Parents sering ngulet? Kebiasaan ini ternyata memiliki banyak manfaat bagi tubuh, loh. Bisa dikatakan, aktivitas ini merupakan salah satu hal yang pasti dilakukan oleh setiap orang. Terutama ketika baru bangun tidur di pagi hari. Bahkan, kegiatan ini juga sudah mulai kita lakukan sejak bayi.
Apa Itu Ngulet?
Ngulet sendiri diartikan sebagai gerakan meregangkan tubuh sembari menguap, khususnya saat bangun tidur. Kegiatan ini biasanya berlangsung secara alami dan bersifat otomatis. Baru-baru ini, para pakar menemukan bahwa ngulet memiliki efek yang jauh lebih besar dari sekedar meregangkan tubuh dan menguap.
Lebih lanjut, tentu Anda pernah melihat ritual kucing atau anjing saat bangun tidur, bukan? Mereka biasanya meregangkan kaki-kakinya serta melengkungkan punggungnya untuk ‘membangunkan’ tubuhnya.
Seharusnya, manusia pun melakukan hal serupa kala bangun tidur. Sayangnya, faktor usia serta kehidupan modern membuat manusia lupa akan insting alami untuk ngulet ini. Jadwal yang padat dan sibuk membuat manusia harus segera bangkit dari tempat tidur saat alarm berbunyi.
Dalam bahasa medis, ngulet disebut dengan pandikulasi. Gerakan ini sesungguhnya merupakan hal paling mendasar bagi fungsi saraf dan otot manusia.
Dalam hal menjaga kesehatan saraf dan otot, peran ngulet sama pentingnya dengan rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Ini karena ketika tubuh berhenti mengulet, otot-otot akan menjadi kaku, tegang, dan nyeri. Postur tubuh pun menjadi buruk.
Artikel terkait: Jangan Disepelekan, Ini 8 Bahaya Kebiasaan Tidur Setelah Keramas
Manfaat dan Pentingnya Ngulet bagi Tubuh Manusia
Kira-kira, apa, sih, manfaat dan pentingnya ngulet?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari ketahui dulu apa yang terjadi saat tubuh mengulet. Coba rentangkan lengan Parents di atas kepala, kepalkan tangan dan regangkan seperti saat bangun tidur. Otot-otot akan mengencang saat berkontraksi dan ‘memanjang’ kembali setelah relaksasi atau istirahat.
Singkatnya, melalui ngulet, otot-otot tubuh diregangkan secara aktif melalui proses kontraksi sebelumnya. Proses ini terjadi di sistem saraf pusat, sehingga otak mendapatkan umpan balik dari otot-otot yang berkontraksi. Dengan demikian, ngulet membantu otak manusia mengatur ulang apa yang dianggapnya sebagai otot yang rileks dan otot yang kontraksi.
Setiap gerakan repetitif (berulang) yang dilakukan setiap hari akan membentuk kebiasaan di dalam sistem saraf pusat. Manusia memiliki kebiasaan yang baik seperti berjalan pagi, bersepeda, berenang, atau menggunakan sendok garpu untuk memasukkan makanan ke dalam mulut. Namun, manusia juga punya kebiasaan buruk. Seperti ketika seseorang harus duduk di depan komputer setiap hari, lengan akan terangkat untuk memegang dan mengoperasikan mouse.
Bila kebiasaan tersebut dilakukan terus-menerus, otot akan terbiasa menahan lengan pada posisi itu. Pada gilirannya, otak akan mengeluarkan kebiasaan itu di luar kendali manusia, mengatur ulang tingkat otot yang berkontraksi, dan otot yang rileks.
Nah, saat mengulet, otot-otot dikontraksikan secara penuh, bahkan melampaui kontraksi yang biasanya. Melalui kontraksi yang ‘diperpanjang’ tersebutlah, otak akan mengatur ulang panjang otot yang dirasakan. Ini memungkinkan otot untuk berkontraksi pada jangkauan yang sebenarnya alih-alih ‘terjebak’ pada mode kebiasaan tertentu—seperti mengoperasikan mouse tadi—meski sedang tidak melakukannya.
Ngulet Berbeda dengan Peregangan Pasif
Coba bayangkan Anda menggunakan pakaian yang kekecilan. Anda harus meregangkan serat-serat kainnya supaya bisa dipakai. Peregangan ini—yang sebetulnya agak dipaksakan—bisa membuat serat-serat baju rusak, bahkan robek.
Analogi ini mirip dengan yang terjadi pada otot saat diregangkan. Di dalam otot, terdapat sel-sel yang berkomunikasi dengan otak tentang seberapa tegang atau rileksnya otot pada satu waktu.
