Pemenuhan kebutuhan nutrisi di tahun-tahun pertama kehidupan anak memegang peranan penting untuk kesehatan dan tumbuh kembang anak, termasuk memberikan nutrisi untuk kecerdasan anak dari asupan makanan.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi beragam makanan yang bergizi pada masa bayi adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan jangka panjang anak.
Makanan yang si kecil makan dapat memengaruhi kognisi, temperamen, keterampilan motorik, dan perkembangan bahasa mereka.
Makanan yang kaya akan asam lemak omega-3, folat, zat besi, vitamin, hingga protein penting untuk mendukung pertumbuhan anak, baik itu perkembangan perilaku, maupun untuk perkembangan otak.
Peran orangtua pada si Kecil dalam tahapan usia ini sangat beragam, salah satunya adalah memastikan si Kecil mendapatkan nutrisi & stimulasi yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan otaknya.
Apa nutrisi yang penting dan dibutuhkan untuk meningkatkan kecerdasan anak?

Nutrisi untuk kecerdasan anak yang penting dan dibutuhkan ialah:
- Zat Besi
- Minyak Ikan
- Omega 3
- Omega-6
- Protein
- Vitamin B
- Glukosa
- Antioksidan
- Magnesium
- Luteolin
Berikut adalah pernjelasan lengkap terkait makanan dengan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh anak usia sekolah untuk kecerdasannya, beserta takarannya yang tepat berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
1. Zat Besi

Zat besi merupakan salah satu nutrisi yang memegang peranan penting dalam perkembangan otak anak. Berikut adalah uraian Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari Kemenkes:
- Bayi di bawah 6 bulan: Bayi pada usia ini memperoleh zat besi dari ASI atau susu formula, yang sudah mengandung zat besi yang cukup.
- Bayi 6-12 bulan: Bayi pada usia ini membutuhkan sekitar 11 mg zat besi per hari. Pada usia ini, bayi mulai memperkenalkan makanan padat ke dalam diet mereka, termasuk makanan yang mengandung zat besi seperti daging, ikan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
- Anak usia 1-3 tahun: Anak pada usia ini membutuhkan sekitar 7 mg zat besi per hari. Sumber makanan yang kaya zat besi dapat ditemukan pada daging, ikan, ayam, kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran hijau, dan buah-buahan kering.
- Anak usia 4-8 tahun: Anak pada usia ini membutuhkan sekitar 10 mg zat besi per hari. Sumber makanan yang kaya zat besi seperti daging, ikan, ayam, kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran hijau, dan buah-buahan kering dapat membantu memenuhi kebutuhan zat besi anak.
Faktanya, 1 dari 3 orang anak Indonesia usia di bawah 5 tahun mengalami kekurangan zat besi pada anak. Kondisi ini dapat menyebabkan turunnya kemampuan untuk fokus dan berkonsentrasi yang nantinya akan menghambat perkembangan otak si kecil.
Untuk mencukupi kebutuhan zat besi harian, Bunda dapat memberikan si kecil makanan yang menjadi sumber zat besi.
Makanan yang mengandung zat besi tinggi antara lain
- Hati sapi (85 gram): 5-9 mg zat besi
- Daging merah (85 gram):2-3 mg zat besi
- Kacang-kacangan (30 gram):1,5-2,5 mg zat besi
- Sayuran hijau (100 gram):0,7-1,5 mg zat besi
- Biji-bijian (100 gram):1,5-2 mg zat besi
- Buah-buahan kering (30 gram):0,8-1,5 mg zat besi
Artikel terkait: Pentingnya zat besi untuk tumbuh kembang buah hati, Parents wajib tahu!
2. Minyak Ikan

Minyak ikan yang memiliki kandungan DHA dapat menjaga kesehatan fungsi kognitif otak.
Asupan DHA (Dokosaheksaenoat) yang dianjurkan untuk anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan kebutuhan nutrisi individu. Berikut ini adalah beberapa rekomendasi umum:
- Bayi 0-12 bulan: DHA biasanya sudah terkandung dalam ASI. Jika Anda memberikan susu formula, pastikan mengandung DHA sekitar 0,2-0,5% dari total asam lemak.
