In Vitro Fertilization (IVF) atau program bayi tabung dinilai sebagai salah satu pilihan program hamil dengan peluang keberhasilan yang tinggi dibandingkan dengan promil lainnya. Meski begitu, penting untuk mempelajari penyebab IVF gagal yang mungkin terjadi, untuk mengantisipasi beberapa masalah ke depannya.
Terkait hal ini, Dokter Spesialis Kandungan dan Konsultan Fertilitas dari Pusat Fertilitas Bocah Indonesia, dr. Riyan Hari Kurniawan, Sp.OG- (K)FER menyampaikan beberapa penjelasannya dalam Kulgram bersama theAsianparent bertajuk “Kenali Faktor Penyebab Kegagalan IVF”. Berikut beberapa poin penjelasan Dokter Riyan yang bisa Anda dan pasangan pelajari.
Artikel terkait: 6 Pasangan Artis yang Menjalani Program Bayi Tabung Demi Mendapatkan Anak
Daftar isi
Mengenal Apa Itu IVF?
IVF atau In Vitro Fertilization: teknik yang digunakan untuk membantu pasangan dengan masalah infertilitas untuk mendapatkan bayi.
Dokter Riyan menjelaskan, pada IVF, sel telur diambil dari ovarium dan dibuahi dengan sel sperma dari pria di laboratorium. Kemudian telur yang sudah dibuahi dimasukkan kembali ke rahim perempuan tersebut untuk berkembang.
Berdasarkan studi oleh Smith dkk, rata-rata angka kelahiran hidup pada siklus pertama adalah 29,5%. Setelah 6 siklus IVF, angka kumulatif kelahiran hidup adalah 65,3%.
IVF dapat dilakukan dengan menggunakan telur Anda dan sperma pasangan Anda, atau telur dan sperma dari donor.
Tahapan IVF
Dalam presentasinya, dokter Riyan menyampaikan IVF atau bayi tabung terdiri dari beberapa tahapan, berikut di antaranya:
– Menekan siklus menstruasi normal (dengan obat)
– Meningkatkan produksi sel telur di ovarium
– Monitor progress dan menunggu sel telur matang
– Transfer embrio (sel telur yang sudah dibuahi) ke rahim.
– Pembuahan sel telur
– Mengambil sel telur.
Artikel terkait: 10 Tips Meningkatkan Peluang Keberhasilan Program Bayi Tabung, Patut Dicoba!
Faktor Penyebab IVF Gagal
Tingkat keberhasilan IVF tergantung pada usia perempuan yang menjalani perawatan, serta penyebab infertilitas (jika diketahui).
Perempuan yang berusia lebih muda lebih mungkin untuk memiliki kehamilan yang sukses. IVF biasanya tidak direkomendasikan untuk perempuan di atas usia 42 tahun karena kemungkinan keberhasilan kehamilan dianggap terlalu rendah.
Berikut adalah beberapa faktor penyebab kegagalan IVF sebagaimana diterangkan doter Riyan.
Usia Perempuan
Dokter Riyan menjelaskan, penyebab IVF gagal paling dimungkinkan adalah karena usia ibu. Semakin bertambah usia perempuan, semakin menurunkan kualitas dan kuantitas sel telur yang akhirnya menurunkan kesempatan untuk hamil atau melahirkan anak selama proses IVF.
Penelitian Saphiro dkk menemukan bahwa angka kehamilan secara signifikan lebih tinggi pada perempuan <35 tahun dibandingkan dengan >35 tahun (28,1% vs 14,9%).
Pada tahun 2019, persentase perawatan bayi tabung yang menghasilkan kelahiran hidup adalah sebagai berikut, dikutip NHS:
- 32% untuk wanita di bawah 35
- 25% untuk wanita berusia 35 hingga 37
- 19% untuk wanita berusia 38 hingga 39
- 11% untuk wanita berusia 40 hingga 42 tahun
- 5% untuk wanita berusia 43 hingga 44 tahun
- 4% untuk wanita berusia di atas 44
Angka-angka ini untuk wanita yang menggunakan telur mereka sendiri dan sperma pasangan mereka, menggunakan ukuran per embrio yang ditransfer.
Sperma Abnormal Jadi Penyebab IVF Gagal
Penyebab IVF gagal yang lain terdapat dari faktor laki-lakinya, yaitu pada kualitas sperma.
Dokter Riyan menjelaskan, kondisi sperma abnormal (motilitas rendah, jumlah sedikit atau bentuk abnormal) dapat menyebabkan sperma tidak bisa membuahi sel telur, sehingga proses bayi tabung berhasil risikonya kecil.
Terkait permasalahan ini, dokter Riyan mengatakan, permasalahan itu dapat diatasi dengan prosedur Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) yaitu menyuntikkan sperma langsung ke sel telur.
Respons Ovarium Terhadap Terapi Stimulasi
Pada awal IVF, perempuan akan diberikan suntikan harian berisi hormone (FSH) untuk meningkatkan produksi sel telur. Namun, beberapa perempuan gagal merespon terapi ini sehingga tidak bisa produksi sel telur dalam jumlah banyak, misalnya perempuan usia lebih tua karena memiliki kuantitas sel telur yang sedikit.
Kualitas/Seleksi Embrio (terkait kelainan kromosom)
Tahukah Anda, embrio dapat tampak normal (bentuknya) namun ternyata memiliki efek yang tidak terlihat yaitu kelainan kromosom. Permasalahan inilah yang menyebabkan embrio tidak bisa berkembang di rahim.