Ketika otot diregangkan secara pasif, sel-sel akan mengirimkan sinyal bahwa serat-seratnya sedang diregangkan. Dan bila diregangkan terlalu jauh, sel tersebut akan mengirimkan sinyal yang seolah-olah berkata, “Stop! Kontraksi!”. Ini adalah respon perlindungan supaya otot tidak diregangkan terlalu jauh dan mengalami kerusakan.
Saat mengulet, karena ada kontraksi aktif otot sebelum diregangkan, sel-sel ini tertimpa dengan komunikasi lain yang memberitahu sistem saraf, “Oh, ini masih bisa kok, tidak apa-apa, semua terkendali.”
Perbedaan utama antara ngulet (pandikulasi) dan peregangan pasif terletak pada ada tidaknya proses pembelajaran dan informasi baru yang masuk ke dalam otak.
Artikel terkait: Tanpa Obat, 15 Cara Alami Menghilangkan Pusing dan Sakit Kepala
Pada peregangan pasif, Anda menggunakan alat bantu dari luar untuk membantu mencapai peregangan. Yang dimaksud dengan bantuan dapat berupa berat tubuh, tali, gravitasi, orang lain atau alat-alat peregangan. Melalui metode ini, tidak ada informasi baru yang masuk ke dalam korteks sensorimotor, bagian otak yang mengatur tonus (kekuatan) otot dan gerakan. Jadi, tidak ada hal baru yang dipelajari oleh otak.
Sebaliknya, ngulet merupakan proses peregangan aktif yang diawali dengan melakukan kontraksi otot secara sadar, melampaui kemampuan kontraksi yang biasanya. Setelah itu, otot direlaksasi secara perlahan hingga akhirnya betul-betul rileks. Metode ini memberikan informasi baru pada otak, memungkinkan perubahan otot terjadi dari dalam, yakni pada tingkat sistem saraf-otot. Sebagai umpan balik, otak akan mengatur ulang panjang otot sehingga otot bisa lebih rileks.
Perbedaan berikutnya, peregangan pasif memang kadang terasa nyaman, dan bila dilakukan dengan hati-hati dapat meredakan nyeri. Akan tetapi, tidak ada perubahan permanen yang bisa dicapai. Parents harus sering-sering melakukannya karena tidak ada komunikasi antara otot dengan otak. Sebaliknya, ngulet selalu terasa nyaman dan membuat Anda rileks. Oleh karena ada komunikasi antara otot dengan otak, efeknya akan lebih permanen dan signifikan.
Termasuk Aktivitas yang bisa ‘Dilatih’
Belajar dari mekanisme di baliknya, kini teknik mengulet banyak dipakai untuk membantu meringankan kondisi nyeri kronis dan gangguan postur, seperti nyeri punggung, nyeri sendi, skoliosis, postur tubuh membungkuk, dan lainnya. Teknik yang disebut dengan voluntary pandiculation ini dikembangkan oleh Thomas Hanna, seorang ahli neurofisiologi dan pendiri Clinical Somatic Education, di tahun 1970-1980.
Ia mengembangkan suatu cara yang efektif untuk mengurangi ketegangan otot dengan menggunakan respon ngulet alami. Yaitu, dengan memperlambat kontraksi dan relaksasi otot melalui gerakan-gerakan yang volunter atau disadari.
Anda bisa mencoba teknik relaksasi ini dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Kontraksikan otot yang terasa kaku atau tegang dengan perlahan dan lembut. Lakukan dalam kisaran yang membuat Anda nyaman.
- Perlahan, lepaskan kontraksi (relaksasi) secara perlahan, seperti ketika Anda bangun tidur di pagi hari dan menguap.
- Relaksasi total. Betul-betul lepaskan kontraksi otot yang ada.
Anda bisa merasakan perbedaannya tidak hanya pada sensasi dan kendali otot, tetapi juga pada rentang gerak otot. Ini adalah kunci untuk menghilangkan rasa nyeri dalam jangka panjang dan meningkatkan rentang gerak dan mobilitas.
Artikel terkait: 10 Penyebab Payudara Gatal pada Perempuan, Bunda Merasakannya?
Itulah ulasan seputar ngulet dan manfaatnya bagi tubuh kita. Jadi, mulai sekarang tidak ada salahnya untuk biasakan mengulet sebelum bangun dari tempat tidur agar bisa merasakan manfaatnya. Rentangkan lengan dan kaki sejauh mungkin, dan putar sedikit batang tubuh Anda.
Nikmati ritual bangun tidur ini selama Parents masih ingat dan mampu melakukannya. Kebiasaan ngulet ini, yang tampak begitu sederhana, ternyata sangat bermanfaat untuk kesehatan saraf dan otot tubuh kita, loh.
***
Baca juga:
Sangat Menular! Ini 4 Kurap Jenis Kurap yang Bisa Dialami Siapa Saja
Kanker Ginjal – Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi
Bisa Mengenai Saraf, Ketahui Gejala dan Cara Pengobatan Lepra atau Kusta
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.