X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Ruam Popok Expert
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Dokter: "Siapa bilang Ibu Menyusui jadi lebih sehat? Nih ya Saya kasih tahu.."

Bacaan 6 menit

Eits, sebelum keburu emosi karena baca judul artikelnya doang, yuk simak dulu isi artikelnya. Di dalam artikel ini, spesialis bedah syaraf dr. Ryu Hasan, Sp. Bs, mencoba menjelaskan bagaimana sejatinya pengorbanan perempuan lebih besar dari pria.

Baca sampai habis, Bunda pasti setuju deh!

Pengorbanan perempuan lebih besar, terutama saat menyusui bayi

Dokter: Siapa bilang Ibu Menyusui jadi lebih sehat? Nih ya Saya kasih tahu..

Dunia ini memang bukan sebuah persaingan antara perempuan dan laki-laki. Namun, ada sebuah teori matematis bernama Zero Sum Game. Dalam sistem reproduksi dan evolusi manusia, pengorbanan perempuan lebih besar dibanding lelaki sehingga Zero Sum Game menjadi non zero sum game.

Dalam zero sum game ini, dua pihak yang saling berhadapan nantinya akan menghasilkan nilai yang impas. Namun,  non zero sum game yang terjadi pada manusia ini nantinya justru memperlihatkan bahwa secara biologis, pengorbanan perempuan lebih besar dari lelaki sekalipun ada aspek lain yang tetap harus dilihat.

Saat wanita menyusui, sebenarnya ia adalah pihak yang dikorbankan sekalipun manfaat besarnya lebih banyak dirasakan oleh bayi. Karena inilah secara biologis pengorbanan perempuan lebih besar dari lelaki.

Bingung? Jangan khawatir, dr. Ryu akan menjelaskan teori yang membuktikan bahwa pengorbanan perempuan lebih besar daripada lelaki tersebut dengan singkat lewat rangkaian kultwit alias kuliah twit berikut ini.

Kehidupan di dunia ini ya memang “zero-sum game” alias permainan impas2an, untuk bertahan hidup seekor beruang kutub hrs membunuh singa laut — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Hanya manusia yg bisa ngarang “zero-sum game” ini jadi “non zero-sum game”, everybody happy, dg cara glorifikasi dan sakralisasi contohnya. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Misalnya “breast feeding”, dlm itung2an “zero-sum game” yang dirugikan ya induknya, tapi manusia bisa mengglorifikasi soal ibu menyusui ini — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Dorongan genetik punya keturunan adalah faktor terbesar eksistensi spesies, pada mamalia perempuanlah yg lebih berperan dalam urusan ini. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Pada semua spesies berjenis kelamin, kaum perempuan membayar harga lebih tinggi dari pada laki2 dlm urusan medapatkan dan mengasuh keturunan — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Urusan kehamilan dan melahirkan, secara biologi perempuan mempunyai resiko ancaman kesehatan bahkan kematian. Laki2 cuma donor sperma aja. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Juga proses menyususi, manfaat bagi bayinya sudah jelas, tapi bagi si ibu ada harga yg harus dibayar. Hukum “zero-sum game” berlaku disini. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Secara evolusioner ASI jelas2 memberi keuntungan proses berkembang biak. Tapi setiap keuntungan ada biayanya, ada konsekwensi yg hrs dibayar — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Siapa bilang ibu menyusui jadi lebih sehat? Nih ya saya kasik tahu… *siap2 dipempar kulit pete penyembah ASI — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Artikel terkait: Penjelasan dokter Wiyarni Pambudi soal bayi yang meninggal karena dehidrasi.

Dokter: Siapa bilang Ibu Menyusui jadi lebih sehat? Nih ya Saya kasih tahu..

Salah satu yg merugikan perempuan yg menyusui adalah kemampuan otaknya, fokus mental turun, ibu menjadi loyo dan tidak fokus dalam berfikir. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Otak yg blur banyak ditemui pada ibu2 pasca persalinan, penyusuan bisa memperparah dan memperlama keadaan loyo dan sedikit tdk fokus ini. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Bagian otak perempuan yg bertanggung jawab atas fokus dan konsentrasi disibukkan tugas melindungi dan melacak bayi selama 6 bulan pertama. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Selain krn kurang tidur, otak perempuan setelah melahirkan memang sedikit bengkak, kembali keukuran normal di bulan ke-6 pasca persalinan. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Riset yg dilakukan mendapati penurunan ketrampilan verbal perempuan2 yg menyusui, penurunan ini hilang setelah mereka tidak menyusui lagi. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Dokter: Siapa bilang Ibu Menyusui jadi lebih sehat? Nih ya Saya kasih tahu..

Pada mayoritas perempuan, kondisi yg sedikit gampang bingung itu dianggap sebagai “harga yg murah” demi mendapatkan keuntungan penyusuan. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Makin lama dan sering bayi ngisep puting, makin terpicu respon prolactin-oksitosin di otak ibu. Tidak selalu menguntungkan sih bagi ibu. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Koalisi ibu-bayi adalah persekutuan penting dlm aksi neurologis persusuan ini. Tentu saja si bayi yg dapat keuntungan dari persekutuan ini. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Cerita mitra kami
Skin Care Aman untuk Ibu Hamil, Kulit Wajah Tetap Sehat
Skin Care Aman untuk Ibu Hamil, Kulit Wajah Tetap Sehat
Panduan Mempersiapkan Proses MengASIhi Sejak Masa Kehamilan
Panduan Mempersiapkan Proses MengASIhi Sejak Masa Kehamilan
17 Sumber Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Ibu Hamil
17 Sumber Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Ibu Hamil
Hindari 6 Hal Ini untuk Mencegah Bayi Lahir Cacat, Bumil Wajib Tahu!
Hindari 6 Hal Ini untuk Mencegah Bayi Lahir Cacat, Bumil Wajib Tahu!

