ketika seseorang dipicu oleh ledakan emosi.

Orang yang menerima silent treatment hampir selalu akan melihatnya sebagai suatu bentuk hukuman yang abusif. Mereka kemungkinan akan merasakan luka emosional, harga diri yang terluka, merasa tidak dibutuhkan serta ditolak.

Mengapa Mendiamkan Pasangan Bisa Merusak Suatu Hubungan Pernikahan?

Suka Mendiamkan Pasangan Saat Bertengkar? Ini Bahayanya!

Kebanyakan orang  mendiamkan pasangannya untuk mendapatkan kekuatan atau menegaskan kontrol mereka akan hubungan yang dijalani. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, hubungan bisa menjadi toxic dan tidak sehat.

Sebagai contoh, ketika Anda bertengkar dengan suami dan ia menolak untuk berbicara, membuat kontak mata, mengangkat telepon, atau merespon pesan anda, kondisi ini bisa disebut sebagai silent treatment.

Pihak yang melakukan aksi diam ini akan menuntut Anda untuk meminta maaf atau memberikan syarat khusus hanya supaya ia mau berbicara kembali dengan Anda. Ia juga menolak untuk mengakui Anda sebelum memohon dan meminta maaf.

Memilih untuk diam tentu saja tidak akan menyelesaikan masalah, apalagi belum tercapainya kata maaf di dalam pertengkaran. Apa yang terjadi sebenarnya adalah komunikasi yang buruk dan bisa dikategorikan sebagai perilaku yang abusif.

Penelitian menunjukkan bahwa silent treatment digunakan baik oleh pria maupun wanita untuk menghentikan laju sebuah komunikasi atau interaksi. Diam digunakan sebagai senjata untuk memotong pembicaraan, kemudian aliran informasi menjadi terhenti, dan akhirnya menyakiti orang lain.

Dalam sebuah hubungan yang tidak sehat, aksi ini juga sering digunakan untuk memanipulasi pihak lain dan membangun kekuasaan di atas ketidakberdayaan mereka.

Artikel terkait: 7 Cara Mudah Agar Hubungan Pernikahan ‘Lengket’ Setiap Hari, Parents Penasaran?

6 Cara Menghentikan Dampak Abusif dari Silent Treatment

Suka Mendiamkan Pasangan Saat Bertengkar? Ini Bahayanya!

Lalu bagaimana cara untuk menghentikan dampak abusif yang disebabkan oleh mendiamkan pasangan ini dengan baik?

Langkah yang perlu dilakukan adalah mencoba untuk menemukan akar dari permasalahannya. Cari tahu mengapa pasangan Anda memutuskan untuk memberikan melakukan silent treatment. Berikut adalah cara yang bisa dilakukan.

1. Beritahu Bahwa Anda Merasa Tidak Nyaman karena Silent Treatment

Anda perlu menegaskan bahwa apa yang pasangan lakukan membuat rasa tidak nyaman. Jadilah proaktif dan berusahalah untuk memulai kembali pembicaraan.

2. Diskusikan Cara untuk Memperbaiki Komunikasi

Beberapa orang tidak belajar bagaimana cara berkomunikasi yang baik seara efektif. Ada baiknya agar Anda dan pasangan mulai untuk belajar memperbaiki cara berkomunikasi.

Banyak sumber yang bisa digunakan, seperti materi atau konten yang dibuat oleh professional yang bisa diakses secara online.

3. Pertimbangkan Perasaan Pihak yang Diam

Pertimbangkan pula bahwa pihak yang melakukan silent treatment biasanya tidak menemukan cara lain untuk mengatasi masalahnya, dan hal ini juga merupakan sebuah penderitaan baginya.

Ketika seseorang menyadari penderitaan orang lain, maka ia akan lebih cenderung menawarkan empati. Berikan sinyal kepada orang lain bahwa Anda akan mau mendengarkan dan belajar jika mereka berusaha untuk berkomunikasi dengan baik.

4. Konsentrasi pada Diri Sendiri

Jika mengalami luka emosional akibat didiamkan oleh pasangan dan merasa tertekan karenanya, maka penting bagi Anda untuk membuat sebuah batas atau menjaga jarak. Apabila sudah mencoba berbagai hal dan tidak berhasil, sebaiknya fokus terlebih dahulu kepada diri sendiri.

