Waspada Perdarahan Saat Hamil Muda, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

undefined

Perdarahan saat hamil muda kerap membuat Bunda khawatir. Agar lebih tenang, cari tahu penyebabnya di sini!

Perdarahan saat hamil merupakan kondisi keluarnya darah dari vagina. Perdarahan sebenarnya tidak hanya terjadi saat hamil muda, melainkan bisa terjadi kapan saja mulai dari trimester pertama hingga ketiga kehamilan, Bun.

Kondisi ini tentunya membuat kita khawatir, ya. Dilansir dari American Pregnancy Association, perdarahan saat hamil biasanya terdiri dari 2 jenis, yaitu berupa bercak atau keluarnya darah yang cukup banyak seperti menstruasi. 

Yuk, pahami serba-serbi perdarahan saat hamil muda lewat penjelasan lengkap di bawah ini. 

Artikel Terkait: 7 Jenis Buah untuk Menghentikan Perdarahan Saat Hamil, Catat Bun!

Pengertian Perdarahan Saat Hamil Muda

Pendarahan saat hamil

Pada trimester pertama, terutama pada tiga bulan pertama kehamilan, tubuh Bunda mengalami beberapa perubahan yang cukup dramatis.

Ada banyak hal yang terjadi di dalam tubuh, termasuk lonjakan kadar hormon, serta proses membangun sistem aliran darah baru menuju janin. Hal tersebut bisa menjadi beberapa penyebab terjadinya perdarahan selama kehamilan.

Mengutip dari Heathline, menurut penelitian tahun 2009, sebanyak 30% perempuan mengalami bercak atau perdarahan ringan pada trimester pertama. Ini merupakan hal yang normal, mengingat perempuan yang mengalami hal ini biasanya tetap bisa menjalani kehamilan yang sehat.

Penyebab Pendarahan saat Hamil Muda

Waspada Perdarahan Saat Hamil Muda, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ada beberapa alasan mengapa Bunda mengalami pendarahan saat hamil muda. Rata-rata penyebabnya tidak berbahaya, tetapi pada kondisi tertentu, Bunda perlu mengetahui penyebab pendarahan yang berbahaya.

Sebab, perdarahan hebat disertai dengan gejala lain bisa menjadi indikator kondisi kesehatan yang lebih serius. Berikut ini beberapa penyebab perdarahan saat hamil muda.

1. Perdarahan Implantasi

Perdarahan implantasi adalah penyebab paling umum perdarahan di awal kehamilan.

Ini terjadi ketika sel telur yang dibuahi menempel pada lapisan rahim, sehingga dapat memicu perdarahan ringan selama beberapa hari.

Pendarahan ini muncul sekitar 6 hingga 12 hari setelah sel telur dibuahi.

Telur yang sudah dibuahi akan menempel pada lapisan rahim dan proses inilah yang menyebabkan darah dari dinding rahim sedikit meluruh.

Bagi perempuan yang baru pertama kali hamil, pendarahan ini sering disalah artikan sebagai pendarahan menstruasi.

Apalagi, gejalanya juga mirip dengan PMS di mana ada rasa kram dan sakit punggung bawah. Beberapa gejala pendarahan implantasi lainnya adalah:

  • Kram perut
  • Sakit atau nyeri pinggang bawah
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Payudara terasa lembut

Gejala yang menjadi ciri khas dari perdarahan implantasi adalah warna darah lebih terang daripada warna darah ketika menstruasi. Selain itu, terjadi hanya beberapa jam hingga beberapa hari saja.

Artikel Terkait: 5 Penyebab Nyeri Perut Saat Hamil dan Cara Mengatasinya

2. Polip Serviks

Penyebab lain perdarahan adalah polip serviks atau pertumbuhan massa yang tidak berbahaya pada serviks.

Polip ini akan mudah berdarah selama kehamilan karena kadar hormon estrogen yang lebih tinggi.

Akibatnya, kontak dengan area ini (misalnya melalui hubungan seksual) dapat menyebabkan perdarahan.

Sekitar 2 sampai 5 persen perempuan mengalami polip serviks kecil sebesar jari di leher rahim, atau di sekitar bibir vagina ke rahim.