Keuntungan langsung bagi bayi adlh makanan dan kenyamanan. Oksitosin melebarkan pembuluh darah di dada ibu memberi kehangatan bagi anaknya. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Ketenangan bayi saat disusui bukan hanya karena ada makanan tapi juga gelombang hormon oksitosin di otaknya yg menyebabkan rasa nyaman itu. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Ya tapi ketenangan bayi tidak bisa selalu bisa didapatkan dengan ngASI, bayi yg sakit misalnya meskipun disusui ya tetap saja gelisah. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Dokter: Siapa bilang Ibu Menyusui jadi lebih sehat? Nih ya Saya kasih tahu..

Catatan ya: ASI adalah makanan, bukan obat, jadi ya jelas salah kalau ada yg bilang AS bisa ngobati penyakit ini penyakit itu. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Senenarnya banyak ibu yg mengalami gejala “sakaw” kalau secara fisik terpisah dari bayinya. Mereka merasa takut, cemas bahkan panik. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Sakaw atau withdrawal syndrome pada perempuan menyusui ini, sekarang sudah diketahui dikarenakan keadaan neurokimiawi di otak. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Otak adalah instrumen yg selaras, perpisahan dg bayi yg masih disusui bisa mengacaukan otak emosi (suasana perasaan) seorang perempuan. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Perasaan nggak karuan ini krn turunnya oksitosin yg bergungsi menghambat stres di otak. Persis orang kasmaran saat berjauhan dg pasangannya. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Banyak ibu menyusui merasakan gejala “sakaw” saat2 selepas masa cuti, krn menyapih sering terjadi bersamaan dg habis masa cuti kerja. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Perempuan2 yg menyapih bayinya sangat mungkin jatuh dlm keguncangan dan kecemasan, akibat turunnya kadar oksitosin scr drastis di otaknya. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Saat masa cuti, perempuan medapat serbuan oksitosin yg membanjiri otak mereka setiap bbrp jam akibat menyusui. Ini membuat mereka nyaman. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Saat mulai kerja, pasokan oksitosin itu terputus, krn hormon ini hanya bertahan 1-3 jam dlm aliran darah dan otak, wajar kalau jadi cemas. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Banyak juga perempuan yg bisa meredakan gejala kecemasan ini dg memompa ASI mrk di tempat kerja dan pelan2 mengurangi aktifitas menyusui. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Banyak juga perempuan yg bisa meredakan gejala kecemasan ini dg memompa ASI mrk di tempat kerja dan pelan2 mengurangi aktifitas menyusui. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Dengan mengetahui proses neurokimiawi yg terjadi di otak perempuan yg menyusui, kita bisa menyiasati supaya peluang kecemasan diminimalkan. — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Gitu lhooo, wis ah… — Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Happy #breastfeedingweek

— Ryu Hasan (@ryuhasan) August 2, 2017

Anehnya, sekalipun secara saintifik pengorbanan wanita lebih besar, namun ada banyak ibu yang sama sekali tidak terbebani untuk menyusui anaknya. Di sinilah cinta kasih yang tak dapat dihitung dengan matematika berperan besar dalam perkembangan evolusi manusia.

Para Ayah, karena pengorbanan Anda secara bilogis lebih sedikit dari istri, maka dari itu penting untuk jadi pendamping yang menyediakan semua kebutuhan yang dibutuhkan ibu ketika menyusui. Karena pengorbanan istri saat melahirkan dan menyusui sungguh tidak dapat dibalas setimpal dengan cara apapun.

Para Bunda setuju dengan penjelasan bahwa pengorbanan perempuan lebih besar dari lelaki ini, kan? Yuk saling menguatkan.

 

Baca juga:

ASI vs Susu Formula: Mana yang Lebih Mahal? Bunda Wajib Tahu Perbandingannya

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

ddc-calendar
Bersiaplah untuk kelahiran bayi dengan menambahkan HPL Anda
ATAU
Hitung tanggal HPL
img
Penulis

Syahar Banu

  • Halaman Depan
  • /
  • Kehamilan
  • /
  • Dokter: "Siapa bilang Ibu Menyusui jadi lebih sehat? Nih ya Saya kasih tahu.."
Bagikan:
  • Pengakuan suami: "Melihat Istri Melahirkan membuatku merasa Ia wanita yang Hebat"

    Pengakuan suami: "Melihat Istri Melahirkan membuatku merasa Ia wanita yang Hebat"

  • 20 Bukti Anda Adalah Ibu Hebat

    20 Bukti Anda Adalah Ibu Hebat

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • Pengakuan suami: "Melihat Istri Melahirkan membuatku merasa Ia wanita yang Hebat"

    Pengakuan suami: "Melihat Istri Melahirkan membuatku merasa Ia wanita yang Hebat"

  • 20 Bukti Anda Adalah Ibu Hebat

    20 Bukti Anda Adalah Ibu Hebat

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti