Pasien Covid-19 memiliki respons imun yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan setiap pasien memiliki gejala yang berbeda-beda, mulai dari tanpa gejala, gejala ringan, hingga gejala berat. Akhir-akhir ini, sebuah penelitian terhadap 200 sampel darah pasien Covid-19 mengungkapkan adanya pengaruh Covid-19 pada metabolisme manusia. Melansir dari Healthshot, ada perubahan metabolisme mendasar yang mengatur bagaimana sel kekebalan tubuh bereaksi terhadap penyakit.
Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Nature Biotechnology menunjukkan bahwa perubahan ini terkait dengan tingkat keparahan penyakit dan dapat digunakan untuk memprediksi kelangsungan hidup pasien.
Artikel terkait: Belum Divaksin, Ibu Ini Meninggal setelah Melahirkan Akibat Covid-19
Penelitian ini dilakukan oleh ilmuwan dari ISB, Fred Hutchinson Cancer Research Center, Stanford University, Swedish Medical Center St. John’s Cancer Institute di Saint John’s Health Center, University of Washington, Howard Hughes Medical Institute. Salah seorang peneliti dan seorang mahasiswa pascasarjana di Fred Hutchinson Cancer Research Center, Jihoon Lee, mengungkapkan bahwa memang ada berbagai respons imun terhadap Covid-19. Sayangnya, respons tersebut sebelumnya belum dipahami secara baik.
Kemudian, ia dan timnya pun melakukan analisis jalur metabolisme yang mendasari sistem kekebalan tubuh. Hasilnya, mereka menemukan beberapa petunjuk tentang pengaruh Covid-19 pada metabolisme.
“Kami menganalisis ribuan penanda biologis yang terkait dengan jalur metabolisme yang mendasari sistem kekebalan dan menemukan beberapa petunjuk tentang perubahan metabolisme kekebalan yang mungkin penting pada penyakit parah. Harapan kami, pengamatan fungsi kekebalan ini akan membantu orang lain menyatukan respons tubuh terhadap Covid-19. Pemahaman yang lebih dalam yang diperoleh di sini pada akhirnya dapat mengarah pada terapi yang lebih baik yang dapat lebih tepat menargetkan perubahan kekebalan atau metabolisme yang paling bermasalah, ”tambahnya.
Artikel terkait: Riset Ungkap Kapan Seseorang Menularkan COVID-19 pada Orang Sehat
Para peneliti mengumpulkan 374 sampel darah – dua pengambilan per pasien selama minggu pertama setelah didiagnosis dengan infeksi SARS-CoV-2. Mereka juga menganalisis plasma dan sel kekebalan tunggal mereka. Analisis tersebut mencakup 1.387 gen yang terlibat dalam jalur metabolisme dan 1.050 metabolit plasma.
Dalam sampel plasma, tim menemukan bahwa peningkatan keparahan Covid-19 dikaitkan dengan perubahan metabolit. Hal ini menunjukkan peningkatan aktivitas terkait kekebalan. Selanjutnya, melalui pengurutan sel tunggal, para peneliti menemukan bahwa setiap jenis sel kekebalan utama memiliki tanda metabolisme yang berbeda.
“Kami telah menemukan pemrograman ulang metabolik yang sangat spesifik untuk kelas sel imun individu (misalnya sel T CD8 “pembunuh”, sel T CD4 “pembantu”, sel B yang mensekresi antibodi, dll.) dan bahkan subtipe sel, dan pemrograman ulang metabolik yang kompleks. Sistem kekebalan dikaitkan dengan metabolisme global plasma dan dapat memprediksi keparahan penyakit dan bahkan kematian pasien,” kata penulis pendamping dan rekan penulis Dr. Yapeng Su, seorang ilmuwan peneliti di Institute for Systems Biology.
Su menambahkan, “Wawasan mendalam dan relevan secara klinis tentang pemrograman ulang metabolik canggih dalam sistem kekebalan kita yang heterogen tidak mungkin diperoleh tanpa analisis multi-omik sel tunggal yang canggih.”
Dengan mempelajari perubahan metabolisme ini, para peneliti berharap pasien bisa mendapatkan perawatan yang tepat.
“Pekerjaan ini memberikan wawasan yang signifikan untuk mengembangkan perawatan yang lebih efektif melawan Covid-19 . Ini juga merupakan rintangan teknologi utama,” kata Dr. Jim Heath, presiden dan profesor ISB. Lebih lanjut, ia juga menambahkan bahwa penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan data yang lebih bervariasi.
Artikel terkait: Vaksin Pfizer Akan Dibagi Gratis, Bagaimana Efikasi dan Efek Sampingnya?
“Banyak data yang dikumpulkan dari pasien ini cenderung mengukur aspek penyakit yang sangat berbeda dan dianalisis secara terpisah. Tentu saja, orang ingin pandangan yang berbeda ini berkontribusi pada gambaran keseluruhan pasien. Pendekatan yang dijelaskan di sini memungkinkan jumlah kumpulan data yang berbeda menjadi jauh lebih besar daripada bagian-bagiannya, dan memberikan interpretasi penyakit yang jauh lebih kaya, ” lanjut Jim.
Itulah informasi tentang studi pengaruh Covid-19 pada metabolisme manusia. Semoga informasi ini bermanfaat, Parents.
Baca juga:
Memahami Terapi Plasma Konvalesen pada COVID-19, Ini Manfaat dan Efek Samping
Daftar Makanan setelah Vaksinasi Covid-19 untuk Kurangi Efek Samping dan Tingkatkan Imunitas
Vaksin COVID-19 Memengaruhi Kesuburan? Berikut Faktanya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.