Bisa Menyerang Siapa Saja, Kenali Gejala dan Penyebab Penyakit Leukemia

Leukemia atau kanker sel darah putih bisa terjadi pada anak dan orang dewasa. Berikut informasi selengkapnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Parents, penyakit leukemia atau leukimia bisa menyerang siapa saja, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Ini adalah kanker yang terjadi pada salah satu jenis sel darah. Secara garis besar, sel darah sendiri dibagi menjadi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan platelet (trombosit). Nah, leukemia ini terjadi pada sel darah putih, yakni bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi menangkal infeksi.

Sebagian besar sel darah putih diproduksi secara rutin di dalam sumsum tulang, yang berada di bagian tengah tulang panjang dan tulang pinggul. Sementara sebagian kecilnya diproduksi di dalam kelenjar getah bening, limpa, dan kelenjar timus. Setelah terbentuk, sel darah putih akan bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran darah dan saluran getah bening. 

Dalam kondisi normal, jumlah produksi sel ini disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Namun pada leukemia, sel darah putih ini dihasilkan dalam jumlah yang berlebihan. Sel-sel ini pun tidak bisa berfungsi dengan baik sehingga individu dengan leukemia rentan mengalami infeksi.

Artikel terkait: Vaksin kanker serviks, mengurangi resiko kanker di masa depan

Penyakit Leukimia: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Leukemia diperkirakan terjadi ketika sebagian sel-sel darah mengalami mutasi pada DNA yang mengandung kode genetik untuk menginstruksikan sel apa yang perlu dilakukan. Dalam kondisi normal, DNA memerintahkan sel untuk bertumbuh pada laju tertentu dan mati pada waktu tertentu. 

Pada leukemia, mutasi DNA akan membuat pertumbuhan sel darah menjadi tidak terkendali. Dan seiring berjalannya waktu, jumlah sel darah yang abnormal ini akan melampaui jumlah sel darah yang sehat—mencakup sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit—di dalam sumsum tulang. Alhasil, muncul tanda serta gejala leukemia.

Berikut adalah daftar gejala leukimia yang umum ditemukan:

  • Keringat berlebihan di malam hari (keringat malam)
  • Rasa lelah dan lemah yang tidak membaik dengan istirahat
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja
  • Nyeri tulang
  • Pembesaran kelenjar getah bening yang tidak nyeri (khususnya di leher dan lipat ketiak)
  • Pembesaran hati atau limpa
  • Bintik-bintik merah pada kulit
  • Mudah berdarah dan mudah memar
  • Demam atau menggigil yang bersifat hilang-timbul
  • Infeksi berulang

Sel kanker pada leukemia juga dapat menyebar ke sistem saraf pusat, termasuk otak dan saraf tulang belakang, yang menimbulkan gejala seperti sakit kepala, mual dan muntah, kesemutan, kelemahan anggota tubuh, kejang-kejang, hingga penurunan kesadaran.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Leukemia yang menyebar ke bagian lain tubuh, seperti paru-paru, saluran cerna, jantung, ginjal, dan buah zakar, akan menimbulkan gejala sesuai dengan organ yang diinvasi.

Diagnosis Penyakit Leukimia

Leukemia biasanya dicurigai bila seorang individu memiliki faktor risiko atau gejala tertentu. Namun pada kasus yang kronis, umumnya ditemukan secara kebetulan—biasanya saat melakukan medical check-up rutin—sebelum timbulnya gejala. 

Bila ada kecurigaan ke arah penyakit leukimia, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda leukemia pada tubuh seperti kulit yang pucat, pembesaran pada kelenjar getah bening, serta pembesaran organ hati dan limpa.
  • Pemeriksaan darah untuk melihat jumlah dan profil sel-sel darah—termasuk sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. 
  • Biopsi sumsum tulang untuk mengonfirmasi ada tidaknya sel kanker. Sampel diambil dari sumsum tulang panggul menggunakan jarum tipis yang panjang. Hasilnya dapat menjelaskan jenis leukemia yang dialami, yang selanjutnya akan menentukan jenis pengobatan yang dipilih.