Untuk mengatasi permasalahan bayi tabung ini, dokter Riyan menjelaskan, dibutuhkan pemeriksaan untuk seleksi embrio, misal: grading, time-lapse atau cek kromosom.
Prosedur Ovum Pick Up
Penyebab lainnya dapat terjadi, jika gagal mengambil sel telur atau hanya dapat mengambil sedikit sel telur tentu akan memengaruhi kesuksesan IVF.
Penyebab IVF Gagal: Faktor lab IVF
Faktor lain yang penting diperhatikan untuk keberhasilan IVF adalah laboratorium.
Lab IVF harus dikontrol dengan ketat sehingga mampu meniru lingkungan bagi sperma, sel telur dan embrio seperti di dalam tubuh. Misalnya dengan mengatur konsentrasi karbon dioksida, oksigen, kelembapan, pH, temperature dan cahaya.
Prosedur Transfer Embrio
Prosedur untuk memasukkan kembali embrio ke rahim merupakan proses yang sangat penting pada IVF, di mana embrio harus diletakkan di lokasi yang tepat pada rahim.
Jika proses ini tidak tepat akan sangat berisiko pada kegagalan IVF.
Kegagalan Implantasi bisa Jadi Penyebab IVF Gagal
Faktor selanjutnya adalah kegagalan implantasi. Artinya embrio gagal untuk menempel dan berkembang di rahim. Penyebab: polip, gangguan hormone (peningkatan progesterone terlalu cepat), infeksi di rahim atau dinding rahim terlalu tipis.
Artikel terkait: Ingin program bayi tabung? Ini dana yang harus disiapkan
Sebagaimana dijelaskan, tingkat keberhasilan IVF tergantung pada banyak faktor, termasuk usia pasien dan masalah medis lainnya. Sebelum memulai siklus IVF menggunakan telur dan sperma Anda sendiri, Anda dan pasangan mungkin memerlukan berbagai pemeriksaan, termasuk:
- Tes cadangan ovarium. Untuk menentukan kuantitas dan kualitas telur Anda, dokter Anda mungkin menguji konsentrasi hormon perangsang folikel (FSH), estradiol (estrogen) dan hormon anti-mullerian dalam darah Anda selama beberapa hari pertama siklus menstruasi Anda. Hasil tes, yang sering digunakan bersama dengan USG ovarium Anda, dapat membantu memprediksi bagaimana ovarium Anda akan merespon obat kesuburan.
- Analisis sperma. Jika tidak dilakukan sebagai bagian dari evaluasi kesuburan awal Anda, dokter akan melakukan analisis air mani sesaat sebelum dimulainya siklus perawatan IVF.
- Skrining penyakit menular. Anda dan pasangan akan menjalani pemeriksaan penyakit menular, termasuk HIV.
- Berlatih (mengejek) transfer embrio. Dokter Anda mungkin melakukan transfer embrio tiruan untuk menentukan kedalaman rongga rahim Anda dan teknik yang paling mungkin untuk berhasil menempatkan embrio ke dalam rahim Anda.
- Pemeriksaan rahim. Dokter Anda akan memeriksa lapisan dalam rahim sebelum Anda memulai IVF. Ini mungkin melibatkan sonohisterografi – di mana cairan disuntikkan melalui serviks ke dalam rahim Anda – dan ultrasound untuk membuat gambar rongga rahim Anda. Atau mungkin termasuk histeroskopi – di mana teleskop tipis, fleksibel, dan terang (histeroskop) dimasukkan melalui vagina dan leher rahim ke dalam rahim Anda.
Penanganan dan Hal yang Seharusnya Dilakukan
Lantas, apa yang dapat Anda dan pasangan lakukan jika IVF gagal? Berikut adalah beberapa saran dari dokter Riyan.
Perbaikan Gaya Hidup
- Jaga berat badan ideal dengan diet seimbang
- Berhenti merokok
- Hindari konsumsi alkohol
- Diskusikan dengan dokter terkait obat yang dikonsumsi
- Hindari paparan polusi terutama di tempat kerja (bahan beracun, sinar X)
- Coba untuk relaksasi
Penilaian Kavum Uteri (mis. endometritis) dengan Histeroskopi
Penilaian abormalitas kavum uteri dapat dilakukan dengan histeroslpingografi, USG transvaginal, hingga histeroskopi
Karyotyping Embrio (PGT-A)
Melakukan PGT-A (Pre-implantation genetic testing for anaeuploidies) adalah test genetik untuk skrining abnormalitas kromosom (kekurangan atau kelebihan kromosom)
Melakukan Evaluasi DNA Fragmentasi Indeks Sperma
DNA fragmentasi indeks (DFI) adalah indikator untuk menentukan kualitas sperma yaitu dengan menganalisis kerusakan DNA sperma untuk meningkatkan keberhasilan IVF.
Demikian hal-hal yang sebaiknya kita ketahui terkait penyebab IVF gagal dan bagaimana langkah penanganan yang sebaiknya dilakukan bagi yang ingin terus menjalankan program hamil. Semoga membantu.
***
Baca Juga:
Infertilitas Adalah Gangguan Kesuburan pada Pria Maupun Wanita, Ketahui Cara Mengatasinya
6 Proses Bayi Tabung atau Fertilisasi in Vitro, Ketahui Kisaran Biayanya
5 Kunci Sukses Program Bayi Tabung Menurut Dokter, Perhatikan Sebelum Memulainya!