Alihkan sementara pikiran dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan. Ingat untuk berusaha menyembuhkan diri sendiri terlebih dahulu baru mulai untuk mencoba alternatif lain.

5. Memahami Dampak Buruk dari Perilaku Non-Verbal

Penelitian menunjukkan bahwa banyak orang yang berhenti menggunakan silent treatment setelah memahami bahwa perilaku non-verbal yang mereka lakukan tersebut bisa berdampak lebih kuat dibandingkan perilaku verbal.

Hal ini disebabkan dalam evolusi yang kita alami, perilaku non-verbal dikembangkan terlebih dahulu. Maka dari itu sangat penting untuk memastikan terlebih dahulu niat seseorang positif atau negatif.

6. Mencari Bantuan Professional

Apabila Anda dan pasangan sudah mencoba mengubah mindset dan berusaha berkembang masih belum bisa mengatasi dampak abusif dari silent treatment ini, opsi untuk mencari bantuan dari professional bisa dilakukan.

Mengingat banyaknya dampak negatif yang bisa disebabkan dari silent treatment, tak ada salahnya untuk  mencegah perilaku ini dalam pernikahan.

Baca juga:

Ingin pernikahan langgeng? Jangan lupakan 5 hal sederhana ini

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Penulis

Annisa Pertiwi

Editor

Adisty Titania

  • Halaman Depan
  • /
  • Pernikahan
  • /
  • Suka Mendiamkan Pasangan Saat Bertengkar? Ini Bahayanya!
Bagikan:
•••
  • Bisakah preeklampsia pada kehamilan dicegah? Ini penjelasan dokter kandungan

    Bisakah preeklampsia pada kehamilan dicegah? Ini penjelasan dokter kandungan

  • Cegah penyakit jantung dan kanker anak dengan memberikan asupan makanan ini

    Cegah penyakit jantung dan kanker anak dengan memberikan asupan makanan ini

  • Meski Beda Agama, 7 Pasangan Selebriti Ini Rayakan Idul Fitri Bersama

    Meski Beda Agama, 7 Pasangan Selebriti Ini Rayakan Idul Fitri Bersama

  • Dokter kandungan: "Melahirkan normal pasca caesar itu berisiko tinggi!"

    Dokter kandungan: "Melahirkan normal pasca caesar itu berisiko tinggi!"

app info
get app banner
  • Bisakah preeklampsia pada kehamilan dicegah? Ini penjelasan dokter kandungan

    Bisakah preeklampsia pada kehamilan dicegah? Ini penjelasan dokter kandungan

  • Cegah penyakit jantung dan kanker anak dengan memberikan asupan makanan ini

    Cegah penyakit jantung dan kanker anak dengan memberikan asupan makanan ini

  • Meski Beda Agama, 7 Pasangan Selebriti Ini Rayakan Idul Fitri Bersama

    Meski Beda Agama, 7 Pasangan Selebriti Ini Rayakan Idul Fitri Bersama

  • Dokter kandungan: "Melahirkan normal pasca caesar itu berisiko tinggi!"

    Dokter kandungan: "Melahirkan normal pasca caesar itu berisiko tinggi!"

  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Sitemap
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami


  • Singapore
  • Thailand
  • Indonesia
  • Philippines
  • Malaysia
  • Sri Lanka
  • India
  • Vietnam
  • Australia
  • Japan
  • Nigeria
  • Kenya
Merek Mitra
Influencer Partner Brand LogoMama's Choice Partner Brand Logo
© Copyright theAsianparent 2021. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan
Artikel
  • Komuniti
  • COVID-19
  • Gizi & Stimulasi
  • Hidrasi Keluarga
  • Cek Alergi
  • Sukses ASI Eksklusif
  • Cari nama bayi
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Nutrisi
  • Videos
  • Belanja
Fitur
  • ?Komunitas Para Bunda
  • Pemantau Kehamilan
  • Pemantau Perkembangan Bayi
  • Resep
  • Makanan
  • Jajak
  • VIP Parents
  • Kontes
  • Photobooth

Unduh aplikasi kami

Appstore
  • Beriklan Dengan Kami
  • Tentang Kami
  • Tim Kami
  • Hubungi Kami
  • Syarat dan Ketentuan
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Fitur
  • Artikel
  • ?Beranda
  • Jajak
Buka di aplikasi