Sejumlah pemeriksaan berikut juga mungkin dilakukan untuk menilai perkembangan penyakit:

  • Flow cytometry untuk memeriksa DNA sel kanker dan menentukan laju pertumbuhannya.
  • Tes fungsi hati untuk menunjukkan apakah sel-sel leukemia telah menginvasi dan menyebabkan kerusakan hati.
  • Pungsi lumbal pada tulang belakang untuk melihat apakah kanker telah menyebar ke sistem saraf pusat (otak).
  • Pencitraan seperti rontgen, ultrasonografi, atau CT scan untuk melihat ada tidaknya kerusakan pada organ lain yang disebabkan oleh leukemia.

Beberapa Faktor Penyebab

Sampai saat ini, belum diketahui penyebab pasti leukemia. Para ahli berpendapat bahwa kemunculan penyakit ini merupakan kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan, di antaranya:

  • Riwayat keluarga dengan leukemia
  • Merokok
  • Adanya kelainan genetik seperti sindrom Down
  • Adanya sindrom mielodisplasia atau disebut dengan tahapan pre-leukemia
  • Riwayat pengobatan kanker lain dengan kemoterapi atau radioterapi
  • Paparan radiasi tingkat tinggi
  • Paparan kimia seperti benzena

Akan tetapi, hasil studi menyebutkan bahwa sebagian besar individu dengan faktor risiko di atas tidak mengalami leukemia. Sebaliknya, banyak orang dengan leukemia tidak memiliki faktor risiko apa pun.

Artikel terkait: Bunda, 4 cara ini bisa membantu mencegah kanker ovarium

Penggolongan Leukemia

Penggolongan leukemia bertujuan untuk menentukan perkembangan penyakit dan pilihan pengobatannya. Berdasarkan kecepatan perkembangan, penyakit leukimia dibagi menjadi:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Leukemia akut, di mana sel-sel kanker cepat berkembang biak. Sel-sel darah putih ini rata-rata belum matang—disebut dengan sel blast—sehingga tidak bisa berfungsi normal. Leukemia akut membutuhkan pengobatan yang agresif dan tepat waktu karena kondisi penyakit cepat memburuk.
  • Leukemia kronis, di mana sel-sel kanker lebih lambat berkembang biak. Gejala-gejala awal umumnya sangat ringan, bahkan pada sebagian kasus tidak bergejala sama sekali. Pada leukemia kronis, sel-sel kanker lebih matang dibandingkan dengan leukemia akut dan masih bisa berfungsi normal untuk beberapa waktu. 

Berdasarkan tipe sel darah putih yang terlibat, ada dua golongan besar leukemia, yaitu:

  • Leukemia limfositik, yang melibatkan sel-sel limfoid (limfosit) pembentuk sistem kekebalan tubuh.
  • Leukemia mielositik, yang melibatkan sel-sel mieloid pembentuk sel darah merah, sel darah putih dan sel penghasil trombosit.

Dari penggolongan-penggolongan ini, penyakit leukimia diklasifikasikan menjadi beberapa tipe utama:

  1. Leukemia mielositik akut (LMA). Jenis ini paling banyak ditemukan pada orang meski juga bisa dialami oleh anak-anak. Angka kesintasan 5 tahun untuk LMA adalah 26,9 persen.
  2. Leukemia limfositik akut (LLA). Jenis ini paling banyak ditemukan pada anak kecil meski juga bisa dialami oleh orang dewasa. Angka kesintasan 5 tahun untuk LLA adalah 68,2 persen.
  3. Penyakit Leukemia mielositik kronis (LMK). Jenis ini utamanya dialami oleh orang dewasa. Individu dengan LMK bisa tidak atau hanya sedikit bergejala selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun sebelum memasuki fase akut, di mana sel leukemia bertumbuh lebih cepat. Angka kesintasan 5 tahun untuk LMK adalah 66,9 persen.
  4. Leukemia limfositik kronis (LLK). Leukemia ini banyak dialami oleh individu di atas 55 tahun dan sangat jarang ditemukan pada anak-anak. Individu dengan LLK umumnya merasa sehat selama bertahun-tahun tanpa memerlukan pengobatan. Angka kesintasan 5 tahun paling tinggi dari semua jenis leukemia, yakni 83,2 persen.
  5. Jenis lain leukemia yang lebih jarang yakni leukemia sel rambut (hairy cell leukemia), sindrom mielodisplastik dan kelainan mieloproliferatif.