Polip serviks biasanya jinak alias tidak menyebabkan kanker. Namun, kondisinya bisa meradang atau teriritasi, sehingga menyebabkan perdarahan yang berwarna merah cerah.

Beberapa perempuan yang mengalaminya bisa tidak merasakan gejala sama sekali, tetapi bila pemeriksaan rutin dilakukan tentu kondisi ini bisa terdeteksi.

3. Hubungan Seksual atau Pemeriksaan Panggul

Berbicara tentang pemeriksaan panggul, perlu diingat bahwa apapun yang menusuk atau masuk ke dekat serviks bisa menyebabkan iritasi dan menyebabkan perdarahan.

Benar, Bun, perdarahan saat awal kehamilan penyebabnya termasuk hubungan seksual alias penetrasi penis. Ini mungkin menyebabkan leher rahim Anda lebih sensitif dari biasanya.

Perdarahan yang disebabkan karena hubungan seksual menunjukkan warna merah terang, segera setelah melakukan hubungan seks atau pemeriksaan panggul.

Tidak perlu khawatir, perdarahan ini biasanya terjadi sekali dan kemudian hilang dengan sendirinya selama beberapa jam kedepan.

4. Perdarahan Saat Hamil Muda karena Keguguran

Penyebab yang satu ini tidak bisa disepelekan dan perlu menghubungi dokter sesegera mungkin.

Mulanya, perdarahan ini ringan dan seperti pendarahan implantasi. Namun, pada kondisi keguguran pendarahan tidak berhenti lebih dari 3 hari. 

Memang benar bahwa setiap pendarahan hebat di trimester pertama yang disertai kram perut bisa dikaitkan dengan keguguran.

Pasalnya, sebanyak 20% perempuan bisa mengalami keguguran di trimester pertama kehamilan.

Jika Anda mengalami keguguran, mungkin akan merasakan gejala seperti:

  • perdarahan serius atau banyak mengeluarkan darah dari vagina
  • perdarahan berwarna merah terang hingga cokelat
  • sakit perut bagian bawah
  • nyeri ringan atau tajam di punggung bawah
  • kram perut yang parah
  • mendapati gumpalan darah atau jaringan yang keluar dari vagina.

Jika memiliki gejala-gejala ini, hubungi dokter sesegera mungkin. Anda juga dapat mengalami keguguran karena beberapa kondisi berikut ini:

  • jatuh atau trauma pada daerah perut
  • mengalami sebuah infeksi
  • terpapar obat-obatan tertentu.

5. Perdarahan karena Kehamilan Kembar

Bila Bunda mengalami kehamilan kembar atau lebih, Bunda lebih berisiko mengalami pendarahan pada trimester pertama.

Penyebabnya bisa seperti perdarahan implantasi atau bisa lebih parah seperti keguguran. Namun, kondisi ini belum tentu akan berakhir dengan keguguran.

Sebuah studi 2016 yang mengikuti lebih dari 300 perempuan yang hamil anak kembar dari fertilisasi in-vitro (IVF) diketahui memiliki peluang tinggi untuk kehamilan yang sehat.

Yang artinya, pendarahan pada trimester pertama tidak memengaruhi janin kembar Bunda. 

6. Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang dibuahi menempel di luar rahim. Sebagian besar kehamilan ektopik terjadi di saluran tuba atau saluran antara ovarium dan rahim.

Tapi kondisi ini termasuk jarang terjadi daripada pendarahan akibat keguguran. Kondisinya dialami sebanyak 2,5 persen dari semua kehamilan.

Karena bayi hanya bisa tumbuh dan berkembang di dalam rahim, kehamilan ektopik harus ditangani secara medis.

Gejalanya kehamilan ektopik meliputi:

  • perdarahan berat atau ringan
  • gelombang rasa sakit yang tajam
  • kram perut yang parah
  • tekanan rekta.

7. Molar Pregnancy

Penyebab lain perdarahan pada trimester pertama adalah kehamilan molar. Komplikasi yang jarang namun serius ini terjadi pada hampir 1 dari setiap 1.000 kehamilan.

Kehamilan molar terjadi ketika jaringan plasenta tumbuh tidak normal karena kesalahan genetik selama pembuahan.

Karenanya, janin mungkin tidak tumbuh sama sekali. Kehamilan molar dapat menyebabkan keguguran pada trimester pertama.