- Anak usia 1-3 tahun: 70-100 mg DHA per hari.
- Anak usia 4-8 tahun: 90-120 mg DHA per hari.
- Anak usia 9-13 tahun: 120-250 mg DHA per hari.
Namun, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum menentukan asupan DHA yang tepat untuk anak Anda, karena kebutuhan mereka mungkin berbeda tergantung pada berbagai faktor, seperti tingkat pertumbuhan, aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan. Selalu pastikan untuk memilih sumber DHA yang berkualitas, seperti:
- ikan laut berlemak (seperti salmon, tuna, dan sarden) 100 gram: 1-3 gram minyak ikan
- suplemen minyak ikan. Pada umumnya, satu kapsul suplemen minyak ikan mengandung sekitar 1000 hingga 1200 miligram (1 hingga 1,2 gram) minyak ikan
Menurut penelitian, asam lemak yang terdapat pada minyak ikan dapat mendukung proses kognitif pada manusia serta meningkatkan gen yang penting untuk menjaga fungsi sinaptik dan plastisitas pada otak.
3. Omega 3

Kandungan asam lemak Omega-3 dapat membantu menguatkan fungsi otak agar dapat lebih mudah berkonsentrasi dan meningkatkan fungsi motorik anak.
Menurut rekomendasi dari Kementerian Kesehatan Indonesia, kecukupan asupan omega 3 yang direkomendasikan untuk orang dewasa adalah sekitar 500 mg hingga 1 gram per hari.
Sedangkan untuk anak-anak, berikut adalah rekomendasi kecukupan gizi omega 3 harian dari Kemenkes berdasarkan usia:
- Anak usia 0-5 bulan: 500 mg per hari
- Anak 6-11 bulan: 500 mg per hari
- Anak 1-3 tahun: 700 mg per hari
- Anak usia 4-6 tahun: 900 mg per hari
Sumber makanan yang kaya akan omega 3 antara lain :
- Salmon segar (100 gram): sekitar 2,3 gram omega-3
- Tuna kaleng (100 gram): sekitar 0,8 gram omega-3
- Sarden kaleng (100 gram): sekitar 2,2 gram omega-3
- Makerel segar (100 gram): sekitar 2,5 gram omega-3
- Kacang almond (100 gram): sekitar 0,13 gram omega-3
- Kacang mete (100 gram): sekitar 0,03 gram omega-3
- Kacang hijau (100 gram): sekitar 0,1 gram omega-3
- Kacang merah (100 gram): sekitar 0,1 gram omega-3
- Chia seed (100 gram): sekitar 17 gram omega-3
- Flaxseed (100 gram): sekitar 22 gram omega-3
- Biji bunga matahari (100 gram): sekitar 0,1 gram omega-3
- Quinoa (100 gram): sekitar 0,1 gram omega-3
- Minyak kedelai (100 gram): sekitar 7 gram omega-3
- Minyak canola (100 gram): sekitar 9 gram omega-3
DHA dan EPA adalah jenis omega 3 yang penting untuk kesehatan tubuh. Jika sulit untuk mendapatkan asupan omega 3 dari makanan, maka suplemen omega 3 juga dapat menjadi pilihan. Namun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen omega 3.
4. Omega-6
Anak usia 1-3 tahun membutuhkan lemak dalam bentuk Omega-6 sebanyak 7 gr per harinya.
Kandungan asam lemak Omega-6 juga dapat membantu menguatkan fungsi otak agar dapat lebih mudah berkonsentrasi dan meningkatkan fungsi motorik anak.
