Apakah Parents pernah mendengar mengenai penyakit orchitis? Penyakit ini sering juga disebut gondongan testis.
Orchitis adalah inflamasi atau peradangan yang terjadi pada testis. Peradangan ini bisa terjadi pada salah satu atau kedua testis sekaligus.
Anda perlu memahami betul gejala, penyebab, komplikasi, dan penanganan penyakit ini. Sebab dalam beberapa kasus, orchitis dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa hingga mempengaruhi kesuburan.
Gejala penyakit orchitis
Tanda dan gejala orchitis biasanya berkembang secara tiba-tiba. Perhatikan dan waspadai bila mengalami:
- Pembengkakan pada salah satu atau kedua testis
- Rasa nyeri mulai dari ringan hingga parah
- Demam
- Mual dan muntah
- Perasaan tidak enak badan
- Nyeri di daerah selangkangan
- Sakit kepala
- Adanya darah pada sperma
- Rasa tidak nyaman pada testis
Bila suami merasakan beberapa gejala di atas, segeralah lakukan konsultasi pada dokter. Sejumlah kondisi memang dapat menyebabkan nyeri pada testis tetapi beberapa diantaranya memerlukan perawatan segera.
Artikel terkait: Waspada jika testis bayi besar sebelah, ini dampaknya!
Penyebab, faktor risiko, dan komplikasi penyakit orchitis
Orchitis dapat disebabkan oleh berbagai virus dan bakteri. Meskipun kadang penyebab orchitis tidak dapat ditemukan secara pasti. Namun setidaknya ada 3 kategori penyebab orchitis:
Orchitis idiopatik
Jenis orchitis yang tidak diketahui dengan pasti penyebabnya.
Orchitis virus
Virus merupakan salah satu penyebab utama orchitis. Virus mumps yang menyebabkan penyakit gondongan biasanya menyebabkan orchitis. Hampir sepertiga dari laki-laki yang terkena gondongan setelah pubertas mengalami orkitis saat dewasa.
Biasanya orchitis yang disebabkan oleh virus mumps akan muncul 4 hingga 7 hari sesudah seseorang terkena penyakit gondongan. Segera lakukan konsultasi pada dokter bila merasakan sensasi nyeri atau pembengkakan di daerah skrotum.
Orchitis bakteri
Bakteri yang paling sering menjadi penyebab orchitis adalah Escherichia coli, Staphylococcus, dan Streptococcus. Bakteri penyebab epididimitis juga bisa menjadi penyebab munculnya orchitis. Epididimitis adalah peradangan saluran sperma yang berada di belakang testis.
Faktor risiko penyakit orchitis
Ada beberapa faktor risiko orchitis nonseksual, seperti:
- Tidak vaksin MMR
- Berusia lebih dari 45 tahun
- Memiliki infeksi saluran kemih secara berulang
- Terlahir dengan kelainan pada saluran kemih
- Memiliki banyak pasangan seksual
- Seks dengan pasangan yang memiliki IMS (Infeksi Menular Seks)
- Seks tanpa kondom
- Riwayat pribadi IMS (Infeksi Menular Seks)
Komplikasi penyakit orchitis yang perlu diwaspadai
Ada beberapa komplikasi orchitis yang perlu diwaspadai:
- Atrofi testis: Dalam beberapa kasus, orchitis pada akhirnya dapat menyebabkan testis menyusut.
- Abses skrotum: Jaringan yang terinfeksi dipenuhi dengan nanah.
- Infertilitas: Kadang-kadang orchitis dapat menyebabkan infertilitas atau masalah kesuburan. Hal ini dikarenakan produksi testosteron yang tidak memadai (hipogonadisme). Namun komplikasi ini sangat kecil kemungkinanya bila orchitis hanya menyerang salah satu satu testis.
Diagnosis, penanganan, dan pencegahan penyakit orchitis
Dokter biasanya akan menanyakan tentang riwayat kesehatan dan gejala. Setelah itu mereka akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan tingkat peradangan yang meliputi pembesaran kelenjar getah bening pada selangkangan, pembengkakan testis, dan pembengkakan kelenjar prostat.
Berikut ini beberapa tes yang untuk mendiagnosis orchitis:
- Tes urine: Tes ini untuk mendeteksi ada tidaknya penyakit menular seksual atau bakteri lain yang menjadi penyebab infeksi.
- Tes darah: Tes ini untuk mengetahui apakah pasien terinfeksi virus sifilis, HIV, atau penyakit menular seksual lainnya.
- USG testis: Tes ini untuk melihat aliran darah pada testis.
- Pemeriksaan colok dubur: Tes ini untuk melihat apakah ada pembengkakan atau pembesaran prostat. Ini diperlukan untuk memastikan seberapa lama pengobatan antibiotik dibutuhkan pasien.
- Pemeriksaan penyakit menular seksual: Pada tes ini, dokter akan meneliti sampel cairan kelamin yang diambil dari ujung penis. Tes ini berfungsi untuk mengetahui apakah pasien terinfeksi gonore atau klamidia.
- Tes pencitraan pada testis: Pada tes ini, dokter akan memasukan pelacak radioaktif ke aliran darah dan pemindai khusus akan memetakan aliran darah ke testis. Hasil tes ini bisa memastikan apakah pasien terkena orchitis atau tidak.
Bila seseorang dinyatakan positif mengalami orchitis, beberapa metode penanganan yang mungkin diterapkan dokter ialah:
- Resepkan obat antibiotik dan antiinflamasi (antiradang) untuk orchitis idiopatik.
- Untuk orchitis yang disebabkan oleh bakteri, dokter juga akan meresepkan antibiotik. Antibiotik ini berguna untuk mengatasi infeksi yang terjadi, juga untuk mencegah penyebaran bakteri. Jika orchitis berasal dari penyakit menular seksual, maka tidak menutup kemungkinan bila pasangan dari pasien juga membutuhkan pengobatan dengan antibiotik.
- Dokter akan menyarankan obat antiinflamasi nonsteroid untuk mengobati orchitis yang disebabkan oleh virus. Obat ini untuk membantu meredakan gejala. Pasien juga seringkali diminta untukmengompres skortum dengan es dan beristirahat total. Kebanyakan penderita orchitis virus akan mengalami perbaikan dalam beberapa hari.
Untuk menghindari orchitis, pastikan untuk selalu menggunakan kondom bila pasangan Anda memiliki penyakit menular seksual. Selain itu pastikan untuk mendapatkan vaksin MMR.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga
Testis anak tidak turun, apa saja risiko dan bagaimana pengobatannya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.