Hal yang juga perlu dibahas ketika membicarakan kasus kekerasan seksual adalah solusi pemulihan untuk korban pemerkosaan. Begitu halnya dengan kasus viral video penganiayaan anak korban pemerkosaan yang tengah jadi diskusi publik baru-baru ini.
Kasus perkosaan tersebut menimpa korban berinisial HN (13 tahun) pada Kamis (18/11/2021). HN merupakan seorang siswi sekolah dasar di Malang yang dititipkan di panti asuhan. Ia diperkosa oleh terduga pelaku yang berinisial Y, tetangganya sendiri.
Kasus terus berlanjut ketika istri Y mengetahui perbuatan biadab Y dan malah menuduh HN sebagai pelakor. Belum selesai penderitaan HN, usai diperkosa HN lanjut dianiaya oleh 8 orang yang berusia masih sebaya dengannya yang ternyata merupakan teman korban di sekitar panti asuhan.
Kasus kekerasan seksual seperti yang dialami HN perlu mendapat perhatian lebih lanjut dari banyak pihak. Terutama terkait solusi pemulihan untuk korban pemerkosaan, dalam hal ini HN. Berikut langkah pemulihan yang bisa ditempuh, menurut psikolog.
Artikel terkait: Anak 13 Tahun Dianiaya setelah Diperkosa, Korban Alami Luka Fisik dan Mental!
Trauma Korban Pemerkosaan
Terkait kasus HN ini, psikolog klinis dewasa Sarah R. Siahaan, MA, M.Psi, menyatakan bahwa persoalan ini butuh ditangani dengan seksama, terutama persoalan trauma korban
“Korban pasti mengalami trauma mendalam,” kata psikolog Sarah kepada theAsianParent, Rabu (24/11/2021).
Kekerasan seksual adalah kejahatan yang merenggut hak tubuh dan martabat dari seseorang. Dampak yang dirasakan oleh korban perkosaan seperti HN tentu tidak dapat dilupakan begitu saja dan berpotensi melahirkan trauma mendalam.
Proses untuk dapat bangkit dan pulih dari pengalaman perkosaan tersebut pasti sangat sulit. Oleh karena itu, para korban membutuhkan upaya penanganan yang serius terhadap kasus yang dialami, agar tidak berlanjut mengarah ke potensi lebih parah, seperti dorongan bunuh diri misalnya.
Artikel terkait: Keji! Bapak Tega Perkosa Anak Kandung Sejak SD Hingga SMA
Pemulihan untuk Korban Pemerkosaan Butuh Dukungan dari Lingkungan Sosial
Korban kekerasan seksual dan pemerkosaan membutuhkan proses panjang untuk dapat kembali menerima dirinya secara utuh dan berdamai kondisinya di masa lalu dan saat ini.
Psikolog Sarah menyarankan, korban mendapat dukungan dari lingkungan sosial serta menjalani serangkaian konseling dan psikoterapi untuk pemulihan.
“Biasa untuk korban menjalani rangkaian konseling dan psikoterapi. Gak ada satu cara atau langkah pemulihan yang spesifik. Bisa menggunakan beberapa metode teknik psikoterapi. Yang juga diperlukan pastinya dukungan dari lingkungan sosial,” jelas Sarah.
Artikel terkait: Pemerkosaan dalam Pernikahan, Sering Terjadi namun Tidak Dilaporkan
Pemulihan untuk Korban Pemerkosaan dengan Trauma-Focused Cognitive Behaviour Therapy
Psikolog Sarah juga merekomendasikan untuk melakukan trauma-focused cognitive behaviour therapy, agar korban tidak menyalahkan diri sendiri.
“Misalnya ada trauma-focused cognitive behaviour therapy. Jadi akan ada beberapa fase, di dalamnya mulai penjelasan mengenai dampak-dampak trauma sampai menolong korban untuk tidak menyalahkan diri sendiri misalnya. Karena seringkali korban malah menyalahkan diri sendiri,” jelas Sarah.
Apa tujuan trauma-focused cognitive behaviour therapy?
“Salah satu tugas tujuan trauma-focused CBT adalah mengumpulkan narasi trauma. Selama beberapa sesi, anak didorong untuk mendiskusikan secara rinci peristiwa seputar peristiwa traumatis,” jelas psikolog Sarah.
Pentingnya Optimisme dan Kesabaran dalam Menjalani Psikoterapi
Sumber: Shutterstock
Psikolog Sarah melanjutkan, setelah mengumpulkan narasi trauma, psikolog akan bekerja dengan korban untuk memproses trauma dengan memeriksa dan menguji validitas distorsi kognitif di sekitar trauma.
“Seperti memeriksa pikiran serta mengungkapkan perasaan dan ketakutan,” tambah Sarah.
Sarah menerangkan, rasa bersalah dapat menjadi penghalang utama untuk mendiskusikan trauma, karena seringkali korban menyalahkan diri sendiri.
“Oleh karena itu bagian penting dari terapi ini adalah kesabaran dan optimisme, karena prosesnya tidak akan sebentar,” jelasnya.
Trauma yang dirasakan oleh korban kekerasan seksual dan korban perkosaan adalah sesuatu hal yang butuh menjadi perhatian kita semua. Demikian pendekatan psikoterapi yang bisa diambil dalam rangka pemulihan untuk korban pemerkosaan.
Baca juga:
Apakah Anak Saya Mengalami Trauma?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.