Kebutuhan omega 6 setiap individu berbeda-beda tergantung pada usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan keadaan kesehatan. Berikut adalah rekomendasi kecukupan gizi omega 3 harian dari Kemenkes berdasarkan usia:
- Anak usia 0-5 bulan: 4,4 g per hari
- Anak 6-11 bulan: 4,4 g per hari
- Anak 1-3 tahun: 7 g per hari
- Anak usia 4-6 tahun: 10 g per hari
Berikut adalah kadar omega-6 dalam 100 gram bahan makanan:
- Minyak jagung (100 gram) : sekitar 49 gram omega-6
- Minyak kedelai (100 gram): sekitar 50 gram omega-6
- Minyak bunga matahari (100 gram): sekitar 40 gram omega-6
- Minyak kacang tanah (100 gram): sekitar 32 gram omega-6
Produk olahan dari minyak kacang tanah seperti mentega kacang atau selai kacang biasanya memiliki kadar omega-6 yang mirip dengan minyak kacang tanah murni.
- Daging sapi (100 gram): 1,8 gram omega-6
- Daging babi (100 gram): 3,1 gram omega-6
- Ikan salmon (100 gram): 0,5 gram omega-6
- Daging ayam (100 gram): 1,6 gram omega-6
- Telur (100 gram): sekitar 1,2 gram omega-6
- Susu sapi (100 gram): sekitar 0,1 gram omega-6
- Keju cheddar (100 gram): sekitar 0,8 gram omega-6
- Yogurt (100 gram): sekitar 0,2 gram omega-6
Perlu diingat bahwa beberapa omega-6 adalah asam lemak esensial yang diperlukan oleh tubuh, tetapi terlalu banyak asupan omega-6 dapat menyebabkan ketidakseimbangan dengan omega-3 dan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit. Sebaiknya konsumsi makanan yang mengandung omega-6 dengan seimbang dan sesuai kebutuhan.
Artikel terkait: 1 dari 3 Anak Indonesia Tidak Maju Akibat Kekurangan Zat Besi, Kenali Gejalanya
5. Protein

Protein berperan dalam pembentukan struktur sel, termasuk di dalam otak serta mengatur fungsi berbagai organ.
Agar sistem saraf pusat dapat berfungsi secara optimal, dibutuhkan sejumlah asam amino yang terdapat dalam makanan berprotein. Asam amino seperti triptofan, tirosin, histidin, dan arginin digunakan oleh otak untuk proses sintesis berbagai neurotransmiter dan neuromodulator yang terdapat pada otak.
Oleh karena itu, dengan asupan protein yang mencukupi, otak anak bisa berkembang dan tumbuh dengan lebih optimal.
Angka kecukupan gizi protein yang direkomendasikan untuk anak tergantung pada usia dan berat badannya. Berikut adalah rekomendasi kecukupan gizi protein harian untuk anak sebagaimana dikutip dari Kemenkes:
- Anak usia 0-5 bulan: 9 gram protein
- Anak usia 6-11 bulan: 15 gram protein
- Anak 1-3 tahun: 20 gram protein
- Anak usia 4-6 tahun: 25 gram protein
Meski demikian, angka kecukupan gizi protein ini hanyalah perkiraan saja. Kebutuhan gizi tiap anak bisa berbeda-beda tergantung dari aktivitas fisik, kondisi kesehatan, dan pertumbuhan mereka. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui kebutuhan gizi yang tepat untuk anak Anda.
Berikut adalah Jenis makanan yang kaya protein beserta kadar protein per 100 gram bahan makanan.
