Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan bahwa varian Omicron BA.2.75 atau Centaurus telah masuk Indonesia pada Senin (18/7) lalu. Dilansir dari Kompas.com, Dante menjelaskan bahwa sudah ada tiga kasus Omicron Centaurus yang telah diidentifikasi.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19 Nasional, Brigjen TNI Purn dr Alexander K Ginting Sp.P(K), FCCP. Menurutnya, beberapa laboratorium di Indonesia melaporkan mengenai kasus Omicron Centaurus tersebut.
Artikel terkait: Efek Long Covid-19 pada Anak yang Perlu Parents Ketahui, Ini Penjelasan dari Dokter
“Dari laboratorium sudah dilaporkan 3 kasus Centaurus. Hanya belum dikonfirmasi dari pasien yang mana. Lagi dipelajari sampelnya berasal dari mana, yang pasti hasil PCR-nya positif,” jelas Alexander. Kali ini, kami akan merangkum beberapa fakta mengenai varian Omicron Centaurus tersebut, simak sampai akhir, Parents!
Omicron Centaurus Ditemukan di Bali dan Jakarta
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa varian in sudah terdeteksi di dua lokasi di Indonesia, yakni satu kasus di Bali dan dua kasus di Jakarta. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kasus di Bali terjadi dari luar negeri. Sementara itu, dua kasus di Jakarta merupakan transmisi lokal.
“Ini juga sudah mulai masuk ke Indonesia. Satu ada di Bali karena kedatangan luar negeri. Dua ada di Jakarta. Kemungkinan besar merupakan transmisi lokal,” tuturnya dalam Keterangan Pers Menteri Kesehatan tentang Perkembangan PPKM yang disiarkan melalui laman Youtube Sekretariat Kabinet RI.
Budi pun menjelaskan bahwa sumber dari varian tersebut sudah diketahui. Dengan adanya temuan ini, total negara yang telah terindentifikasi mencapai 15 negara di seluruh negara.
Artikel terkait: Penting! Ini Beda Paru-paru Pasien Covid-19 yang Belum Divaksin dan Sudah Divaksin
Ditemukan Pertama Kali di India
Dilansir dari The National News, strain Centaurus pertama kali ditemukan di India pada bulan Mei lalu. Strain ini pun telah menyebar dengan cepat ke seluruh India dan sudah merambah ke negara-negara lain.
Para peneliti di Belanda mengatakan varian itu bisa lebih menular daripada bentuk virus sebelumnya karena terus bermutasi untuk menghindari kekebalan yang telah berkembang pada populasi sejak COVID-19 pertama kali pecah pada 2020 lalu.
Gejala yang Muncul
Dilansir dari Suara.com, Dante menjelaskan bahwa meskipun tingkat penularannya cepat, varian Omicron ini tidak akan menimbulkan keparahan yang terlalu besar. Di samping itu, pihaknya menjelaskan bahwa kasus yang terjadi di Indonesia juga relatif ringan.
“Kegawatan tak terlalu besar, hospitality tak terlalu besar dan keparahannya tak terlalu besar. Semua kasus sederhana. Tak terlalu berat, karena dari beberapa hal yang kita pelajari dari beberapa negara karakternya seperti omicron,” papar Dante.
Meski demikian, secara umum, seseorang yang mengalami infeksi strain ini akan mengalami beberapa gejala yang mirip dengan flu musiman, seperti batuk, flu, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.
Artikel terkait: Pandemi Covid-19 Sebabkan Masalah Kesehatan Jiwa Meningkat 2 Kali Lipat
Namun, dilansir dari Express.co, tim di balik aplikasi ZOE Covid Symptom Study Inggris mengatakan bahwa seseorang yang terinfeksi Omicron biasanya akan mengalami sakit tenggorokan dalam durasi yang lebih cepat daripada flu biasa.
Demikian beberapa fakta mengenai kasus Omicron Centaurus. Kasus ini menjadi pengingat bagi kita bahwa virus Corona masih berkeliaran di sekitar kita. Oleh karena itu, jangan kendor untuk menerapkan protokol kesehatan, Parents!
Baca juga:
id.theasianparent.com/tanda-bayi-positif-covid-19
id.theasianparent.com/penyakit-komorbid
Haruskah Anak Melakukan Tes COVID-19 Sebelum Vaksinasi? Ini Penjelasannya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.