Didiagnosa menderita kanker pasti akan membuat seseorang merasa takut. Terlebih jika dia didiagnosa sebagai pasien kanker saat masih remaja. Kanker ovarium biasanya dialami oleh perempuan yang telah berusia lanjut, di atas 50 tahun. Namun, penyakit ini ternyata juga bisa menyerang anak-anak dan remaja lo, Bunda.
Hal ini dialami oleh seorang remaja perempuan, dia didiagnosa menderita kanker ovarium (indung telur) saat masih berusia 14 tahun.
Berikut cerita selengkapnya Bunda!
Pasien kanker ovarium ini masih berusia 14 tahun
Kelliyeh masih berumur 14 tahun saat didiagnosa mengalami kanker ovarium. Awalnya gadis itu mengira bahwa ia terlalu gemuk, karena perutnya yang buncit. Maka iapun berusaha diet dan berolahraga untuk menurunkan berat badan.
Akan tetapi, usahanya menurunkan berat badan tak kunjung membuahkan hasil. Hingga kemudian sang ibu mencoba memegang perut Kelliyeh yang membesar. Sang ibu kaget karena perut anaknya terasa keras dan kencang seperti wanita hamil. Padahal seharusnya, bila perut buncit Kelliyeh disebabkan oleh kegemukan, maka perutnya akan terasa lembek karena hanya berisi lemak.
“Perut saya menjadi sangat besar, namun saya kira itu hanya karena berat badan saya naik. Jadi saya mulai mencoba untuk olahraga dan lari, tetapi hal tersebut tidak membuat perut saya mengecil.”
“Akhirnya, ibuku khawatir dan ia menyentuh perutku. ia mengungkapkan bahwa perutku sangat keras seperti sedang hamil,” ungkapnya.
Artikel terkait: Balita 2 tahun kena kanker ovarium, ini pesan sang ibu kepada semua orangtua
Setelah kejadian itu, Kelliyeh dan ibunya pun berkonsultasi ke dokter, mereka pun sangat terkejut dengan diagnosa terhadap Kelliyeh.
Dokter menyebutkan bahwa ia memiliki tumor ganas seberat 5 kg di indung telurnya. Tumor tersebut bahkan sudah menjalar hingga ke dada Kelliyeh. Dokter pun memutuskan untuk melakukan operasi pengangkatan tumor tersebut.
Saat ini, setahun berlalu setelah kondisi Kelliyeh yang sebenarnya diketahui, gadis remaja ini sudah pulih setelah menjalani operasi. Meski demikian, dokter memperingatkan Kelliyeh bahwa, kanker itu kemungkinan bisa kambuh kembali.
Pendapat dokter tentang kasus Kelliyeh
Pada tahun 2018, American Cancer Society memperkirakan 22.000 wanita di Amerika Serikat menerima diagnosis kanker ovarium. Sementara itu, ada 14.000 wanita yang diperkirakan meninggal karena kanker ovarium.
Meskipun angka penderitanya cukup tinggi, namun, Adelia Olaitan, seorang Konsultan Ahli Onkologi dan Ginekologi menyebutkan bahwa kanker indung telur atau kanker ovarium sangat jarang menyerang remaja.
“Kanker ovarium sangat jarang menyerang remaja. Umumnya, kanker tersebut menyerang perempuan di atas usia 50 tahun,” ungkapnya.
Artikel terkait: Penelitian: Kanker ovarium bisa dicegah dengan konsumsi pil KB, ini penjelasannya
Adelia juga menyebutkan bahwa terdapat beberapa perempuan yang lebih rentan mengalami kanker ovarium, diantaranya:
- Perempuan yang belum pernah melahirkan (punya anak)
- Perempuan yang pernah menjalani terapi ketidaksuburan
- Wanita yang tidak pernah mengonsumsi pil KB
- Perempuan yang tidak pernah menyusui.
Apabila Anda mengalami kondisi seperti Kelliyeh, yang mengalami pembesaran di bagian perut dan terasa keras, susah menurunkan berat badan walau sudah diet dan olahraga. Sebaiknya segera memeriksakan diri Anda ke dokter.
Semoga informasi di atas bermanfaat!
***
Baca juga:
Kisah bocah 15 bulan yang mengalami kanker ovarium, ini curahan hati sang ibu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.