- Telur (100 gram): 10,9-16,76 gram protein
- Susu sapi segar (100 gram): 3,2 gram protein
- Keju cheddar (100 gram): 24,9 gram protein
- Yogurt plain (100 gram): 5,3 gram protein
- Kefir (100 gram): 3 gram protein
- Tahu (100 gram): 8 gram protein
- Tempe (100 gram): 18,5 gram protein
- Ayam (100 gram): 25,8 gram protein
- Sapi (100 gram): 26 gram protein
- Kambing (100 gram): 20,6 gram protein
- Babi (100 gram): 19,3 gram protein
- Ikan salmon (100 gram): 20 gram protein
- Kerang (100 gram): 11 gram protein
- Cumi-cumi (100 gram): 15,6 gram protein
- Udang (100 gram): 24 gram protein
- Lobster (100 gram): 19 gram protein
- Kepiting (100 gram): 18 gram protein
- Sosis (100 gram): 12 gram protein
- Ham (100 gram): 18 gram protein
- Daging asap (100 gram): 29 gram protein
- Kacang almond (100 gram): 21 gram protein
- Kacang mete (100 gram): 18 gram protein
- Kacang tanah (100 gram): 25 gram protein
- Kacang hijau (100 gram): 9 gram protein
- Kacang merah (100 gram): 8 gram protein
- Oatmeal (100 gram): 3,3 gram protein
- Quinoa (100 gram): 4,4 gram protein
6. Vitamin B
Keluarga vitamin B, yang berasal dari sayuran berdaun hijau, sangat baik untuk otak. Anda dapat membuat rencana menu harian untuk bayi Anda dengan telur organik, beras merah, kacang-kacangan. Sedangkan bayam, kangkung, dan kol mengandung vitamin B6, B12, zat besi, dan folat yang baik untuk otak.
Vitamin B pada anak dapat berbeda-beda tergantung pada usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, dan aktivitas fisik anak.
Berikut adalah angka kecukupan gizi vitamin B harian untuk anak usia 0 sampai 5 tahun yang diatur oleh Kementerian Kesehatan Indonesia dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia:
Vitamin B1 (tiamin):
- 0-6 bulan: 0,2 mg/hari
- 6-11 bulan: 0,3 mg/hari
- 1-3 tahun: 0,5 mg/hari
- 4-6 tahun: 0,6 mg/hari
Vitamin B2 (riboflavin):
- 0-6 bulan: 0,3 mg/hari
- 6-11 bulan: 0,4 mg/hari
- 1-3 tahun: 0,5 mg/hari
- 4-6 tahun: 0,6 mg/hari
Vitamin B12 (kobalamin):
- 0-6 bulan: 0,4 mcg/hari
- 6-11 bulan: 1,5 mcg/hari
- 1-3 tahun: 1,5mcg/hari
- 4-6 tahun: 1,5 mcg/hari
Berikut adalah Jenis makanan yang kaya akan vitamin B:
Vitamin B1 (Tiamin):
- Kacang hijau (100 gram): sekitar 0,24 mg tiamin
- Kacang merah (100 gram): sekitar 0,27 mg tiamin
- Kacang tanah (100 gram): sekitar 0,64 mg tiamin
- Daging sapi (100 gram): sekitar 0,07 mg tiamin
- Daging domba (100 gram): sekitar 0,16 mg tiamin
- Ikan salmon (100 gram): sekitar 0,14 mg tiamin
- Ikan tuna (100 gram): sekitar 0,43 mg tiamin
- Gandum utuh (100 gram): sekitar 0,55 mg tiamin
- Roti gandum utuh (100 gram): sekitar 0,14 mg tiamin per slice (30 gram)
- Kentang (100 gram): sekitar 0,09 mg tiamin
- Ubi jalar (100 gram): sekitar 0,11 mg tiamin
- Bayam (100 gram): sekitar 0,09 mg tiamin
- Brokoli (100 gram): sekitar 0,11 mg tiamin
- Kembang kol (100 gram): sekitar 0,07 mg tiamin
Vitamin B2 (Riboflavin):
- Telur (100 gram): 0,5 mg
- Produk susu seperti susu, keju, dan yoghurt (100 gram): 0,2-0,5 mg
- Daging merah seperti sapi dan domba (100 gram): 0,1-0,3 mg
- Ikan seperti salmon dan tuna (100 gram): 0,1-0,3 mg
- Sayuran hijau seperti brokoli, bayam, dan kembang kol (100 gram): 0,1-0,3 mg
- Kacang-kacangan seperti almond dan kacang mete (100 gram): 0,1-0,3 mg
- Sereal gandum utuh dan roti gandum utuh (100 gram): 0,1-0,3 mg
Vitamin B3 (Niasin):
