Bagi pecinta kopi, meminumnya mungkin akan menambah semangat dan energi. Tapi, seseorang yang terlalu banyak mengonsumsi kopi, bisa berisiko mengalami overdosis kafein.
Seperti kita tahu, kopi adalah minuman yang banyak digemari oleh masyarakat. Bahkan, banyak yang tidak bisa absen untuk mengonsumsinya setiap hari. Akan tetapi, kopi mengandung kafein yang memiliki risiko bila dikonsumsi berlebihan dan terus menerus.
Kafein juga terkandung di dalam beberapa makanan dan minuman. Dan tentu saja, ada batas maksimal untuk mengonsumsinya per hari, agar tidak menimbulkan masalah kesehatan.
Menurut Mayo Clinic, jumlah kafein yang disarankan adalah 400 miligram per hari untuk orang dewasa yang sehat. Pada kondisi tertentu, overdosis kafein dapat terjadi bila mengonsumsinya lebih dari jumlah itu dalam satu hari.
Sedangkan pada remaja, mengonsumsi kafein sebaiknya tidak lebih dari 100 mg per hari. Untuk ibu hamil harus membatasi asupan kafein hingga kurang dari 200 mg per hari, mengingat efek sampingnya pada bayi bisa berbahaya.
Namun, jumlah kafein yang aman sebenarnya tergantung juga pada usia, berat badan, dan kesehatan secara keseluruhan. Rata-rata kafein menetap dalam darah berkisar 1,5 hingga 9,5 jam. Artinya, dibutuhkan sekitar 15,5 hingga 9,5 jam agar kadar kafein dalam darah turun hingga setengah dari jumlah aslinya.
Rentang waktu tersebut membuatnya sulit untuk mengetahui jumlah pasti yang dapat menyebabkan overdosis kafein.
Penyebab overdosis kafein dan faktor risikonya
Overdosis kafein terjadi ketika seseorang mengonsumsi terlalu banyak kafein melalui minuman, makanan, atau obat-obatan lain. Namun, beberapa orang bisa saja mengonsumsi lebih dari dosis harian, tapi tidak mengeluhkan masalah kesehatan apa pun.
Meskipun begitu, tetap tidak disarankan untuk mengonsumsi berlebihan ya, Bun. Karena dosis tinggi kafein dapat menyebabkan masalah kesehatan utama, termasuk detak jantung dan kejang yang tidak teratur. Mengonsumsi dosis tinggi kafein secara teratur juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon.
Jika Bunda jarang mengonsumsi kafein, tubuh mungkin sangat sensitif terhadapnya, jadi hindari konsumsi terlalu banyak pada satu waktu.
Bahkan jika Bunda secara teratur mengonsumsi kafein dalam jumlah besar, Bunda harus berhenti ketika merasakan gejala yang tidak biasa.
Artikel terkait: Si kecil suka ikut-ikutan minum kopi? Waspadai risiko kafein untuk balita berikut ini!
Gejala overdosis kafein
Beberapa gejala ini mungkin mirip dengan masalah kesehatan lain. Tapi bila dirasakan tidak lama setelah mengonsumsi kopi secara berlebihan, Bunda perlu perhatikan.
- pusing
- diare
- meningkatnya rasa haus
- insomnia
- sakit kepala
- demam
- cepat marah
Gejala overdosis kafein yang lebih serius dan harus mendapatkan penanganan medis, termasuk:
- kesulitan bernapas
- muntah
- halusinasi
- kebingungan
- sakit dada
- detak jantung tidak teratur atau cepat
- gerakan otot yang tidak terkendali
- kejang
Bayi juga dapat menderita overdosis kafein. Ini bisa terjadi ketika ASI mengandung kafein dalam jumlah berlebihan. Beberapa gejala ringan termasuk mual dan otot yang terus menerus tegang dan kemudian rileks.
Tanda-tanda overdosis kafein yang lebih serius dapat menyertai gejala-gejala ini, termasuk muntah, pernapasan cepat, dan syok.
Jika Bunda atau si kecil mengalami gejala-gejala ini, segera cari bantuan dokter untuk diagnosis dan perawatan.
Diagnosis
Jika Bunda merasa mengalami overdosis kafein, beri tahu dokter apa saja makanan dan minuman berkafein yang dikonsumsi sebelum munculnya gejala.
Laju pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah juga akan dipantau. Temperatur dapat diperiksa, dan Bunda mungkin diberikan tes urin atau darah untuk mengidentifikasi obat-obatan dalam sistem metabolisme tubuh.
Mengatasi overdosisi kafein
Mengatasi overdosis di sini dimaksudkan untuk mengeluarkan kafein dari tubuh sambil mengelola gejalanya. Bunda mungkin diberikan obat umum untuk overdosis obat, yang sering mencegah kafein masuk ke saluran pencernaan.
Jika kafein telah memasuki saluran pencernaan, mungkin dokter akan memberi obat pencahar atau bahkan obat lambung. Dokter kemungkinan akan memilih cara yang bekerja paling cepat untuk mengeluarkan kafein dari tubuh.
Selama waktu ini, jantung akan dipantau melalui EKG (elektrokardiogram). Bunda juga dapat menerima bantuan pernapasan saat diperlukan.
Jika gejala terasa lebih parah, Anda mungkin akan disarankan untuk pergi ke rumah sakit untuk perawatan segera.
***
Referensi: Healthline
Baca juga
Resep Kopi Dalgona, Kopi Kekinian Asal Korea Selatan yang patut dicoba!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.