Parents, menurut American Dental Association, setidaknya 50 persen orang dewasa pernah mengalami penyakit bau mulut dalam hidup mereka. Apakah Anda salah satunya?
Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan halitosis atau fetor oris. Seringkali, bau mulut tidak disadari dan baru diketahui setelah orang lain menyampaikan.
Ada pun bau yang tidak sedap ini dapat berasal dari rongga mulut, gigi, saluran napas, atau akibat penyakit tertentu. Halitosis juga dapat berlangsung sementara maupun kronis.
Artikel terkait: 11 Faktor Penyebab Bau Mulut pada Anak dan Cara Mengatasinya
Penyakit Bau Mulut (Halitosis): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Bau mulut akan tercium ketika Anda bernapas. Selain bau tidak sedap, kondisi ini juga dapat disertai dengan sensasi pengecapan yang tidak enak di lidah.
Bau mulut yang disebabkan oleh sisa makanan dan bersifat sementara, biasanya akan segera hilang setelah melakukan perawatan. Misalnya, menyikat gigi dan lidah, atau menggunakan obat kumur. Sebaliknya, bila disebabkan oleh penyakit tertentu, bau ini tidak akan hilang meski Anda rajin membersihkan gigi dan mulut.
Tak hanya itu, ciri bau yang dikeluarkan pun berbeda-beda, tergantung dari sumber atau penyebab yang mendasarinya.
Penyebab Bau Mulut
Berikut adalah beberapa penyebab tersering dari bau mulut, yakni:
1. Kurang Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut
Secara alami, rongga mulut mengandung bakteri. Di mana bakteri tersebut akan mengurai sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi.
Kombinasi bakteri dan sisa makanan yang membusuk ini akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Untuk itu, perlu rutin menyikat gigi dan membersihkan dengan benang gigi agar sisa makanan yang terjebak dapat dikeluarkan sebelum membusuk.
Menjaga kebersihan gigi dan mulut juga dapat menghilangkan plak. Plak adalah lapisan tak berwarna yang menyelimuti gigi dan bersifat lengket. Bila tidak dibersihkan, plak akan mengiritasi gusi dan memicu pembentukan kantung di antara gigi dan gusi. Kantung ini dapat terisi plak, bakteri, dan sisa makanan yang kemudian memicu gigi berlubang dan peradangan gusi. Keberadaan keduanya dapat semakin memperparah bau mulut.
Sementara itu, gigi palsu yang kurang pas atau tidak dibersihkan secara rutin juga dapat memicu bau mulut. Pasalnya, ia dapat menampung sisa-sisa makanan dan menjadi media pertumbuhan bakteri.
2. Makanan dan Minuman Beraroma Kuat
Mengonsumsi makanan beraroma kuat seperti bawang merah, bawang putih, dan rempah-rempah dapat memicu bau mulut. Begitu pula dengan mengonsumi kopi. Bau mulut yang muncul akibat konsumsi makanan dan minuman ini dapat bertahan hingga 72 jam.
3. Merokok
Merokok dapat secara langsung menyebabkan bau mulut. Kebiasaan ini juga memicu mulut kering yang membuat bau mulut semakin tidak sedap. Selain itu, perokok dan pengguna tembakau jenis lainnya lebih cenderung mengalami penyakit gusi, yang juga menyebabkan bau mulut.
4. Mulut Kering
Secara alami, ludah membantu menjaga kebersihan rongga mulut dan mengurangi bau. Karena itu, produksi ludah yang berkurang akan memicu mulut kering atau xerostomia. Ini bisa terjadi bila terdapat gangguan pada kelenjar ludah atau akibat kebiasaan tidur dengan mulut terbuka.
Penggunaan obat-obat tertentu seperti obat darah tinggi dan obat untuk mengatasi gangguan berkemih juga dapat menurunkan produksi kelenjar ludah.
5. Penyakit Gusi atau Periodontitis
Penyakit gusi terjadi ketika gigi dan rongga mulut tidak rutin dibersihkan. Bakteri dan sisa makanan yang tertinggal lama-kelamaan akan membentuk plak. Bila tidak dibersihkan, plak akan mengeras menjadi material yang disebut tartar. Tartar dapat memicu terbentuknya kantung atau lubang di antara gigi dan gusi. Selanjutnya, plak, bakteri, dan sisa makanan, dapat terakumulasi di dalam kantung ini dan menyebabkan bau mulut.
Bau mulut juga bisa disebabkan oleh luka terbuka pasca operasi pada rongga mulut seperti setelah pencabutan gigi, atau akibat gigi berlubang, penyakit gusi, dan sariawan.