Gejalanya meliputi:

  • pendarahan merah terang hingga coklat tua
  • nyeri atau tekanan perut bagian bawah
  • mual
  • muntah.

8. Perdarahan Subkorionik

Perdarahan subkorionik, atau hematoma, adalah perdarahan yang terjadi ketika plasenta terlepas sedikit dari dinding rahim dan ada sebuah kantung terbentuk di celah di antara keduanya.

Perdarahan subkorionik bervariasi tergantung ukurannya. Biasanya kantung berukuran lebih kecil. Sedangkan bila kantung berukuran lebih besar bisa menyebabkan pendarahan yang lebih berat. 

Banyak perempuan mengalami hematoma dan terus memiliki kehamilan yang sehat. Tetapi perdarahan subkorionik yang besar juga dapat meningkatkan risiko keguguran dalam 20 minggu pertama kehamilan.

Gejalanya meliputi:

  • perdarahan ringan sampai berat
  • pendarahan mungkin berwarna merah muda menjadi merah atau cokelat
  • sakit perut bagian bawah
  • kram.

9. Infeksi

Infeksi di daerah panggul, di kandung kemih atau di saluran kemih juga dapat menyebabkan perdarahan. Ini mungkin disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.

Infeksi jamur yang serius atau peradangan (vaginitis) juga dapat menyebabkan pendarahan. Kondisi ini biasanya menyebabkan bercak atau perdarahan ringan yang berwarna merah muda hingga merah. Anda mungkin memiliki gejala lain seperti:

  • gatal
  • sakit perut bagian bawah
  • sensasi terbakar saat buang air kecil
  • keputihan
  • benjolan atau luka di bagian luar vagina.

Artikel terkait: Flek saat hamil, membedakan yang normal dan perlu diwaspadai

Perdarahan Saat Hamil yang Harus Diwaspadai

pendarahan saat hamil

Pendarahan lebih serius adalah keluarnya aliran darah yang lebih berat melalui vagina saat hamil. Saat mengalami jenis pendarahan ini, mungkin darah akan tidak tertampung panty liner atau pembalut.

Bila sudah mengalami kondisi ini, segera temui dokter kandungan terutama jika mengalami gejala lain yang lebih parah daripada gejala menstruasi.

Selain itu, setiap terjadi perdarahan lebih serius pada trimester kedua atau ketiga, maka Bunda harus segera menemui dokter. Dokter kemungkinan besar akan memeriksa polip serviks, dan memastikan serviks Anda tertutup.

Cara Mengatasi Perdarahan Saat Hamil Muda

Cara mengatasi perdarahan saat hamil muda sebenarnya tergantung dari penyebabnya.

Penyebab perdarahan seperti polip serviks, perlu ditangani langsung di dokter kandungan. Sedangkan, penyebab lain mungkin membutuhkan lebih banyak perawatan, pengobatan, atau pembedahan.

Jika perdarahan disebabkan karena keguguran, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan seperti:

  • Methotrexate adalah obat yang membantu tubuh menyerap jaringan berbahaya seperti pada kehamilan ektopik.

  • Misoprostol digunakan untuk mengakhiri kehamilan berbahaya dalam 7 minggu pertama.

Anda memerlukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan kesehatan. Dokter juga akan memastikan tidak ada sisa jaringan atau jaringan parut di rahim. Selain itu, Anda akan diberitahu kapan waktu yang aman untuk mencoba hamil lagi.

Bila perdarahan terjadi karena keguguran, dokter mungkin akan menyarankan untuk berkonsultasi dengan psikiater atau konselor untuk membantu Bunda dan pasangan berduka dengan cara yang sehat.

Cara Menghadapi Perdarahan Bercak Agar Tetap Sehat

Untuk membantu menghadapi perdarahan implantasi selama kehamilan agar Bunda dan janin tetap sehat, coba lakukan hal-hal berikut:

  • Tetap tenang 
  • Perbanyak waktu istirahat di tempat tidur
  • Konsumsi lebih banyak air putih dan jaga tubuh tetap terhidrasi
  • Batasi aktivitas fisik Anda
  • Tinggikan kaki Anda saat tidur
  • Hindari mengangkat barang lebih dari 4.5 kilogram.

