Ibarat roller coaster, ada kalanya anak bertingkah polah yang membuat orangtua terkejut. Ada anak yang dapat dengan mudah beradaptasi terhadap lingkungan sekitar, pun tak sedikit yang sangat sulit menyesuaikan diri akan kondisi yang ia hadapi. Salah satunya jika anak ternyata menderita gangguan oppositional defiant disorder (ODD) yang membuat buah hati sulit dikendalikan.
Apa itu Oppositional Defiant Disorder?
Oppositional Defiant Disorder (ODD) merupakan gangguan perilaku anak yang ditandai pola perilaku anak sulit diatur, argumentatif, serta cenderung membangkang. Pola tersebut menimbulkan kesan anak sangat manja dan sensitif berlebihan.
Faktanya, gangguan satu ini memengaruhi sekitar 3% anak di seluruh dunia, dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki.
Gejala ODD umunya terlihat saat anak memasuki tahun prasekolah. Jika dibiarkan, perilaku ini tentunya akan berpengaruh terhadap relasi dengan keluarga, kegiatan sosial, dan dunianya kala dewasa kelak.
Dalam The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) yang dipublikasikan oleh American Psychiatric Association mencantumkan kriteria untuk mendiagnosis ODD yang mencakup gejala emosional dan perilaku yang berlangsung setidaknya enam bulan.
Berdasarkan tingkat keparahan gejala, anak yang mengalami ODD terbagi dalam tiga tahap yakni:
- Ringan; umumnya hanya berlangsung dalam satu kondisi misalnya saat di rumah saja, sekolah atau saat sedang bermain dengan teman sebaya
- Menengah; beberapa gejala akan muncul setidaknya dalam dua kondisi
- Berat; tahap ini akan membuat gejala mencuat di tiga atau lebih kondisi yang dihadapi buah hati
Penyebab anak menderita Oppositional Defiant Disorder (ODD)
Sayangnya, belum ada penyebab pasti mengapa gangguan ini dapat terjadi dalam tumbuh kembang anak. Beberapa faktor kombinasi berikut ditengarai meningkatkan risikonya.
- Biologis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa adanya cacat atau cedera pada area otak tertentu dapat menyebabkan masalah perilaku serius pada anak-anak, misalnya neurotransmiter tidak sanggup menyampaikan pesan ke otak dengan baik. Lebih jauh, banyak anak-anak dan remaja dengan ODD memiliki penyakit mental lainnya seperti ADHD, gangguan belajar, depresi, atau gangguan kecemasan yang berkontribusi pada masalah perilaku
- Genetik. Riwayat anggota keluarga dengan penyakit mental seperti gangguan suasana hati, gangguan kecemasan, dan gangguan kepribadian turut berisiko meningkatkan ODD pada anak
- Lingkungan. Faktor-faktor seperti kehidupan keluarga yang tidak stabil, temper orangtua yang buruk, atau anak yang kerap mengalami kekerasan dari orangtua juga berisiko menderita ODD dalam tumbuh kembangnya
Seperti apa gejala ODD?
Beberapa sinyal berikut akan terlihat pada anak yang menderita gangguan ODD, antara lain:
- Tantrum dalam intensitas sering dan berulang
- Kerap berargumen dengan orang dewasa yang dianggapnya memiliki wewenang besar
- Enggan menurut pada permintaan dan aturan
- Cenderung meremehkan orang lain
- Senang menyalahkan orang lain
- Mudah marah
- Keinginan membalas dendam amat besar
- Mengutarakan kata kasar dan penuh kebencian saat sedang marah
- Sering berbohong
- Gemar menciptakan konflik
Dalam beberapa kasus banyak anak yang suasana hatinya berubah dengan cepat, mudah frustasi, dan memiliki kepercayaan diri rendah. Anak dengan ODD biasanya mengalami kesulitan berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa, sehingga cenderung tidak diterima di lingkungan sosial.
Jika tidak ditangani dengan tepat, tak menutup kemungkinan anak akan terlibat dengan masalah pelik saat dewasa seperti kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang.
Oleh karena itu, jangan sungkan berkonsultasi dengan dokter anak dan pakar jika anak mulai menunjukkan gejala di atas agar bisa mendapat penanganan yang tepat.
Apakah anak dengan ODD bisa sembuh?
Hingga kini, riset lanjutan dibutuhkan untuk memastikan pemulihan pasien anak dengan ODD. Umumnya, anak dengan gangguan ini akan mereda dengan sendirinya kala beranjak usia dewasa. Sebagian lagi membawa perilaku ini dalam hidupnya.
Dibutuhkan kerjasama komprehensif antara orangtua, pihak sekolah, dan profesional kesehatan mental untuk memenuhi kebutuhan kompleks anak ODD.
Perawatan untuk ODD akan ditentukan dengan mempertimbangkan banyak faktor termasuk usia anak, keparahan gejala, dan kemampuan anak untuk berpartisipasi dan menoleransi terapi tertentu.
Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menangani anak dengan gangguan satu ini yaitu:
- Psikoterapi. Sejenis konseling akan diambil untuk membantu anak mengembangkan kemampuannya memecahkan masalah, berperilaku, dan yang paling penting mengendalikan amarah.Terapi perilaku-kognitif yang bertujuan membentuk kembali pemikiran anak (kognisi) dalam meningkatkan perilaku. Ada juga terapi keluarga yang dapat membantu meningkatkan interaksi dan komunikasi keluarga, juga terapi khusus yang disebut pelatihan manajemen orang tua (PMT) dengan cara mengajarkan orangtua cara-cara mengubah perilaku anak secara positif.
- Obat. Walaupun tidak ada obat yang secara ilmiah ditetapkan untuk mengobati ODD, obat-obatan kadang-kadang dapat digunakan untuk mengobati gejala (impulsif, mudah marah, dll.) yang disertai pemyakit mental tambahan lain seperti ADHD atau depresi.
Parents, semoga informasi ini bermanfaat!
Sumber: Mayo Clinic, Web MD
Baca juga :
Parents, ini 7 tips ampuh mengatasi sikap manja pada anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.