- Telur: sekitar 1,1 mg niacin per butir telur ukuran sedang (50 gram)
- Susu sapi: sekitar 0,1-0,4 mg niacin per 100 gram (tergantung pada jenis susu)
- Keju: sekitar 0,2-7,5 mg niacin per 100 gram (tergantung pada jenis keju)
- Yogurt: sekitar 0,2-0,6 mg niacin per 100 gram (tergantung pada jenis yogurt)
- Daging sapi: sekitar 3,5-5,5 mg niacin per 100 gram
- Daging domba: sekitar 7,2 mg niacin per 100 gram
- Ikan salmon: sekitar 8,5 mg niacin per 100 gram
- Ikan tuna: sekitar 12,8 mg niacin per 100 gram
- Bayam: sekitar 0,5 mg niacin per 100 gram
- Brokoli: sekitar 0,6 mg niacin per 100 gram
- Kembang kol: sekitar 0,5 mg niacin per 100 gram
- Almond: sekitar 3,7 mg niacin per 100 gram
- Kacang mete: sekitar 1,1 mg niacin per 100 gram
- Gandum utuh: sekitar 4,5 mg niacin per 100 gram
- Roti gandum utuh: sekitar 2,5 mg niacin per 100 gram
Vitamin B12 (Kobalamin):
Vitamin B12 ditemukan terutama pada produk hewani, dan tidak ditemukan dalam jumlah yang signifikan dalam bahan makanan tanaman. Berikut adalah kadar vitamin B12 pada beberapa Jenis makanan yang mengandung vitamin B12:
- Daging sapi: 1,5-2,0 mcg
- Daging ayam: 0,3-1,0 mcg
- Ikan seperti salmon, tuna, dan sarden: 3,5-5,0 mcg
- Telur: 0,5-0,6 mcg
- Susu dan produk susu seperti keju dan yoghurt: 0,2-2,0 mcg
- Tahu dan tempe: 0,1-0,5 mcg
Kombinasi dari makanan-makanan tersebut akan membantu memenuhi kebutuhan vitamin B pada tubuh kita.
7. Glukosa
Glukosa yang paling menyehatkan otak berasal dari makanan gandum, buah-buahan, dan sayuran. Makan teratur dengan menu makanan yang tepat dapat memudahkan anak untuk berkonsentrasi dan mengingat. Nah, yang perlu dihindari adalah glukosa dari permen, soda, dan produk yang mengandung gula rafinasi.
Mengonsumsi camilan whole-food dapat membantu menyeimbangkan gula darah dan mendukung konsentrasi dan fokus si kecil. Beberapa ide camilan untuk anak misalnya kue gandum dengan alpukat atau bola-bola protein yang terbuat dari gandum, bubuk kakao, dan selai kacang.
Glukosa adalah sumber energi utama bagi tubuh dan dapat diperoleh dari karbohidrat yang dikonsumsi. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi Kemenkes, berikut adalah kebutuhan karbohidrat harian untuk anak:
- Anak usia 0-5 bulan adalah 59 gram per hari,
- Anak usia6-11 bulan adalah sebanyak 105 gram
- Anak usia 1-3 tahun adalah sekitar 215 gram per hari,
- Anak usia 4-6 tahun sekitar 220 gram per hari.
Namun, kebutuhan karbohidrat untuk setiap individu dapat berbeda-beda tergantung pada faktor seperti usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan.
Kebutuhan glukosa untuk balita sebaiknya dipenuhi melalui konsumsi sumber karbohidrat kompleks seperti:
- Nasi putih (100 gram): 28-31 gram glukosa
- Roti (100 gram): 40-50 gram glukosa
- Kentang(100 gram): 17-18 gram glukosa
- Jagung (100 gram): 19-22 gram glukosa
- Sereal (misalnya sereal sarapan) (100 gram): 66-73 gram glukosa
- Buah-buahan (misalnya pisang, apel, stroberi) (100 gram): 5-15 gram glukosa
- Sayuran (misalnya brokoli, wortel, bayam) (100 gram): 1-3 gram glukosa
Karbohidrat kompleks ini mengandung serat yang baik untuk kesehatan pencernaan, serta vitamin dan mineral penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
8. Antioksidan
Antioksidan bermanfaat tidak hanya untuk otak. Tapi juga menjaga kesehatan secara keseluruhan. Dalam buah beri, misalnya, sifat antioksidan ini juga bermanfaat meningkatkan otak.
