Anda pasti pernah mendengar istilah ‘paraben free’? Bagi pasangan yang sedang merencanakan kehamilan, ibu hamil, bayi, dan anak-anak mungkin akan disarankan untuk memilih produk yang berlabel paraben free.
Sebelumnya, yuk kita kenali apa itu paraben!
Apa itu paraben?
Paraben adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet dalam banyak produk yang kita pakai sehari-hari, termasuk kosmetik, perlengkapan mandi bayi, deodoran, sampo, kondisioner, dan produk perawatan kulit lainnya.
Selain karena murah, bahan paraben merupakan pengawet paling efektif yang dapat menghentikan pertumbuhan jamur dan bakteri untuk mencegah kerusakan. Penggunaan paraben juga mampu membantu memperpanjang usia simpan produk.
Risiko kesehatan akibat penggunaan paraben
Namun, beberapa peneliti menduga bahwa bahan kimia seperti paraben dapat mengganggu hormon tubuh, yaitu hormon reproduksi seperti estrogen dan testosteron.
Ada beberapa risiko kesehatan yang mungkin terjadi akibat menggunakan produk yang mengandung paraben, seperti:
- Penyakit kronis
- Kanker
- Gangguan perkembangan
- Masalah kesuburan
- Keguguran
- Lahir prematur
- Cacat lahir
- Produksi sperma yang menurun
- Kegemukan
- Penyakit metabolik
- Kepadatan tulang
Meskipun masih belum jelas tingkat paparan kimia apa yang mungkin menimbulkan risiko kesehatan bagi manusia, paraben biasanya digunakan pada tingkat antara 0,01 persen dan 0,3 persen, serta telah dianggap aman dalam produk kosmetik pada tingkat setinggi 25 persen.
Memilih produk paraben free
Karena tidak ada penelitian konklusif yang dikonfirmasi menunjukkan risiko kesehatan terhadap paparan paraben dosis rendah, zat ini masih banyak digunakan dalam produk kecantikan dan perlengkapan mandi bayi.
Namun, jika Anda khawatir tentang risiko yang dapat merugikan Anda dan orang-orang tersayang, ada banyak alternatif produk paraben free yang tersedia, terutama produk bayi yang bisa Anda pilih.
Sebelum membeli, lihat label pada produk yang biasanya akan menyatakan bahwa mereka ‘paraben free’. Seperti contohnya Mama’s Choice, salah satu merek produk perawatan ibu dan bayi yang telah teruji bebas paraben, triclosan, phthalates dan zat kimia lain yang kurang direkomendasikan untuk kesehatan.
Apa itu BPA?
Selain paraben free, Anda mungkin juga pernah mengenal istilah ‘BPA free’?
BPA adalah singkatan dari Bisphenol A, yang merupakan bahan kimia industri yang digunakan untuk membuat plastik dan resin tertentu, termasuk botol air, botol bayi, sippy cup, dan untuk melapisi kaleng yang digunakan untuk makanan kaleng.
Cairan resin epoksi yang digunakan untuk melapisi bagian dalam produk logam (seperti kaleng makanan dan tutup botol) juga mengandung BPA.
Menurut beberapa penelitian, BPA diduga dapat meresap ke dalam makanan atau minuman yang terdapat dalam wadah yang dibuat dengan BPA, termasuk kaleng susu formula.
Risiko kesehatan akibat paparan BPA
Risiko kesehatan yang mungkin terkait dengan paparan BPA diduga dapat menyebabkan efek berbahaya pada otak, perilaku, dan kelenjar prostat pada janin, bayi dan juga anak kecil. Selain itu, tekanan darah juga bisa meningkat.
Dr Jen Landa, M.D, seorang spesialis Obgyn dan spesialis terapi hormon menjelaskan bahwa dalam penelitian, BPA menunjukkan dapat meningkatkan pertumbuhan tumor fibroid di dalam rahim dan dapat mengganggu perawatan kesuburan.
Selain itu, BPA juga terkait dengan perkembangan diabetes atau serangan jantung, bahkan dapat meningkatkan risiko kanker payudara pada beberapa orang.
Karena BPA adalah estrogen sintetis, maka ia dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan menyebabkan lonjakan estrogen menjadi over, dan dapat mengakibatkan beberapa gejala, seperti:
- Kelelahan
- Masalah berat badan
- Kegelisahan
- Pola tidur yang buruk
Menghindari penggunaan BPA
Meskipun BPA cukup banyak ditemukan dalam beberapa produk, Bunda tetap bisa meminimalkan paparan BPA dengan mengikuti beberapa langkah berikut, di antaranya:
-
Gunakan produk bebas BPA
Seperti paraben free, ada beberapa produk bebas BPA yang tersedia di pasaran saat ini. Jadi, carilah produk yang berlabel “Bebas BPA” atau BPA-free.
Beberapa wadah berbahan plastik yang ditandai dengan kode daur ulang 3, 6, atau 7 kemungkinan dibuat dengan BPA.
-
Kurangi penggunaan wadah kaleng
Sebagian besar kaleng makanan dilapisi dengan resin yang mengandung BPA, jadi cobalah membatasi asupan makanan kaleng Anda, atau cari label produk makanan “bebas BPA” dari merek tertentu.
-
Hindari menyimpan makanan panas di wadah plastik dan styrofoam
Jangan menyimpan makanan panas dalam wadah styrofoam atau wadah plastik juga memanaskan makanan dengan wadah tersebut dalam microwave, karena bahan plastik bisa pecah dan memungkinkan paparan BPA bisa masuk ke dalam makanan Anda. Temuan ini juga sempat dipublikasikan dalam jurnal kesehatan Harvard Medical School.
-
Pilihlah wadah alternatif selain bahan plastik
Dalam menggunakan wadah plastik untuk menyimpan makanan dan minuman Anda, pilih wadah gelas, porselen atau stainless steel.
Makanan sisa juga harus disimpan dalam wadah non-plastik jika memungkinkan, atau setidaknya dalam wadah bebas BPA.
-
Hindari penggunaan botol plastik
Daripada menggunakan botol plastik, Anda bisa menyimpan air minum dalam botol stainless steel atau gelas yang dapat digunakan kembali, atau wadah bebas BPA.
Apakah Anda sudah menggunakan produk bebas BPA dan paraben free? Apa saja cara Anda menghindari paparan kedua zat berbahaya tersebut? Yuk, share di kolom komentar!
Baca juga:
https://id.theasianparent.com/bahaya-merebus-botol-susu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.