Bioskop Indonesia tengah diguncang film horor, warganet belum lama dibuat gemas. Bagaimana tidak, orang tua mengajak serta anaknya yang masih balita nonton Siksa Kubur. Padahal, nonton film horor dampaknya tidak baik untuk anak.
“Dari masuk bioskop anaknya udah nangis sambil bilang ‘takuuuutt’ padahal posisi bioskop masih terang benderang, dimarahin sama orangtuanya ‘ngapain takut sih?’.”
Bukan cuma satu tapi ada beberapa keluarga yang membawa anak-anak yang menonton film dengan rating usia di atas 17 tahun itu. Diharapkan tidur selama film, mau tak mau anak kecil tersebut ternyata ikut menonton Siksa Kubur.
“Abis nonton gw ke toilet dan ketemu mereka lagi. Kebetulan toilet di situ cuma sebiji jadi mau ga mau w ngantri di belakang mereka. Di toilet mereka lama banget bahas filmnya,” tutur teman pemilik akun Gita itu.
Curhatan yang sudah dilihat 1,2 juta kali itu bahkan mendapat atensi dari sang sutradara Joko Anwar. Joko berharap agar hal ini menjadi perhatian orang tua.
Hal ini pernah ditegaskan oleh Psikolog Anak dan Remaja Vera Itabiliana, kepada theAsianparent Indonesia. Dirinya menuturkan bahwa usia anak-anak memang belum bisa membatasi mana yang sekadar khayalan dan kenyataan.
Anak-anak belum paham kalau film cuma sebatas karya fiksi. Alhasil mereka pun bisa mendapatkan efek negatifnya dari kekerasan, adegan sensual, hal yang menyeramkan atau makian kasar yang ditampilkan dalam film.
Oleh karena itulah Vera mengingatkan, bahwa penting bagi orangtua bahwa anak-anak perlu tontonan yang sesuai dengan usianya. “Film itu merupakan salah satu media yang mudah memengaruhi anak-anak, bahkan sejak mereka bayi sekalipun. Oleh karena itu lebih hati-hati dengan tontonan anak-anak,” ujarnya.
Efek Negatif Saat Anak Nonton Film Horor
So, sebelum Parents memutuskan mengajak si kecil nonton film horor, sebaiknya ketahui dulu efek negatif nonton film horor untuk anak berikut ini
1. Sulit Membedakan Realita dan Fiksi
Orang dewasa bisa dengan mudah membedakan antara dunia realita dan fiksi. Namun, berbeda dengan anak-anak yang belum bisa membedakannya. Bisa saja si kecil menganggap apa yang dilihatnya dalam film horor adalah realita. Sesuatu yang memang benar-benar terjadi.
Sebuah studi ilmiah yang dilakukan Joanne Cantor, profesor seni komunikasi di University of Wisconsin, dan Dr. Kristen Harrison, profesor studi komunikasi di University of Michigan, mencatat kalau anak-anak paling berisiko mengalami efek ketakutan yang akan bertahan lama.
Si kecil bisa menganggap sosok menyeramkan dalam film adalah nyata, sehingga ia bisa membuat bayangan dan fantasinya sendiri. Hal ini tentu saja bisa membuatnya sangat takut dengan fantasinya tersebut.
2. Menimbulkan Kecemasan dan Fobia
Tidak mudah untuk memprediksi siapa yang akan mengembangkan gangguan kecemasan atau fobia dari film horor, tetapi anak-anak dan remaja sering kali memiliki risiko yang lebih besar ketimbang orang dewasa.
Menurut ahli teori perkembangan Swiss, Jean Piaget, pengembangan kognitif didasarkan pada skema, atau cara memahami dunia. Ketika seseorang tumbuh dan belajar, skema mereka pun berubah.
Artikel terkait: Ternyata hal ini yang membuat anak takut potong rambut di salon!
Anak-anak belum memiliki pengalaman hidup untuk menempatkan film-film horor ke dalam perspektif, sehingga mereka berisiko merasakan kegelisahan atau fobia yang bertahan lama.
Bila si kecil biasanya cemas dan takut, atau jika mereka kesulitan membedakan fantasi dari kenyataan, sebaiknya jangan dulu mengajak si kecil nonton film horor.
3. Gangguan Tidur
Banyak orang dewasa dan anak-anak kesulitan tidur segera setelah menonton film yang menakutkan. Bayangan tampak mengintimidasi, suara-suara diperbesar dan mimpi sering kali meresahkan.
Bagi kebanyakan orang, efek ini berlangsung sesaat. Tapi dalam beberapa kasus, gangguan tidur bertahan selama berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
4. Menimbulkan Perilaku Agresif
Parents tentu telah memaami bahwa anak-anak ibarat mesin foto copy, karena mereka meniru apa yang mereka lihat dilakukan orang lain. Seorang anak yang meniru gerakan tarian yang terlihat di televisi bisa jadi lucu, tetapi menciptakan kembali adegan perkelahian dari film-film horor bukanlah hal yang lucu.
RY Langham, seorang psikolog keluarga, mengatakan kepada Association for Youth, Children and Natural Psychology (AYCNP) bahwa anak-anak yang menonton film-film menakutkan dapat menunjukkan perilaku agresif atau kekerasan baik di sekolah maupun di rumah.
Artikel terkait: Anak Takut Sama Dokter? Ini 7 Tips Mudah Mengatasinya
Ini disebabkan karena ketidakmampuan mereka untuk memahami konsekuensi yang mereka miliki di dunia nyata. Sebagai contoh, anak saya berpikir dia tidak terkalahkan dan tidak mengerti mengapa dia tidak dapat melakukan aksi yang sama seperti para pahlawan dalam film.
5. Membekas di Ingatan
Sekali lagi, anak-anak tampaknya lebih terpengaruh oleh film-film menakutkan daripada orang dewasa. Anak-anak pasti merasakan hal ini jauh lebih besar ketika mereka takut.
Seperti yang dicatat Cantor dan Harrison, bahwa setelah menyaksikan film horor, anak-anak kecenderungan akan menangis, merasa mual, ingatan film tersebut akan terus melekat.
Parents tentu saja menjadi orang yang paling mengenal anak-anak, oleh karena itu alangka baiknya jika mengingat beragam efek negatif yang bisa muncul. Lagi pula, apa ruginya jika si kecil tidak menyaksikan film horor?
Mengingat lebih banyak efek negatif yang bisa ditimbulkan, tak ada salahnya jika Parents bersabar hingga beberapa tahun ke depan untuk mengajak si kecil bersama. Atau, mengapa tidak mengajak pasangan saja sebagai menu kencan di akhir pekan?
Referensi: Romper, Lifestrong
Baca juga:
Wajib tahu! 10 hal yang sering membuat anak takut, dan cara tepat menanganinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.