Kemenkes dan WHO (World Health Organization) juga tidak menentukan angka kecukupan gizi antioksidan harian yang spesifik untuk anak usia 0 sampai 5 tahun. Namun, WHO merekomendasikan asupan buah dan sayuran sebagai sumber utama antioksidan.
Menurut WHO, setiap orang, termasuk anak-anak, sebaiknya mengonsumsi minimal 400 gram buah-buahan dan sayuran setiap hari. Konsumsi buah dan sayuran yang cukup dapat memberikan asupan antioksidan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Sumber antioksidan di antaranya adalah:
- berbagai jenis buah yang bervariasi
- sayuran berwarna.
Kadar antioksidan pada bahan makanan dapat bervariasi tergantung pada jenis, varietas, kondisi pertumbuhan, dan faktor lainnya. Namun, berikut adalah beberapa contoh kadar antioksidan pada 100 gram bahan makanan:
Buah-buahan:
- Stroberi (100 gram): 4.56 mmol Trolox equivalents (TE)
- Blueberry (100 gram): 9.2 mmol TE
- Jeruk (100 gram): 1.61 mmol TE
- Kiwi (100 gram): 1.1 mmol TE
- Anggur (100 gram): 2.56 mmol TE
- Apel (100 gram): 0.17 mmol TE
- Pisang (100 gram): 0.1 mmol TE
Sayuran:
- Bayam (100 gram): 2.71 mmol TE
- Kangkung (100 gram): 1.45 mmol TE
- Brokoli (100 gram): 1.55 mmol TE
- Wortel (100 gram): 0.34 mmol TE
- Kacang hijau (100 gram): 0.56 mmol TE
- Kubis (100 gram): 0.32 mmol TE
Buah dan sayuran yang berwarna-warni umumnya mengandung lebih banyak antioksidan dibandingkan dengan yang berwarna monoton.
9. Magnesium
Nah, untuk memperkaya menu sekaligus menunjang kecerdasan otak anak, Parents bisa mengolah jenis makanan yang mengandung magnesium. Seperti kentang yang belum dikupas, yogurt, keju, tahu, ikan, lentil, dan bayam.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia, angka kecukupan gizi magnesium (Mg) untuk anak usia 0-5 tahun adalah sebagai berikut:
- Usia 0-6 bulan: 30 mg/hari
- Usia 6-11 bulan: 55 mg/hari
- Usia 1-3 tahun: 65 mg/hari
- Usia 4-6 tahun: 95 mg/hari
Magnesium (Mg) merupakan mineral penting yang diperlukan oleh tubuh, terutama untuk membangun tulang dan gigi yang kuat serta menjaga fungsi saraf dan otot yang normal. Magnesium juga membantu mengatur detak jantung dan tekanan darah.
Sumber makanan yang kaya magnesium meliputi:
- Kacang almond (100 gram): 268 mg
- Kacang mete (100 gram): 292 mg
- Kacang hijau (100 gram): 160 mg
- Kacang merah (100 gram): 79 mg
- Biji bunga matahari (100 gram): 325 mg
- Biji wijen (100 gram): 351 mg
- Oatmeal (100 gram): 117 mg
- Quinoa (100 gram): 197 mg
- Bayam (100 gram): 79 mg
- Brokoli (100 gram): 21 mg
- Kubis (100 gram): 18 mg
- Selada (100 gram): 13 mg
- Salmon (100 gram): 30 mg
- Tuna (100 gram): 64 mg
- Sarden (100 gram): 42 mg
- Makerel (100 gram): 97 mg
- Daging sapi (100 gram): 21 mg
- Daging ayam (100 gram): 24 mg
- Daging babi (100 gram): 23 mg
- Susu (100 gram): 10 mg
- Keju cheddar (100 gram): 28 mg
- Yogurt (100 gram): 11 mg
10. Luteolin
Luteolin adalah senyawa tumbuhan yang membantu mengurangi efek penuaan pada otak. Selain itu, wortel dan tomat yang tinggi kandungan luteolin mampu membantu meningkatkan kekuatan otak. Plus, jenis makanan ini juga berperan dalam meningkatkan ketajaman memori.