6. Gangguan pada Hidung, Sinus, Mulut atau Tenggorok
Bau mulut bisa muncul ketika Anda mengalami infeksi atau peradangan kronis pada hidung, sinus, atau tenggorok yang menyebabkan postnasal drip (turunnya lendir hidung melalui dinding belakang tenggorok). Bau mulut juga bisa terjadi akibat bronkitis kronis, akibat peradangan, atau infeksi pada amandel (tonsil).
Sementara pada anak, bau mulut dapat disebabkan oleh benda asing, seperti makanan yang tersangkut di dalam lubang hidung.
7. Penyakit Tertentu
Bau mulut yang tidak biasa dapat merupakan gejala dari penyakit tertentu. Misalnya, gangguan ginjal, gangguan hati, diabetes, henti napas saat tidur (sleep apnea), serta akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan (gastroesophageal reflux disorder/GERD).
Pada gangguan ginjal atau hati, mulut biasanya berbau amis. Sebaliknya, pada kondisi diabetes yang tidak terkontrol, mulut akan mengeluarkan bau buah-buahan.
8. Obat-obatan
Obat-obatan dapat memicu bau mulut baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan menyebabkan mulut kering.
Artikel terkait: Morning sickness picu bau mulut saat hamil, begini cara mudah mengatasinya
Cara Mengobati Bau Mulut
Pengobatan bau mulut bervariasi dan tergantung pada penyebabnya. Untuk penyebab yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut, pengobatan mencakup:
- Pemakaian obat kumur dan pasta gigi antibakterial. Bau mulut yang disebabkan oleh penumpukan plak pada gigi dapat diatasi dengan rutin menyikat gigi menggunakan pasta gigi antibakterial dan menggunakan obat kumur yang mampu membunuh bakteri penyebab.
- Mengatasi penyakit gigi dan mulut. Bila terdapat penyakit gusi, konsultasikan kepada dokter gigi spesialis periodontologi (SpPerio). Ada kemungkinan, individu disarankan untuk mengganti gigi palsu yang kurang pas, di mana ini dapat menjadi tempat perkembangbiakan bakteri.
Upaya Pencegahan
Di samping itu, bau mulut dapat dikurangi bahkan dicegah dengan:
- Menyikat gigi setiap setelah makan.
- Menyikat gigi dengan pasta gigi ber-fluoride yang bersifat antibakterial, minimal 2 kali sehari.
- Melakukan flossing atau pembersihan gigi dengan benang gigi minimal 1 kali sehari.
- Rutin menyikat lidah dengan sikat lidah khusus atau sikat gigi dengan pembersih lidah. Lidah dapat menampung bakteri sehingga rutin membersihkannya akan sangat mengurangi bau mulut.
- Membersihkan gigi palsu dan peralatan gigi lainnya secara rutin. Bila menggunakan gigi palsu, bersihkan secara menyeluruh setidaknya sekali sehari atau sesuai anjuran dokter gigi. Bila menggunakan penahan gigi atau pelindung mulut (mouth guard), bersihkan setiap sebelum dipakaikan ke dalam mulut.
- Rutin mengganti sikat gigi setiap 3-4 bulan sekali.
- Rutin memeriksakan gigi setiap 6 bulan sekali.
- Mencegah mulut kering dengan menghindari merokok dan banyak minum air putih. Sebisa mungkin, hindari pula mengonsumsi kopi, minuman bersoda, atau alkohol. Mengunyah permen karet tanpa gula dapat memicu pengeluaran ludah. Untuk mulut kering yang bersifat kronis, dokter gigi dapat meresepkan ludah buatan atau obat minum yang memicu pengeluaran ludah.
- Menghindari konsumsi bawang merah, bawang putih, dan makanan tinggi gula.
Artikel terkait: Mulut bau saat hamil bikin tak PD? Ini cara mengatasinya!
Kondisi bau mulut sesungguhnya bersifat subjektif. Ada individu yang terlalu khawatir meski sebenarnya tidak atau hanya sedikit mengeluarkan bau mulut tidak sedap. Di sisi lain, ada individu yang betul-betul mengalami bau mulut tetapi tidak menyadarinya.
Oleh karena bau mulut sulit untuk dinilai sendiri, selalu tanyakan anggota keluarga atau teman dekat untuk mengonfirmasi hal ini. Bila memang betul terdapat penyakit bau mulut yang tak sedap, segeralah berkonsultasi dengan dokter gigi Anda agar jelas penyebab dan cara mengatasinya, ya!
***
Baca juga:
7 Cara mudah cegah bau mulut selama puasa menurut dokter gigi
5 Cara Menghilangkan Bau Pete, Anti Ribet dan Dijamin Bebas Bau!
7 Manfaat Kapulaga, Atasi Batuk Pilek hingga Cegah Bau Mulut