Makanan untuk Mencegah Perdarahan pada Ibu Hamil

Waspada Perdarahan Saat Hamil Muda, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ada beberapa asupan makanan yang sebaiknya dikonsumsi oleh ibu hamil di usia kehamilan muda.

Beberapa makanan tersebut dapat dengan mudah ditemukan di sekitar kita. Apa saja? Simak daftarnya berikut ini.

  • Pisang
  • Berry
  • Kurma
  • Alpukat
  • Apel.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Beri tahu dokter jika mengalami perdarahan apa pun selama kehamilan. Bila mengalami gejala di bawah ini segera periksakan diri ke dokter kandungan Bunda.

  • perdarahan hebat

  • darah keluar dengan gumpalan atau jaringan

  • sakit parah

  • kram intens

  • mual parah

  • pusing atau pingsan

  • panas dingin

  • demam 38°C atau lebih tinggi.

Dokter akan memeriksa apa yang menyebabkan perdarahan saat hamil muda. Anda mungkin membutuhkan pemeriksaan:

  • pemeriksaan fisik

  • USG

  • Pemeriksaan USG Doppler

  • tes darah

Dokter kemungkinan juga akan melihat penanda kehamilan. Sedangkan tes darah dapat melihat kadar hormon Anda.

Kadar hormon hCG akan dilihat juga pada pemeriksaan ini. Bila dokter mengetahui hormon hCG terlalu banyak, Bunda mungkin mengalami beberapa kondisi ini:

  • kehamilan kembar atau lebih

  • kehamilan molar

Sedangkan tingkat hCG yang rendah dapat menunjukkan:

  • kehamilan ektopik

  • kemungkinan keguguran

  • pertumbuhan abnormal

Pemeriksaan USG dapat menunjukkan di mana posisi bayi yang sedang berkembang dan bagaimana pertumbuhannya.

Detak jantung dan ukuran bayi dapat diperiksa dengan USG atau Doppler scan pada usia lima setengah minggu kehamilan.

Semua pemeriksaan ini dapat meyakinkan Anda dan dokter bahwa semuanya baik-baik saja.

Artikel Terkait: Sakit Kepala Sebelah Saat Hamil? Inilah 4 Cara Menyembuhkannya Tanpa Obat

Pertanyaan Populer Seputar Pendarahan Saat Hamil Muda

Perdarahan Saat Hamil Muda Apakah Tanda Keguguran?

Terjadinya perdarahan saat hamil tidak selamanya menjadi tanda keguguran.

Biasanya, perdarahan akibat keguguran ditandai dengan gejala lain seperti morning sickness yang berkurang, keluar lendir kemerahan serta gumpalan daging atau jaringan dari vagina, Bunda merasakan kontraksi lebih sering, serta munculnya rasa sakit di bagian bawah perut. 

Berapa Hari Biasanya Perdarahan Saat Hamil Muda?

Umumnya, perdarahan tanda hamil atau implantasi berlangsung selama 1-3 hari.

Keluar Lendir Bercampur Darah Saat Hamil Muda Apakah Bahaya?

Biasanya, kondisi ini normal terjadi. Meski begitu, Anda tetap perlu waspada jika hal ini disertai dengan gejala lain.

Serta, apabila Anda mengalami keluar lendir bercampur darah pada trimester ketiga, ini bisa menjadi tanda kelahiran prematur sehingga tidak ada salahnya memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya. 

Normalkah Keluar Darah Saat Hamil Tapi Tidak Sakit?

Hal ini normal terjadi, Bun. Terlebih jika Bunda tidak mengalami gejala lain. Meski begitu, karena kondisi setiap ibu hamil berbeda-beda, tidak ada salahnya Bunda memeriksakan diri ke dokter atau melakukan USG untuk memastikan kondisi kehamilan normal. 

Nah, demikianlah pembahasan seputar penyebab dan cara mengatasi perdarahan saat hamil muda. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda. 

*** 

Artikel telah diupdate oleh: Fadhila Afifah

 

Baca juga:

Keluar Darah saat Hamil Muda, Ini 5 Penyebab dan Penanganannya

Pendarahan saat hamil 9 bulan, berbahayakah? Ini penjelasannya!

Pendarahan Hebat Saat Hamil Muda, Apakah Berarti Keguguran?

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.