Kemenkes tidak menyebutkan angka kecukupan gizi untuk luteolin.
Meskipun luteolin memiliki berbagai manfaat kesehatan seperti antioksidan dan antiinflamasi, namun belum ada rekomendasi yang spesifik mengenai kebutuhan harian luteolin untuk anak usia 0-5 tahun. Oleh karena itu, sebaiknya mengonsumsi berbagai jenis sayuran dan buah-buahan yang mengandung luteolin sebagai bagian dari pola makan yang seimbang dan bervariasi.
Luteolin merupakan salah satu jenis senyawa flavonoid yang ditemukan pada beberapa jenis sayuran dan buah-buahan seperti:
- Brokoli (100 gram): sekitar 16-120 mikrogram
- Bawang bombay (100 gram): sekitar 2-10 mikrogram
- Wortel (100 gram): sekitar 0,6-3,6 mikrogram
- Apel (100 gram): sekitar 0,1-6,6 mikrogram
- Jeruk nipis (100 gram): sekitar 0,7-1,3 mikrogram.
Itulah 10 nutrisi yang dibutuhkan anak untuk mengembangkan kemampuannya. Anda bisa mengolahnya dengan kreatif agar anak tidak malas makan dan makan teratur.
Berikut ini beberapa pilihan makanan bernutrisi untuk perkembangan otak yang dapat meningkatkan kecerdasan otak anak diantaranya:
- Salmon
- Makarel
- Tuna
- Telur
- Bayam
- Brokoli
- Blueberries
- Strawberry
- Almond
- Kenari
- Biji Chia
- Susu
- Keju
- Yogurt
- Oatmeal
- Quinoa
- Ayam
- Daging Sapi
- Wortel
- Pisang
- Avocado
- Lentil
- Tahu dan Tempe
- Paprika merah
- Biji Labu
Susu sebagai Sumber Nutrisi untuk Kecerdasan Otak Anak
Selain sumber makanan di atas, Bunda juga bisa memberikan susu pertumbuhan yang sudah terfortifikasi nutrisi penting yang dibutuhkan oleh anak. Bunda bisa memberikan SGM Eksplor, satu-satunya susu pertumbuhan dengan dengan IronC™ untuk dukung penyerapan nutrisi 2x lipat.
SGM Eksplor juga dilengkapi dengan DHA, Minyak Ikan, Omega 3&6 serta nutrisi penting lainnya untuk bantu si Kecil tumbuh maksimal* jadi generasi maju yang berpikir cepat dan berani.
Selain itu, SGM Eksplor terbukti sebagai susu pertumbuhan no. 1 pilihan jutaan Bunda Indonesia. Jadi pastikan untuk susu pertumbuhan anak, pilih yang pasti, ya Bun! Pilih SGM Eksplor dengan IronC™!
#PilihSGMEksplor #PastinyaSGMEksplor #SGMEksplor
Untuk info lebih lanjut mengenai SGM Eksplor dengan IronC, Bunda bisa klik di sini.
Itulah beragam informasi tentang nutrisi penting untuk kecerdasan anak Anda. Banyak nutrisi yang penting untuk perkembangan otak pada anak. Mengonsumsi makanan sehat membantu memastikan otak anak berfungsi optimal, memberikan manfaat jangka panjang dan jangka pendek. Semoga informasi ini bermanfaat, Bunda.
***
Artikel telah diupdate oleh: Kalamula Sachi & Alya
Baca juga:
Waspada Bahaya Kekurangan Protein pada Anak, Kenali 5 Tandanya Berikut Ini
12 Tanda Anak Kurang Gizi, Parents Wajib Waspada Nih!
Anak pintar dan cerdas bisa terwujud bila orangtua rajin lakukan 10 hal ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.