Seekor paus sperma dengan panjang 9,5 meter atau setara tinggi rumah tingkat dua ditemukan terdampar di Pulau Kapota, Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Minggu, 18 November 2018. Paus tersebut terdampar dalam kondisi sudah mati membusuk. Ketika perut paus terdampar ini dibelah, isinya membuat prihatin.
Paus terdampar dalam kondisi mati membusuk
Paus terdampar ini kemudian diperiksa. Saat perutnya dibelah, di dalam organ yang diperkirakan adalah lambung, ditemukan sampah seberat 6 kilogram.
Sebagian besar isi perut paus terdampar itu adalah sampah plastik. Bentuknya beragam, dari kantung plastik (260 buah), serpihan kayu (6 potong), plastik keras (140 gram), gelas plastik (115 buah), botol plastik (4 buah), sandal jepit (2 buah), karung (1 potong), dan rafia (lebih dari 1.000 potong). Namun, yang mendominasi adalah rafia dan gelas plastik.
Bagaimana sampah-sampah itu bisa berada di perut paus terdampar tersebut, Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar Andry Indryasworo Sukmoputro mengatakan, “Bisa jadi di mereka menemukan sampah-sampah tersebut di daerah lain yang dianggapnya sebagai makanan.”
Paus tersebut ditemukan warga pada Minggu malam, 18 November 2018 di pantai yang berjarak 2 kilometer dari pemukiman. Warga kemudian langsung memotong-motong paus tersebut dan menemukan tumpukan sampah plastik dalam perutnya.
Seninnya, investigasi pada paus terdampar tersebut dilakukan Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi (AKKP-KKP), didukung Dinas Kelautan dan Perikanan Wakatobi, Balai Taman Nasional Wakatobi, Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi (AKKP-KKP), dan WWF.
Menurut Tika Sumolang dari WWF, dikutip dari Mongabay.co.id, mereka belum bisa memastikan apakah paus tersebut mati karena memakan plastik. Masih dikutip dari Mongabay, Saleh Hanan dari Yayasan Wakatobi mengatakan, sampah tersebut sudah lama berada di dalam perut paus.
Wakatobi adalah salah satu tujuan wisata laut terkenal di Indonesia. Namun, keterkenalan itu belum diimbangi dengan pengelolaan sampah di salah satu surga bawah laut Indonesia tersebut.
Menteri Susi turun tangan atasi sampah di Wakatobi
Pada akhir 2017, Menteri KKP Susi Pudjiastuti pernah menjanjikan imbalan Rp5 juta kepada siapa saja yang mau bekerja bakti membersihkan sampah-sampah di Wakatobi.
Sampah-sampah tersebut belum bisa dipastikan apakah berasal dari sampah warga pesisir Wakatobi atau sampah dari tempat lain yang terbawa arus.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications, Indonesia adalah salah satu negara penyumbang sampah plastik paling banyak di dunia. Sungai-sungai di Indonesia juga tercatat sebagai satu dari 20 sungai paling tercemar di dunia.
Sampah plastik sudah lama dikenal sebagai pengancam kehidupan flora dan fauna laut. Saat ini, 12,7 juta ton sampah plastik dibuang ke laut. Dilaporkan bahwa 90 persen dari burung laut di seluruh dunia memiliki sampah plastik di dalam perut mereka.
Baca juga:
Ryan Hickman, Bocah 7 Tahun yang Sukses Membuka Bisnis Daur Ulang Sampah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.