Di tengah merebaknya pandemi corona yang belum kunjung usai, Indonesia diguncang wabah demam berdarah dengue di berbagai wilayah. Menjadi penyakit rutin di musim hujan, mayoritas penderita berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan jumlah korban meninggal dunia terbanyak ada di Kabupaten Sikka yakni sebanyak 14 orang. Hingga kini pemerintah setempat terus berupaya menggodok pencegahan DBD yang efektif dalam mengurangi jumlah korban berjatuhan.
Pemerintah Kabupaten Sikka sendiri telah menetapkan 4 kali status kejadian luar biasa (KLB) sepanjang tahun 2020. Hal ini berdasarkan jumlah penderita yang terus meningkat sejak Januari hingga Maret 2020.
Serangkaian pencegahan dilakukan untuk memutus rantai penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti ini, di antaranya pengasapan untuk membasmi sarang nyamuk. Namun, strategi ini dianggap tidak solutif dalam jangka panjang.
Eggi Arguni, pengajar di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada bersama sejumlah peneliti di ajang World Mosquito Program (WMP) menemukan bahwa penggunaan bakteri wolbachia kepada nyamuk akan lebih mujarab membasmi virus.
Penelitian tersebut membuktikan kasus DBD di salah satu wilayah Yogyakarta mengalami penurunan sebesar 74% setelah penggunaan bakteri tersebut.
Penelitian yang sama juga menunjukkan hasil serupa di beberapa negara lain seperti Vietnam, Brasil, dan China.
Pencegahan DBD dengan asupan nutrisi yang baik
Di negara beriklim tropis seperti Indonesia, penyakit demam berdarah mudah sekali merebak utamanya saat musim hujan di mana lingkungan sangat ideal untuk nyambuk berkembang biak.
Saat terinfeksi demam berdarah, setiap orang menunjukkan gejala berbeda bahkan bisa jadi tidak mengalami gejala sama sekali. Terdapat beberapa gejala umum demam berdarah antara lain demam tinggi hingga 40 derajat Celsius yang disertai tubuh menggigil dan berkeringat, sakit kepala, nyeri tulang dan otot, mual, munculnya bintik merah di kulit, hingga perdarahan pada hidung dan gusi.
Jika tidak ditangani, demam berdarah dapat berkembang menjadi fase yang lebih berat Dengue Shock Syndrome (DSS). Gejalanya berupa muntah, nyeri perut, perubahan suhu tubuh menjadi dingin, hingga berakibat kematian.
Jangan hanya mengandalkan fogging semata, lakukan beberapa langkah utama berikut untuk mencegah penyakit demam berdarah menjangkiti keluarga Anda:
- Gerakan 3M (menguras dan menutup penampungan air bersih, serta mengubur barang bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk
- Gunakan obat nyamuk setiap hari, utamanya pagi dan sore hari
- Oleskan losion anti nyamuk sebelum beraktivitas di luar ruangan
- Memasang kasa nyamuk di jendela atau ventilasi udara untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah
- Menggunakan pakaian lengan panjang saat beraktivitas di luar rumah
- Hentikan kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar karena bisa menjadi tempat nyamuk beristirahat dengan nyaman
- Lakukan vaksin demam berdarah
Berikut ini asupan nutrisi terbaik untuk pencegahan DBD sekaligus menyembuhkan lebih cepat
Sebuah penelitian telah membuktikan daun bercita rasa pahit ini mengandung ekstrak yang sifatnya menjaga membran tetap stabil dan melindungi sel darah dari kerusakan akibat stres yang dialami pasien penderita demam berdarah.
Ekstrak bernama papain dan chymopapain menjaga sistem pencernaan tetap sehat serta terhindar dari gangguan tidak nyaman. Minumlah 30 ml jus daun pepaya segar sebagai pencegahan dan pengobatan demam berdarah
-
Jambu biji untuk pencegahan DBD
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Natural Medicines, jambu biji mampu merangsang pembentukan platelet atau trombosit darah yang baru. Jambu biji juga kaya akan quercetin, yaitu senyawa kimia alami yang bisa ditemukan dalam berbagai jenis buah dan sayuran termasuk jambu.
Selain itu, quercetin dapat menekan pembentukan mRNA virus yang merupakan materi genetik penting untuk kelangsungan hidup virus. Jika virus tidak memiliki cukup mRNA maka ia tidak dapat berfungsi dengan baik. Imbangi konsumsi jambu biji dengan asupan vitamin seperti vitamin C yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu proses pemulihan.
Sayuran bertekstur renyah ini kaya akan vitamin dan mineral, serta antioksidan dan serat yang dapat membantu menjaga kekebalan tubuh. Agar manfaatnya lebih terasa, dianjurkan untuk memasaknya dalam waktu singkat untuk menahan nutrisi yang ada dalam sayuran.
-
Kiwi untuk pencegahan DBD
Sama halnya dengan pepaya, secara alami kiwi mengandung banyak nutrisi esensial seperti folat, kalium, vitamin K, dan vitamin C. Kesemua nutrisi dapat meningkatkan sel darah putih yang akan bertempur melawan infeksi serta menjaga kinerja tubuh dengan baik
Kandungan gula alami di dalam buah manis ini antara lain glukosa, fruktosa, dan sukrosa terbukti efektif mengembalikan energi tubuh yang tentunya lemas setelah mengalami demam berdarah. Selain itu, zat besi yang ada dalam kurma dapat mendongkrak jumlah trombosit yang hilang.
Kurangi konsumsi makanan di bawah ini agar selalu sehat dan terhindar dari DBD
Kendati lezat dan bikin ketagihan, ada baiknya menghindari makanan berminyak dan pilihlah camilan sehat untuk konsumsi sehari-hari. Makanan berminyak mengandung lemak jahat yang dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi dan kolesterol yang akhirnya menghambat jalan Anda menuju pemulihan.
Sulit memang bagi masyarakat Indonesia berpisah sejenak dari apapun yang pedas, namun hindarilah selagi Anda sedang menderita demam berdarah.
Makanan pedas akan menimbun asam di lambung dan perlahan mengikis dinding lambung. Bukannya sembuh, kondisi ini akan membuat pemulihan akibat demam berdarah semakin lama.
Saat sedang sakit, tubuh akan membutuhkan lebih banyak cairan agar terhindar dari dehidrasi. Namun, lupakan minuman yang mengandung kafein dalam hal ini. Kafein yang ada dalam kopi, teh, atau cokelat bisa menyebabkan detak jantung menderu, kelelahan, bahkan kerusakan otot.
***
Semoga informasi ini bermanfaat.
Sumber: BBC Indonesia, Times of India
Baca juga :
Benarkah temulawak bisa tangkal virus corona? Ini ulasan lengkap 6 manfaatnya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.