‘’Ibu, kok teteh (panggilan kakak dalam bahasa Sunda) nya cubit terus sih? Kok teteh ngomongnya gitu?’’ tanya Lula pada saya. Inilah beberapa pertanyaan yang terlontar dari mulut Lula (3,5 tahun), adik dari Nindy anak autis berusia 7 tahun. Kami sebagai orang tua berusaha menjelaskan kondisi Nindy kepada Lula, kenapa kakaknya berbeda dan memerlukan perhatian khusus dari ibu dan bapak. Sejak dalam kandungan, Lula tidak pernah terpisah dari Nindy. Hal ini bertujuan agar Lula paham betul mengenai kondisi Nindy, bagaimana kami memperlakukan Nindy sehari-sehari. Sebab, kami menyadari peran saudara bagi anak autis sangatlah penting.
Alhamdulillah seiring dengan berjalannya waktu, Lula paham dan mengerti kenapa kakaknya tiba-tiba menangis atau tertawa. Kenapa Nindy makanannya berbeda dengan kami semua. Karena tak terasa hampir dua tahun, Nindy menjalani diet bebas susu, gula, terigu dan kedelai (CFGFSSF). Ia tahu makanan apa yang bisa dikonsumsi oleh Nindy. Terkadang, Lula menyiapkan cemilan bahkan menyuapi sang kakak. Kedekatan emosional di antara mereka begitu terlihat dan terasa oleh saya.
Semenjak mengetahui hamil anak kedua, kami sepakat untuk berhenti terapi untuk Nindy hingga saya melahirkan. Tiga bulan setelah Lula lahir, Nindy memulai kembali untuk terapi. Beberapa jenis terapi dijalankan seperti okupasi, terapi wicara, floor time, berenang hingga terapi Applied Behavior Analysis (ABA). Saya pun sering mengulangi sesi terapi di rumah kecuali untuk berenang. Sehingga semenjak bayi, Lula sering melihat dan mendengar apa yang saya lakukan kepada Nindy saat terapi.
Di luar dugaan, hal ini berpengaruh baik untuk tumbuh kembang Lula. Memasuki usia satu tahun, ia sudah dapat berbicara lancar dan bernyanyi. Begitupun dengan motorik halus dan kasar juga sesuai dengan usianya. Usia dua tahun, Lula sudah dapat bertanya kepada Nindy, menirukan sesi terapi yang saya lakukan. Sungguh takjub dan lucu melihatnya.
Bernyanyi
Di usianya yang belum genap empat tahun, Lula sering memberikan contoh yang baik untuk Nindy. Lula merupakan role model bagi Nindy. Apapun yang dilakukan oleh adiknya, cepat direspon dan langsung ditiru oleh Nindy. Salah satunya bernyanyi.
Sebagai orang tua, kami sering mengajari Nindy bernyanyi. Lula juga sering memperhatikan dan kembali mempraktekkan nyanyian tersebut. Beberapa saat kemudian, Nindy pun mengikutinya.
Artikel terkait: Bisakah Mendeteksi dan Mencegah Autisme Sejak dalam Kandungan?
Membaca Buku
Semenjak bayi, kami sering membacakan buku cerita untuk Nindy dan Lula. Namun, kami baru merasakan keefektifan kegiatan tersebut setelah Lula berusia 1,5 tahun saat ia meminta sendiri untuk dibacakan cerita untuknya. Melihat Lula memegang buku cerita, membuat Nindy tertarik dengan buku.
Sering kami lihat Nindy sengaja membawa buku di rak, memegang lalu berpura-pura membaca buku. Bahkan beberapa bulan yang lalu, Nindy memberikan buku cerita kepada saya serta bilang, ‘’baca buku’’ kepada saya. Benar saja, ternyata Nindy mendengarkan cerita dari buku tersebut.
Menulis di Buku
Salah satu hal yang tak sengaja Lula ajarkan kepada Nindy adalah bagaimana cara mengambil buku dan pensil di tempatnya kemudian menulis.