Cara Mengobati Leukemia

Pengobatan penyakit leukimia bergantung pada banyak faktor. Penentuan jenis pengobatan biasanya didasarkan pada usia dan kondisi kesehatan secara umum, jenis leukemia yang dialami, serta apakah kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain, khususnya sistem saraf pusat (otak).

Pilihan pengobatan yang biasa digunakan untuk mengatasi leukemia mencakup:

1. Kemoterapi

Ini merupakan pilihan pengobatan utama untuk leukemia. Untuk membunuh sel kanker, digunakan obat-obat kimia yang bisa berupa obat tunggal atau kombinasi. Bentuk sediaannya dapat berupa obat minum atau obat suntik.

2. Targeted therapy

Terapi ini menyasar pada kelainan spesifik yang ada di dalam sel kanker. Dengan menghambat kelainan yang terjadi, terapi akan memicu kematian sel kanker. Untuk melihat apakah terapi ini bisa membantu, dilakukan pengujian terlebih dulu terhadap sel-sel leukemia di dalam laboratorium.

3. Radioterapi

Terapi ini menggunakan sinar X atau sinar berenergi tinggi lainnya untuk merusak sel leukemia dan menghentikan pertumbuhannya. Selama terapi, individu berbaring di atas meja khusus sementara mesin-mesin bergerak mengitarinya dan mengarahkan sinar radiasi ke titik-titik tertentu pada tubuh. Radiasi bisa dilakukan hanya di satu area tertentu pada tubuh yang terdapat kumpulan sel leukemia, tetapi bisa juga di seluruh tubuh. Terapi ini dapat digunakan sebagai persiapan sebelum prosedur transplantasi sumsum tulang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Transplantasi Sumsum Tulang

Terapi ini, yang disebut juga transplantasi sel punca/sel induk (stem cell), bertujuan untuk membangun kembali sel induk yang sehat. Sumsum tulang yang tidak sehat diganti dengan sel induk bebas leukemia sehingga mengalami regenerasi dan menjadi sehat kembali. Sel induk ini bisa berasal dari diri sendiri atau didapat dari donor.

Sebelum transplantasi, individu akan menerima kemoterapi atau radioterapi dosis tinggi untuk menghancurkan sumsum tulang yang menghasilkan sel kanker. Setelah itu, diinfuskan sel induk yang akan membangun kembali sumsum tulang yang sehat.

5. Imunoterapi

Terapi ini menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Diketahui bahwa sistem kekebalan tubuh yang berperan melawan penyakit rata-rata tidak mampu menyerang sel kanker. Ini karena sel kanker menghasilkan protein tertentu yang membuat dirinya tidak dikenali oleh sel kekebalan tubuh. Imunoterapi bekerja dengan cara mengganggu proses tersebut sehingga sel kanker dapat dikenali dan dilawan oleh sistem kekebalan tubuh.

6. Merekayasa Sel Kekebalan untuk Melawan Leukemia

Pada terapi ini, yang disebut terapi sel chimeric antigen receptor (CAR)-T, sel T pelawan infeksi direkayasa di dalam laboratorium agar mampu melawan sel kanker. Setelah itu, sel T yang telah direkayasa diinfuskan kembali ke dalam tubuh. Terapi ini bisa menjadi alternatif untuk beberapa tipe leukemia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Individu dengan leukemia umumnya menjalani suatu siklus pengobatan dalam waktu tertentu. Setelah siklus pengobatan selesai dan mengalami remisi—bebas dari gejala leukemia—individu perlu memeriksakan diri secara rutin untuk melihat apakah leukemia kambuh kembali. Pemeriksaan rutin mencakup konsultasi dengan dokter, pemeriksaan darah, dan pemeriksaan lain yang diperlukan. Bila ada kekambuhan, maka siklus pengobatan leukemia perlu diulang kembali.

Itulah penjelasan seputar gejala, penyebab, dan cara mengobati penyakit leukimia atau leukemia yang perlu Parents tahu. Semoga bermanfaat!

***

Baca juga: 

10 Rekomendasi Obat Sariawan untuk Dewasa dan Anak-anak, Aman dan Mudah Didapat!

Kaku dan Nyeri Sendi? Hati-hati Gejala Rematik, Ini Penyebab dan Pengobatannya

11 Efek Samping Aspirin, Hati-Hati Jangan Konsumsi Sembarangan!