Di tengah kebahagiaan saat kelahiran bayi laki-laki Anda, mungkin Anda seringkali mengabaikan salah satu hal sederhana, apakah testis bayi besar sebelah? Kondisi ini disebabkan testis yang tidak turun, dan harus segera diatasi.
Penelitian telah menemukan korelasi antara testis yang tidak turun pada anak laki-laki dan kondisi kesehatan yang mengkhawatirkan di kemudian hari.
Yuk, kita bahas dulu!
Testis bayi besar sebelah, termasuk kasus testis yang tidak turun
Testis yang tidak turun sebenarnya adalah kondisi umum, terjadi pada satu dari seratus bayi laki-laki yang baru lahir. Ibu yang melahirkan bayi laki-laki bisa mengenali kondisi tersebut ketika tampak testis bayi besar sebelah atau memiki satu atau kedua testikel yang hilang dari skrotum mereka.
Kondisi testis bayi besar sebelah ini terjadi karena testis tidak tumbuh di luar, tetapi berkembang di perutnya saat bayi masih di dalam rahim. Testis yang tidak turun terjadi ketika testis tidak tumbuh dengan benar di tubuhnya.
Bisa dikatakan, sekitar 50 persen dari semua bayi laki-laki yang baru lahir, memiliki testis yang sudah tumbuh di skrotum sejak awal. Sebagiannya lagi, bisa mengalami hal tersebut beberapa bulan kemudian setelah ia lahir.
Namun, bagi bayi yang testikelnya tidak turun atau tidak tumbuh di skrotum sama sekali, bisa saja lebih berisiko mengalami masalah serius lainnya saat mereka tumbuh dewasa nanti.
Saat ini, sebuah penelitian baru yang dipimpin oleh peneliti dari Universitas Sydney memperingatkan bahwa menunda operasi untuk memperbaiki masalah tersebut bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan yang lebih serius pada anak laki-laki saat mereka tumbuh dewasa nanti.
Dampak membiarkan testis bayi yang tidak turun tanpa perawatan
Baru-baru ini, para peneliti dari Universitas Sydney melakukan studi tentang testis yang tidak turun pada anak laki-laki. Setelah menganalisis data dari 350.000 anak laki-laki yang lahir antara tahun 1970 dan 1999, mereka menemukan beberapa fakta mengejutkan.
Anak laki-laki yang mengalami testis bayi besar sebelah atau testis yang tidak turun:
- Dua setengah kali lebih mungkin menderita kanker testis.
- Menurunkan peluang memiliki anak sebesar 20 persen.
- Membutuhkan perawatan infertilitas sekitar dua kali lebih banyak dari pasangan mereka
Mengapa ini terjadi? Untuk menghasilkan sperma, testis perlu lebih dingin dari suhu tubuh bagian dalam. Itulah alasan utama mengapa mereka harus tumbuh di luar tubuh.
Namun pada anak laki-laki dengan testis yang tidak turun, testis mereka tetap berada di dalam tubuh. Artinya, testis yang dalam kondisi suhu tubuh yang panas mengakibatkan sel-sel sperma mereka berisiko lebih tinggi mengalami penyimpangan genetik dan cedera sel.
Seiring waktu, kondisi ini bisa menumpuk dan juga menyebabkan kanker testis, serta masalah infertilitas.
Kapan masalah testis bayi ini harus diobati?
Pedoman internasional menyarankan ahli bedah untuk melakukan operasi yang dikenal sebagai orkidopeksi saat bayi masih berusia 18 bulan.
Orkidopeksi ini adalah prosedur ketika dokter memindahkan testis yang tidak turun ke dalam skrotum. Namun, para peneliti telah menemukan bahwa banyak operasi tidak terjadi dalam rentang waktu ini.
Profesor Natasha Nassar adalah penulis senior yang terlibat dalam penelitian.
Dia mengutip bahwa, “Sekitar 45 persen anak laki-laki masih menjalani operasi setelah usia mereka 18 bulan. Saya pikir mungkin salah satu masalahnya adalah mereka tidak membiarkannya dan tidak menanganinya. Bahkan, mungkin mereka hanya memeriksanya saja,”.
Bagi dokter lain, lebih memilih melakukannya lebih awal. Seorang ahli bedah anak, Profesor Andrew Holland, memilih melakukan prosedur ini ketika bayi berusia 6 bulan.
Testis bayi besar sebelah sulit didiagnosis
Mungkin tidak mudah untuk mengetahui apakah testis si kecil tidak turun atau justru baik-baik saja.
Bayi harus diperiksa secara berkala terlebih dahulu untuk mengetahui masalah ini, termasuk 24 jam pertama setelah kelahiran. Namun Profesor Holland mengakui bahwa butuh keterampilan tertentu untuk mendiagnosisnya.
Salah satu alasan mengapa hal itu sangat sulit adalah karena ukuran testis bayi yang baru lahir jauh lebih kecil daripada orang dewasa atau remaja.
Selain itu, ada alasan lain mengapa testis tidak terlihat pada bayi baru lahir. Faktor-faktor lain juga membuat diagnosis testis yang tidak turun menjadi lebih sulit.
Misalnya, kadang saluran sperma berkembang lebih lambat daripada pertumbuhan tubuh lainnya. Jika ini terjadi, saluran sperma yang tidak cukup panjang dapat menarik testis kembali ke dalam tubuh.
Ibu yang melahirkan secara prematur juga harus diwaspadai. Kelahiran prematur diketahui dapat meningkatkan risiko anak laki-laki yang baru lahir menderita testis yang tidak turun, karena mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk turun secara alami.
Baca juga:
708 Nama Bayi Laki-Laki Modern Beserta Artinya yang Sarat Makna
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.