Padahal, saya ingat dua tahun yang lalu saat saya sengaja mengajarkan cara memegang pensil yang benar kepada Nindy, begitu sulit dilakukan. Ternyata perilaku sang adik begitu mudah ditiru oleh Nindy. Di sini kami makin yakin peran saudara bagi anak autis amat krusial.
Artikel terkait: 15 Ciri Anak Autisme dari Ringan hingga Berat, Parents Perlu Tahu!
Bersepeda
Mengayuh sepeda merupakan salah satu kegiatan yang sulit dikerjakan untuk anak dengan gangguan autisme, termasuk Nindy. Sebelum Lula lahir, kami sering mengajak Nindy untuk bersepeda di halaman rumah. Jujur saja, Nindy sangat kami manja, apalagi oleh kakek neneknya. Ketika menaiki sepeda, kami jarang mengajarkan untuk mengayuhnya, kami hanya mendorongnya saja.
Saat menjalani terapi ABA, ada sesi bermain untuk bersepeda. Di sinilah, saya mulai mengajarkan Nindy untuk mengayuh sepedanya sendiri dengan cara menyimpan balok besar di kedua sisi roda sepeda dengan tujuan menahan roda supaya berputar namun tetap berada di tempat. Cara ini berhasil untuk Nindy. Akan tetapi, ketika balok tersebut dilepas, Nindy hanya diam tidak mau mengayuh sepedanya.
Berbeda dengan Nindy, saat Lula memasuki usia dua tahun, ia sudah dapat mengayuh sepeda sendiri. Nindy sering melihat adiknya bersepeda. Keajaiban terjadi pada awal tahun 2021 kemarin. Saya dan suami sedang berbincang pagi itu sambil melihat Lula bersepeda di halaman rumah. Tiba-tiba Nindy menaiki sepeda lalu mengayuh sepeda roda tiganya dengan lancar. Ternyata ia bisa melakukannya. ‘’Teteh bisa naik sepeda sendiri,’’ teriak Lula.
Artikel terkait: Orangtua Tangguh untuk Anak Spesial, 10 Artis Ini Punya Anak Pengidap Autis
Peran Saudara bagi Anak Autis saat Bermain Bersama
Jujur saja, terkadang kita lelah untuk menemani anak bermain seharian. Sebagai seorang adik, Lula dapat memahami kondisi Nindy yang memiliki keterbatasan. Ia cukup pengertian jika melihat ibunya sibuk dan meminta untuk menemani Nindy. Tak heran Lula seakan menjadi lebih dewasa dibandingkan dengan sang kakak. Dengan jarak usia yang cukup dekat mereka dapat bermain bersama walaupun terkadang di akhir permainan ada salah satu dari mereka yang menangis.
Rencana Tuhan begitu indah. Di tengah kegelisahan saya ketika mengetahui Nindy mengalami gangguan autisme disusul dengan kehamilan anak kedua, banyak air mata dan tak henti saya berdo’a semoga kehamilan dan kelahiran anak kedua ini menjadi berkah. Anak yang dilahirkan sehat serta dapat menjadi pelipur lara kami.
Sebagai orang tua, kami selalu mengingatkan Lula agar senantiasa sabar dan tidak pernah merasa malu memiliki kakak kandung seperti Nindy. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh Nindy serta banyak nikmat yang dicabut untuknya, Insya Allah akan menjadi penolong kami di akhirat kelak. Itu pesan kami untuk Lula.
Ditulis oleh Fitria Mustikawati, UGC Contributor theAsianparent.com.
Artikel UGC Contributor lainnya:
Hal yang Kulakukan Saat Mengajak Putriku, Penyandang Autis Berjalan-jalan
Kehamilan dan Melahirkan adalah Pilihan Bagi Perempuan
Wawasan Lengkap Soal Frekuensi dan Tekstur BAB Bayi untuk Orang Tua
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.